5 tahun yang lalu...
Sandra memencet bel di depan sebuah rumah bercat putih berpagar besi tinggi dengan gusar sambil meneriakkan nama Erika berkali-kali. Benar-benar tidak seperti biasanya dia bertingkah bar-bar begitu.
Tidak sampai lima menit, sang pemilik nama itu keluar dari rumah dengan tergopoh-gopoh.
"Sandra?" Raut penuh tanya itu tercetak jelas di muka Erika yang dengan kalem memutar kunci yang sudah menyatu dengan gembok lalu menggeser pagar besi itu hingga timbul decitan yang agak menyakitkan di telinga. "Lo semalem ke mana?"
"Gue udah gila, Er," ungkap Sandra kalut. Raut frustrasi begitu kentara di wajahnya. "Gue udah gila!" erangnya. Sandra bahkan masih berdiri di luar batas pagar. Tidak terlalu mengindahkan ajakan Erika untuk masuk ke dalam.
"Gue abis ngelakuin dosa besar, Er. Gue ... gue pasti udah gila," teriak Sandra lagi yang hampir menulikan telinga.
Erika hanya menatap teman karib yang sudah ia kenal sejak sekolah menengah atas itu dengan menekuk dahi. Dalam diamnya, perempuan mungil dengan rambut hitam lurus sepunggung itu sedang menerka dan mengaitkan beberapa hal yang kemungkinan berhubungan dengan 'hilangnya' Sandra dari acara wisuda semalam.
"Erika ... please, kenapa lo diem aja?" ucap Sandra dengan nada suara yang sarat putus asa. Tatapan matanya ke mana-mana. Tidak bisa fokus ke satu titik di depannya.
"Ngobrol di dalam, yuk," ajak Erika dengan tenang. Sandra yang linglung seperti sekarang ini bukanlah hal yang lumrah. "Lo yakin mau ngomongin apa pun dosa lo itu di luar sini dengan konsekuensi didengar tetangga gue yang hobi gosip?"
Sandra menoleh ke kanan kiri. Beberapa orang tampak menaruh perhatian pada Sandra yang sempat teriak-teriak. Setelah sadar dengan posisinya yang masih berada di luar pagar, ia berkata dengan ringisan di bibir, "Oh, iya. Gue dari tadi belum masuk, ya."
Ia lalu bergegas masuk. Sebelum mencapai teras rumah, Sandra melewati taman kecil yang ditumbuhi tanaman bunga yang Sandra tidak tahu jenisnya. Satu-satunya yang ia tahu hanyalah mawar merah yang sedang mekar. Saat kakinya menapak teras, ia tersadar sudah meninggalkan Erika di belakangnya−yang ternyata sedang menutup gerbang dan kembali memasang gembok.
"Di dalam aja," ucap Erika. Menahan gerakan Sandra yang sudah hampir mendudukkan bokong di kursi teras.
Sandra langsung mengekor di belakang Erika. Mengikuti langkah si tuan rumah itu menuju dapur yang menyatu dengan ruang makan.
"Gue udah rusak, Er. Gue ngerusak diri gue sendiri. Dosa gue terlalu besar. Gue nggak tahu kenapa gue bisa goblok banget semalem," tutur Sandra dengan gusar. Pendar matanya meredup. Tangannya berkali-kali mengusap wajah dengan kasar.
"Minum." Erika menyodorkan gelas berisi air mineral dingin yang baru saja ia tuang dari tumblr yang ia keluarkan dari kulkas.
Sandra menerima gelas itu dengan setengah hati, meminumnya seperti orang kesetanan lalu menghentakkan gelas hingga suaranya beradu dengan meja kaca di depannya.
"Coba lo ngomongnya pelan-pelan dan runtut. Biar gue ngerti duduk permasalahannya apa." Erika sudah anteng di posisi duduknya dengan punggung tegak menyandar di kursi.
Sandra melakukan hal yang sama, menarik kursi yang berseberangan dengan Erika. Ia menghempaskan badan dengan dramatis, bahunya langsung turun. Tampak tak bertenaga sama sekali. Setelah itu, Sandra malah bungkam. Matanya terpaku ke arah depan, tetapi tidak fokus pada apa yang tertangkap mata. Pikirannya menerawang jauh, entah ke mana.
Hening yang bertahan selama bermenit-menit itu dibiarkan saja oleh Erika yang sejujurnya cukup khawatir dengan keadaan Sandra yang luar biasa ini.
Semalam, Sandra tiba-tiba menghilang di tengah-tengah acara wisuda tanpa pamit. Tidak ada yang sadar Sandra sudah tidak berada di tempat hingga seorang laki-laki yang mengaku mantan pacar Sandra datang ke tempat berlangsungnya acara. Katanya mau menemui Sandra. Tetapi karena Sandra tidak berada di tempat, laki-laki itu langsung pergi tanpa mengatakan maksud dan tujuannya datang ke sana untuk apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEDROOM WARFARE
PoesieFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA^^ (18+ only) "Gimana kalo kita tidur bareng aja?" (Sandra Javinkha) "Kamu serius ngajak saya ML? Memangnya kamu nggak takut partner sex kamu punya penyakit kelamin?" (Danny El Arkan) °°° Arisan membawa petaka! Mengisahkan...