BAB 52. Surgery

1K 140 4
                                    

Begitu pintu ruang operasi sepenuhnya tertutup, Laksa mendudukkan diri di kursi tunggu. Matanya melirik ke kanan kiri, tidak ada siapa-siapa. Ruang tunggu itu terlalu sepi. Laksa pun membuka ponsel untuk membunuh waktu.

Ia sedang memainkan game di ponselnya, sedikit lagi ia hampir menang mengalahkan musuh, namun layarnya tiba-tiba berubah tampilan. Laksa sudah hampir mengeluarkan umpatan, tapi urung karena ada panggilan masuk dari Oki Sanjaya. Laksa pun merutuk karena ia melupakan rekan kerjanya yang datang ke rumah sakit bersamanya.

"Lo ke WC lama amat sampe seabad nggak balik-balik. Ngecengin suster-suster cakep, ya?" sembur Oki penuh tuduhan begitu Laksa mengangkat panggilannya.

"Sorry, ada urusan urgent," jawab Laksa dengan jujur.

Sesaat setelah nama Oki terpampang di layar ponselnya, Laksa langsung tercetus ide. Mengabaikan ucapan ngawur Oki, Laksa pun berujar, "By the way, gue butuh bantuan lo."

"Jangan bilang lo beneran ngecengin suster-suster terus lo balik digenitin?" Lagi-lagi, Oki menuduh yang bukan-bukan.

Laksa mendengkus.

"Mikirnya kejauhan banget, sih. Ini gue lagi ada di depan ruang operasi. Mending lo buruan ke sini. Gue butuh bantuan lo," kata Laksa menegaskan sekali lagi.

"Ngapain lo nyasar sampe ruang operasi, sih?"

Pertanyaan bernada sinis itu kembali terucap dari Oki. Mungkin dia sebal karena Laksa bukannya kembali ke ruang inap pasien yang mereka jenguk, tetapi malah kelayapan sampai ruang operasi yang entah apa motifnya.

Laksa sekali lagi mengabaikan kesinisan Oki. Ia lebih memikirkan soal Sandra. Meski teringat larangan Sandra yang memintanya untuk tidak memberitahu siapa-siapa, Laksa mengabaikannya. Tidak mungkin ia diam saja dan mengikuti skenario Sandra. Memikirkan skenario terburuk, Laksa memilih untuk memberitahu satu orang yang bisa ia mintai tolong untuk menyampaikan kabar Sandra kepada sosok yang lebih penting yaitu Danny, suami Sandra. Dan satu-satunya orang kenalannya yang kenal dekat dengan Danny hanyalah Oki, yang kebetulan juga sedang berada di rumah sakit. 

"Gue tadi baru jalan balik ke situ, terus gue nggak sengaja ketemu Sandra. Dia masuk rumah sakit. Dan sekarang Sandra di ruang operasi. Nggak ada keluarganya yang nemenin sama sekali."

"Sandra?" Oki membeo.

Dari suaranya seperti kebingungan. Butuh waktu beberapa detik sebelum laki-laki itu kembali bersuara, kali ini dengan nada yang berbalut keterkejutan, "Maksud lo, ini Sandra mantan lo yang pernah nolak lamaran gue, terus kawinnya sama Danny temen gue?!"

Kalau bisa, Laksa ingin menampar mulut Oki dengan sepatu agar laki-laki itu tidak bisa lagi asal bicara.

"Nggak usah lo perjelas, Ki. Kayaknya lo bangga banget pernah ditolak Sandra."

"Beneran Sandra yang dioperasi?"

Kini suara Oki tak lagi terdengar bercanda. Ia mengabaikan sahutan Laksa yang terakhir.

Setelah mendengar Laksa bergumam mengiakan, Oki pun berkata dengan cepat, "Gue ke sana sekarang."

Dan sambungan putus begitu saja.

Tak butuh waktu lama, muncul sosok Oki yang berjalan tergesa menuju ke tempat Laksa duduk.

Laksa menekan sisi ponselnya untuk mematikan layar ponsel saat Oki duduk di sampingnya.

Belum sempat Oki bicara apa-apa, Laksa sudah lebih dulu berkata, "Gue nggak punya kontak keluarga Sandra, makanya gue bilang sama lo."

"Sandra beneran di dalem?" tanya Oki memastikan sekali lagi.

BEDROOM WARFARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang