Tok... Tok..
Aku mengetuk sebuah pintu berwarna abu. Dalam hati aku harap - harap cemas semoga orang yang aku cari masih berada di dalam. Jika tidak... hancur sudah rencanaku.
"Masuk"
Aku memutar kenop pintu begitu mendengar suara khasnya. Syukurlah dia ada disana. Meski waktu sudah menunjukan pukul 23.30 malam tapi orang gila ini masih sibuk kencan dengan pekerjaannya.
"Ada apa?"
Dia masih dingin seperti biasanya, dia berkata tanpa menoleh sedikitpun padaku. Tapi anehnya dia tahu akulah yang datang.
"Aigoo Jihoon-ah kau ini kerasukan atau apa kenapa bisa sangat tergila - gila pada pekerjaanmu"
"Aku sedang tidak ingin mendengar omelanmu, jika tidak ada keperluan silakan keluar"
Perkataan menohok yang dia lontarkan memang terdengar menyakitkan bagi siapapun. Yaa, dia baru saja mengusirku. Tapi perlu kalian tahu sedikitpun aku tidak pernah merasa sakit hati dengan perkataannya.
"Yaa aku akan segera pergi. Tapi ini untukmu"
"Apa?"
Laki - laki bernama Jihoon yang sudah menjadi sahabatku sejak kecil itu membalikkan badannya sehingga aku bisa dengan jelas melihat wajah putih pucatnya yang tampak segar meski seharian ini aku yakin dia habiskan dengan bekerja.
"Selamat ulang tahun... Aku lupa hari ini kau ulang tahun, ini masih tanggal 22 kan? Jadi aku tidak terlambat. Tiup lilinnya"
"Cih..."
Jihoon berdecih, dia tersenyum miring sembari melihat kue ulang tahun yang aku bawa. Hubungan persahabatan kami memang tidak manis seperti kebanyakan orang. Kami lebih sering bertengkar, tapi meski begitu kami memiliki ikatan abstrak yang tidak di pahami siapapun. Jadi intinya walaupun kami terlihat seperti musuh tapi percayalah persahabatan kami begitu erat.
"Cepat tiup! Lilinnya meleleh"
"Sabar. Aku harus berdoa dulu"
Kali ini aku menatapnya gusar, ketara sekali Jihoon sengaja mengulur waktu agar kue yang aku bawa hancur terkena lelehan lilin. Sialan.. ingin sekali aku melempar kue berhias krim cokelat ini langsung ke wajah sok tampannya. Tapi aku masih memiliki hati nurani dan menghapus niat burukku karena ini hari ulang tahunnya.
Jihoon menyatukan kedua tangannya kemudian dia memejamkan matanya, rupanya dia berdoa sungguhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR UNIVERSE (SEVENTEEN ONESHOT STORY)
FanficThis is another universe that will be yours, so be happy and enjoy the story! DM for request ❤️