BAB 41. Makna

1K 129 3
                                    

Hari di mana Sandra menerima pinangan Danny untuk menjadi istrinya adalah salah satu momen bahagia di antara momen-momen terbahagia yang lain yang Danny miliki selama 35 tahun hidup. Bisa dibilang ia mendapat hadiah yang amat spesial di pembuka tahun baru. Meski begitu, masih terselip rasa khawatir akan kegagalan yang kemungkinan menunggunya di depan mata. Danny ketakutan akan nasib buruknya lima tahun yang lalu-kegagalannya menikah dengan Diajeng-kembali menghajarnya habis-habisan. Kalau itu sampai terjadi, Danny tidak bisa membayangkan akan jadi apa hidupnya di kemudian hari. Bagaimana ia akan bangkit?

Namun, ternyata Tuhan memang Maha Baik. Kesabaran dan keteguhan hatinya tidak sia-sia. Kemantapan Sandra dalam hubungan mereka semakin terlihat seiring berjalannya waktu. Rasa khawatirnya yang begitu besar perlahan tertepis sedikit demi sedikit oleh rasa percaya, sebab Sandra memegang teguh apa yang wanita itu sempat katakan. Bahwa wanita itu juga sedang mengusahakan dengan baik atas apa yang mereka jalani saat ini.

Yang tidak pernah Danny bayangkan adalah kedekatan Sandra dengan ibunya. Mutia pernah beberapa kali bercerita tentang Sandra yang begini begitu. Danny hanya mengira kalau Mutia mempromosikan Sandra sedemikian rupa di depannya karena wanita itulah yang sangat ibunya idam-idamkan menjadi menantu. Kejadian saat Mutia memergoki dirinya dan Sandra di apartemen di hari pertama tahun baru itu sempat membuat Danny berpikir kalau hubungan Mutia dan Sandra yang sudah terjalin itu akan rusak. Saat itu, ibunya dan Sandra kelihatan berjarak dan sangat canggung.

Danny pun sempat was-was dan sudah mempersiapkan diri kalau-kalau harus mendamaikan keduanya. Namun, ternyata Danny salah. Kejadian hari itu membuat Danny salah menilai. Karena sesungguhnya kedekatan mereka sangat natural dan tidak canggung. Bahkan jauh dari ekspektasi Danny. Danny bisa melihat kalau Sandra cukup nyaman selama menikmati waktu yang dihabiskannya bersama Mutia. begitu pula Mutia yang terlihat begitu welcome menyambut Sandra tanpa mengintimidasi.

"Daripada Mas Danny cuma berdiri di situ, mending ke belakang sana! Temenin ponakan-ponakan Mas yang lagi teriak-teriak itu," bisik Dayu yang tiba-tiba muncul di belakangnya. Menangkap basah kakak laki-lakinya yang diam-diam memperhatikan interaksi sang ibu dan calon istrinya yang sibuk di dapur.

Danny tidak menanggapi, namun tetap menuruti ucapan Dayu yang saat ini sedang membuka kulkas untuk mengambil air minum. Danny berbalik untuk meninggalkan posisinya dan beranjak menuju halaman belakang-ke arah sumber teriakan yang terdengar keras sampai ke dalam. Baru berjalan beberapa langkah, ia sudah disusul oleh Dayu yang tiba-tiba sudah menyamai langkahnya.

"Ibu sama Mbak Sandra klop banget, ya, Mas. Seneng lihatnya. Ibu kan udah lama nggak sedekat ini dengan perempuan-perempuan yang sempat dijodohkan sama Mas sejak hari itu, aku sempet khawatir kalau Ibu akan bersikap sama, ternyata kekhawatirannya nggak berdasar," tutur Dayu membuka percakapan yang cukup serius. 'Hari itu' yang dimaksud Dayu adalah hari di mana hubungan serius Danny dan Diajeng kandas di tengah jalan.

Kandasnya hubungan Danny dan Diajeng memang cukup mempengaruhi sikap Mutia terhadap wanita-wanita yang dikenalkannya pada Danny. Mutia memang tetap bersikap baik dan ramah, namun tetap ada jarak tak kasat mata yang bisa dengan mudah dilihat oleh anak-anaknya.

"Mas juga nggak nyangka kalau Ibu sedekat itu sama Sandra," gumam Danny. Ia mengulurkan tangan untuk membawakan dua kotak susu yang berbeda rasa dan sebotol tumblr dingin yang direngkuh Dayu dalam pelukan lengan.

"Sebelum Mas ketemu Sandra, Ibu sudah sering cerita. Setelah Mas ketemu di rumahnya, Ibu semakin gencar cerita tentang Sandra yang begini begitu. Sandra pun cerita kalau beberapa kali ngobrol sama Ibu kalau ketemu di arisan. Mas pikir cuma sekadar kenal biasa."

"Awesome banget! It'll goes well, Mas! Aku yakin, Tuhan memang sudah menggariskan ini untuk Mas dan Mbak Sandra dengan menghadirkan Ibu dan juga Tante Farida sebagai perantara kalian bisa semakin dekat. Aku juga suka sama Mbak Sandra. She's a nice person," pungkas Dayu. Ia dengan jujur mengungkapkan perasaannya terhadap Sandra. "And I can proudly say that she's a good sister for us, too," sambungnya disertai senyum tulus.

BEDROOM WARFARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang