"Dia gadis pintar, ceria, dan ramah pada siapa saja. Bisa dikatakan, Marion adalah idola semua pria di kampus," jelas Papa kemudian dengan suara yang sedikit bergetar.
Adinda merasakan tangan Jesse mengusap bahunya dengan lembut.
"Dan kau jatuh cinta padanya meskipun saat itu kau sudah menikah," ucap Adinda sambil memandang Papanya dengan tajam.
Wajah Papa memerah karena rasa bersalah saat pria itu mengangguk. "Sulit untuk tidak jatuh cinta pada Marion. Dia benar-benar...malaikat."
"Tetapi kau sudah menikah! Kau bahkan sudah memiliki Ananda!" seru Adinda dengan sedikit emosi.
Bayangkan bagaimana perasaan Ananda jika mengetahui semua ini? Usianya hanya terpaut satu tahun delapan bulan dengan Ananda, dan sejak dulu, mereka selalu menjadi saudara perempuan yang saling menyayangi.
Itu berarti, besar kemungkinan, Papa sudah berselingkuh dengan Marion sebelum Ananda berusia satu tahun. Apa yang ada di pikiran Papa saat itu? Apa benar Marion menggoda Papa lebih dulu?
"Mamamu menolak untuk ikut ke Belanda saat itu karena Ananda masih sangat kecil. Papa menyayangi Mamamu meskipun pernikahan kami karena perjodohan, dan Papa juga sangat mencintai Ananda, tetapi Marion..." Pria itu menyugar rambutnya dengan rasa frustasi. "Hubungan kami berbeda. Papa seperti menemukan seseorang yang benar-benar Papa inginkan."
"Apapun alasannya, Papa tetap bersalah karena telah mengkhianati Mama."
Papa mengangguk. "Papa sudah katakan itu adalah kesalahan terbesar Papa, dan Papa beruntung karena Mama masih mau memaafkan Papa."
"Jadi bagimu aku hanya kesalahan?"
Papa menatapnya kaget sambil menggeleng. "Tentu saja tidak! Kesalahanku adalah jatuh cinta pada Marion. Namun, meskipun begitu, Papa tidak menyesali setiap detik waktu yang Papa habiskan dengannya. Juga saat menantikan kelahiranmu. Marion begitu mencintaimu dan tidak sabar melihatmu lahir."
Egois! Batin Adinda dengan marah. Bagaimana Papa bisa berpikir untuk memiliki kedua wanita itu? Ia memiliki istri dan anak di negaranya, tetapi juga bermesraan dengan wanita lain di tempat lain.
"Dia tahu Papa sudah menikah?"
Papa menggeleng. "Marion tidak pernah tahu itu bahkan sampai ia mengembuskan napas terakhirnya."
Tangan Adinda mengepal. Ia sangat ingin memukul dan menyakiti Papa agar pria itu merasakan sakitnya dikhianati. Bagaimana bisa Papa menjadi pria yang sejahat itu?
"Papa berdosa, Nak. Padamu, Marion, Mamamu, juga kedua saudaramu, dan Papa berusaha memperbaiki itu semua."
"Dengan apa??" Suara Adinda kembali meraung. "Dengan mengabaikanku dan selalu lebih mementingkan Mama? Dengan lebih mencintai Kak Nanda dan Aidan lebih daripada diriku? Itu yang Papa bilang memperbaiki kesalahan??"
"Setiap kali melihatmu, Papa selalu teringat pada Marion, dan itu membuat Papa tidak pernah bisa melupakan dosa Papa pada keluarga kita."
Adinda mendengkus. Keluarga kita! Baginya, itu bukan lagi 'kita' melainkan 'mereka'.
Ia jelas-jelas hanya orang asing yang tiba-tiba hadir dan merusak kebahagiaan keluarga sempurna yang diinginkan Mama.
"Seharusnya kau antarkan saja aku ke panti asuhan daripada kau bawa pulang!"
Ia ingin pergi dari sini, tetapi cengkeraman Jesse di bahunya membuat Adinda tetap berada di tempatnya. Ia sudah muak dengan Papa dan segala alasan yang diberikan pria itu.
"Keluarganya ingin mengasuhmu. Kakek nenekmu mungkin marah pada Papa karena telah membohongi putri tersayang mereka, tetapi aku tidak ingin kau diasuh mereka karena itu berarti, Papa tidak akan bisa melihatmu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Love Your Daddy! (TAMAT)
RomanceVERSI LENGKAPNYA SUDAH BISA DIBACA DI KARYAKARSA dan PLAYSTORE Seumur hidupnya, Adinda Abimanyu selalu menjadi yang terabaikan di keluarganya. Ia tidak pernah terlalu dipedulikan karena ia adalah anak kedua. Karena itulah ia memutuskan pergi untuk m...