"Choi Seungcheol kau sedang apa?"
"Oh sudah pulang? Aku sedang main game."
Aku meletakan belanjaanku di meja makan. Kemudian menghampiri Seungcheol yang sedang sibuk dengan ponselnya di ruang televisi.
"Aku mau bicara."
"Eum. Bicaralah."
Dia menjawab tanpa menatap ke arahku.
"Aku mau pisah."
"Pisah? Kau tidak perlu memintanya, kita memang akan pisah sayang. Tiga hari kan? Kau lupa aku ada perjalanan bisnis ke New York?"
Kali ini aku melangkah mendekatinya, berdiri tepat di hadapannya yang masih sibuk dengan gamenya.
"Aku serius. Aku mau cerai." aku berucap yakin, sementara Seungcheol perlahan meletakan ponselnya di meja kemudian menatapku dengan tatapan datarnya.
"Sayang..." dia berusaha meraih tanganku tapi langsung aku tepis.
"Ayo daftarkan perceraian kita."
Seungcheol terdiam.
"Oke. Oke aku minta maaf. Hukum saja aku."
Dia berlutut lalu kedua tangannya dia angkat tinggi - tinggi. Persis seperti siswa yang sedang di hukum.
"Kau tahu apa kesalahanmu?"
Dia menunduk dengan wajah ditekuk. Lalu dia mengangguk.
"Katakan." Ucapku.
"Aku minta maaf karena membeli unit apartemen baru tanpa memberitahumu."
"Apartemen?! Kau membeli apartemen lagi?!"
Aku menatapnya dengan mata melotot. Dia juga tidak kalah terkejutnya. Lalu dengan segera dia menutup mulutnya dengan kedua tangan besarnya.
"Ketahuan kau!"
Aku langsung meraih bantal sofa dan memukulnya membabi buta. Dia berusaha menghindar, tapi tidak aku biarkan dia kabur. Aku mengejarnya mengelilingi rumah.
"Stop. Sayang damai yaa? Jangan lari ingat bayi kita yang sedang kau bawa."
Dia mengangkat tangannya lagi, persis seperti penjahat yang menyerahkan diri. Aku berhenti lalu mengusap perutku yang sudah membesar.
"Kau ini benar - benar ya!"
"Maaf..."
Kali ini dia menyatukan kedua tangannya tanda meminta maaf.
Aku langsung menarik tangannya menuju ruang tamu.
"Ini apa?!"
"Sepeda listrik."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR UNIVERSE (SEVENTEEN ONESHOT STORY)
FanfictionThis is another universe that will be yours, so be happy and enjoy the story! DM for request ❤️