WARNING! KONFLIK DEWASA.
Kalau merasa belum cukup umur dimohon untuk melewatkan cerita ini. Terimakasih 😆
"Seungcheol?"
Aku memeluknya, dan dia menyambut hangat. Direngkuh tubuhku penuh kasih sayang. Wangi parfumnya menguar memenuhi indera penciumanku. Juga usapan lembut di kepalaku membuat semuanya terasa lengkap. Ini yang katanya adalah cinta.
"Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu."
Dia berkata dengan lirih. Nada suaranya penuh kerinduan yang mendalam. Aku merasakan itu.
"Masuk. Aku sudah siapkan makanan untukmu."
"Terimakasih sayang."
Dia masih menguasai tubuhku. Berjalan masuk ke dalam unit apartemenku dengan tangannya yang setia melingkar di tubuhku. Dia tidak ingin kehilangan itu.
"Masakanmu selalu sama. Enak sekali."
Kami duduk berhadapan, dengan dia yang sibuk menyantap makanan yang aku hidangkan. Juga mulutnya yang sesekali memuji makananku, atau tangannya yang bebas mengusap surai hitamku. Dia selalu penuh cinta.
"Mau makan buah?"
"Seperti biasa. Kau memang selalu memahamiku."
Seungcheol suka sekali buah jeruk. Selepas makan dia selalu meminta buah jeruk sebagai hidangan penutupnya.
"Pekerjaan sedang banyak. Besok aku harus kembali berangkat ke luar kota sayang. Bangunkan aku pukul tujuh ya."
"Iya, sekarang istirahat ya."
Seungcheol menggeleng, dia mendekat padaku mengikis jarak di antara kami. Dia berbisik lembut sebelum menyatukan bibir kami.
"Aku merindukanmu."
"Aku juga rindu, tapi kau selalu tidak punya waktu."
Seungcheol sudah tidur. Setelah dua minggu berpisah karena dia yang selalu sibuk bekerja, akhirnya hari ini kami bertemu. Tapi dia kelelahan. Dia bahkan hanya menciumku sebentar, lalu membawaku ke kamar untuk kemudian menemaninya sampai tertidur. Tidak butuh waktu lama, hanya sekitar sepuluh menit dia langsung tertidur. Iya dia selalu berkata rindu, tapi dia juga selalu tidak punya waktu untukku.
Aku menutup pintu kamar dengan perlahan. Mencoba tidak menimbulkan bunyi berisik agar Seungcheol dan acara tidurnya tidak terganggu. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan, sepi. Bahkan saat Seungcheol ada di rumah, tempat ini masih terasa sepi. Mataku menatap figura besar yang terpasang di salah satu sisi tembok. Potret bahagia saat aku dan Seungcheol mengikat janji suci pernikahan satu tahun lalu. Dulu aku sangat bahagia memiliki Seungcheol dan segala cintanya. Tapi ternyata cinta bukan segalanya.
Pernikahan bukan hanya tentang cinta. Aku butuh hal lainnya. Aku memimpikan sebuah kehidupan pernikahan yang bahagia, bukan seperti ini. Cinta bukan satu-satunya harta yang berharga. Seungcheol memiliki cinta itu, tapi dia tidak bisa menyampaikan cinta itu dengan baik. Seungcheol adalah seorang pekerja keras. Dia selalu sibuk bekerja, dia memimpikan kehidupan sempurna maka sekarang dia sedang membangun mimpinya itu. Tapi dia mengorbankan pernikahan kami. Mengorbankan waktu-waktu berharga kami. Dia ada di sini, tapi hatiku selalu hampa.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR UNIVERSE (SEVENTEEN ONESHOT STORY)
FanficThis is another universe that will be yours, so be happy and enjoy the story! DM for request ❤️