BAB 05. Arah

2.3K 283 6
                                    

Danny seperti kembali masa lalu saat seorang wanita dengan anggun berjalan mendekat ke arahnya. Wanita itu mengenakan kebaya brokat berwarna broken white berlengan pendek dengan jarik lilit bermotif mega mendung membungkus tubuh bagian bawah. Memperlihatkan tubuh sintalnya yang padat dan berisi di tempat-tempat yang tepat. Di tangannya tergenggam clutch yang serasi dengan kebaya. Kaki wanita itu terbungkus high heels berwarna senada.

Danny kemudian melarikan mata pada wajah ayu yang juga sedang menatapnya. Harus Danny akui kalau ia terpesona. Ini kali kedua–setelah bertahun-tahun yang lalu–ia melihat seorang Sandra berdandan full make up. Rambut hitam sebahu milik wanita itu tergerai bebas dengan hiasan jepit rambut beraksen bunga kecil di sisi kanan kepala.

"Kamu ngapain di sini?" tanya wanita itu saat sudah berhadapan dengan Danny. Nada suaranya agak judes. Sangat tidak sesuai dengan penampilannya yang anggun.

"Kamu sendiri lagi ngapain di sini?" Danny bertanya balik sambil menikmati ekspresi wajah Sandra yang seperti tengah menyimpan amarah terhadapnya. Entah apa masalahnya.

"Saya kondangan," jawab Sandra dengan malas. Padahal salah dia sendiri yang pertama menanyakan tentang sesuatu yang jawabannya sudah jelas.

"Jawaban saya juga sama," Danny menjawab dengan spontan. "Kamu teman mempelai wanita?" tanyanya kemudian.

"Bukan. Saya kenalan Oki Sanjaya." Ada keengganan saat nama Oki terucap dari bibir Sandra.

Pupil mata Danny melebar. "Lho, kamu kenal sama Oki?"

"Iya. Kalau nggak kenal saya nggak akan di sini sekarang," jawab Sandra masih mempertahankan nada jutek dalam suaranya.

Lagi-lagi pertemuan tak terduga. Dunia memang sesempit itu sampai-sampai di acara kondangan pun kembali bertemu, sebagai tamu undangan dari Oki. Sandra masih tidak bisa habis pikir, bahkan mereka mempunyai kenalan yang sama. Semesta suka sekali mempermainkan manusia.

Bersitatap dengan Danny tidak pernah tidak membuat hatinya tenang. Sulit untuk mengendalikan emosi karena hanya dengan melihat wajah lempeng Danny itu saja Sandra tidak tahan. Tidak tahan untuk membuat muka rupawan itu babak belur.

Tadi saat Sandra menangkap siluet laki-laki itu dalam balutan batik saja sudah membuatnya mendesis kesal karena sudut hati terdalamnya dengan mudah memuji Danny. Kewibawaan laki-laki itu semakin terlihat dalam balutan batik berlengan panjang yang dikenakannya saat ini. Rambut ikalnya juga tersisir rapi. Hanya satu saja yang kurang. Laki-laki itu pelit senyum. Setiap kali melihat Danny, Sandra akan otomatis teringat dengan Nicholas Saputra saat sedang jelek. Yang artinya adalah Danny–kembaran pemeran Rangga di film Ada Apa Dengan Cinta KW super–itu selalu tampil ganteng.

"Oki nggak pernah bilang kalau kenal sama kamu," gumam Danny pelan.

"Kamu barusan ngomong apa?"

"Saya nggak ngomong ke kamu, kok."

"Oh, oke. Kalau gitu saya duluan, Danny," pamit Sandra saat melihat Laksa berjalan mendekat ke arahnya. Laki-laki yang tadinya pamit untuk ke kamar kecil dan meninggalkan Sandra sendirian itu sudah kembali.

"Sandra, sebentar!" seru Danny, menahan Sandra yang sudah mau melangkah pergi. "Kamu sudah makan?"

"Udah. Saya mau salaman terus pulang," jawab Sandra buru-buru. Seperti enggan berlama-lama bersama Danny. Ia tidak ingin tambah pusing menghadapi Laksa yang mungkin saja curiga. Well, memang kemungkinannya kecil sekali. Laksa adalah tipe pasangan yang santai dan membebaskan Sandra untuk berteman dengan siapa saja. Tidak dipungkiri, laki-laki itu juga berteman dengan banyak wanita yang tergabung dalam komunitas gamers di Indonesia–bahkan sering mengadakan kopi darat sampai menyewa vila untuk menginap bersama–dan Sandra juga santai saja.

BEDROOM WARFARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang