Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gyu?"
"Hmm?"
"Aku lagi malas masak. Kita beli di luar aja ya"
"Ga sehat ah makanan di luar, apalagi fast food gitu. Biar aku yang masak, kamu cape ya?"
"Hmm ga cape sih cuma ga mood aja masak, kamu yakin mau masak?"
"Yakin lah, cuma masak doang kan. Kamu kaya gatau aku aja"
Memang selama menikah dengan Mingyu aku sudah sangat hapal dengan sikapnya. Kemampuan masaknya jangan di ragukan, bahkan kadang aku merasa masakannya jauh lebih enak daripada masakanku.
Tapi Mingyu selalu berkilah dan mengatakan masakan aku lah yang paling enak di dunia.
"Aku masak seadanya aja ya pake bahan yang ada di dapur, gapapa?"
"Gapapa sayang"
"Yaudah kamu istirahat ya, nanti aku panggil kalau udah selesai"
Cup
Seperti biasa Mingyu selalu mencium keningku ketika akan pergi kemana pun, termasuk sekedar pergi ke dapur.
Aku yang tidak bisa tidur siang akhirnya memilih keluar kamar dan melihat kegiatan Mingyu di dapur.
Dia sedang sibuk dengan kegiatannya, hingga tidak sadar aku sudah duduk di meja makan memperhatikan kegiatan memasaknya. Mingyu dan memasak adalah perpaduan sempurna. Lihatlah postur tubuhnya, gerak geriknya sangat seksi.
Ah beruntung dia suamiku.
Aku tidak akan membiarkan orang lain menikmati pemandangan indah ini. Karena pemandangan ini hanya milikku.
Prangg...
"Kim Mingyu..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mingyu menoleh, kemudian tersenyum tanpa dosa.
Mingyu adalah definisi suami sempurna, kecuali di bagian cerobohnya. Setiap dia turun ke dapur pasti ada saja korban dari kecerobohannya. Entah itu piring pecah, telur pecah atau garam yang tumpah dari wadahnya.
Selalu seperti itu. Memang benar di dunia ini tidak ada yang sempurna.
"Maaf ya sayang"
"Minggir biar aku yang bersihin pecahan piringnya"
"Aku aja"
"Kamu mau ngelukain tangan kamu?"
Aku paham jika Mingyu turun tangan membersihkan pecahan piring ini bukan tidak mungkin dia akan ceroboh lagi dan melukai tangannya.
"Hehe maaf ya sayang, kamu hati hati"
"Kamu lanjut masak aja"
"Siap boss"
Mingyu dan segala tingkahnya. Ah sekali lagi aku beruntung dia benar - benar suamiku .
