"Han..?"
"Apa?"
"Kamu tau gak ini jam berapa?"
"Gak tau, liat sendiri aja. Manja banget"
Aku mengelus dadaku, untung suami.
"Udah siang, kamu gak berangkat ke kantor?"
"Berangkat. Bentar"
Kelakuannya benar - benar menguji kesabaranku. Sedari tadi Jeonghan sudah rapi dengan pakaian kerjanya, tapi dia tidak kunjung beranjak dari posisinya. Bahkan hari sudah semakin siang, jalanan pasti macet.
"Udah siang banget Han..."
"Kan aku yang kerja, kenapa kamu yang repot"
"Oke!"
Aku berlalu meninggalkannya. Percuma menanggapi ocehannya, hanya membuat sakit hati. Aku tidak ingat apakah aku menikahinya dalam keadaan sadar waktu itu?
Terkadang aku selalu berpikir, mempertanyakan apa iya Jeonghan mencintaiku? Karena melihat dari sikapnya yang seenaknya membuatku ragu akan perasaan cintanya.
Tapi....
"Marah?"
Aku menoleh, mendapatinya sedang duduk di meja makan. Menatapku dengan tatapan tajamnya.
Aku hanya diam, tidak berselera untuk berdebat dengannya.
"Kamu gitu aja marah?"
Aku diam.
"Jangan bertengkar cuma gara - gara hal sepele"
Aku tetap diam.
"Ah kamu mau nguji kesabaran aku ya?"
Siapa yang menguji kesabaran siapa Yoon Jeonghan. Sungguh jika kau bukan suamiku, aku yakin piring ini sudah aku lempar ke wajahnya.
"Yaudah, aku mending pergi aja"
Aku masih diam tidak menanggapinya, tapi aku bisa melihat dia beranjak naik ke kamar kami.
"Memang seharusnya kau pergi sedari tadi Yoon Jeonghan"
Aku bergumam, lalu melanjutkan aktivitasku mencuci piring dengan perasaan kesal. Suara piring dan gelas yang beradu memenuhi rumah, mungkin sampai terdengar ke rumah tetangga.
"Aku pergi"
"Hmm"
Aku menjawab tanpa menoleh ke arahnya.
"Aku pergi"
"Hmm"
"Aku pergi"
"Iya Yoon Jeonghan silakan pergi! Eh?"
Aku terkejut ketika menoleh mendapati Jeonghan tengah berdiri dengan satu koper besar disampingnya.
"Aku pergi ya"
"Pergi kemana?"
Aku langsung berlari mendekatinya. Tidak bisa aku pungkiri ada sedikit perasaan khawatir melihatnya mengemasi barang seperti ini. Maksudnya dia mau pergi dan meninggalkanku?
"Kamu lupa?"
"Apa?"
Aku menatapnya, aku yakin mataku sudah memerah menahan tangis.
"Aku pergi..."
"Yoon Jeonghan!"
Aku menahan tangannya saat ia hendak melangkah pergi.
"Penerbangannya jam 11. Aku tidak punya waktu, cepat ganti baju"
"Hah?"
"Ayo, hadiah anniversary. Paris"
Jeonghan tertawa, dia mengangkat dua buah tiket pesawat. Aku masih mencoba mencerna situasi yang terjadi.
"Han...""Udah jangan nangis, maaf ya"
Jeonghan langsung menarikku ke dalam pelukannya. Benar, hari ini tepat satu tahun pernikahan kami dan aku tidak ingat.
Jeonghan dengan segala dramanya berhasil membuatku semakin jatuh cinta kepadanya. Dia tidak manis, tapi setiap cara nya memperlakukanku selalu membuatku takluk.
"Aku kira kamu gak cinta lagi sama aku"
"Hei ngarang ya"
"Terimakasih Han..."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR UNIVERSE (SEVENTEEN ONESHOT STORY)
FanfictionThis is another universe that will be yours, so be happy and enjoy the story! DM for request ❤️