Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Wonwoo..."
"Apa? Sakit lagi?"
"Engga... Pengen di peluk aja"
"Ko manja hmm?"
"Habis kamu sibuk main game terus"
Wonwoo hanya tertawa. Sudah dua hari aku kurang enak badan. Dan sudah dua hari juga Wonwoo tidak bekerja, dia hanya menemaniku di rumah.
"Kan tadi kamu lagi tidur"
"Sekarang kan udah bangun, jangan main game terus"
"Iya sayang. Makan ya?"
"Gak mau, kamu aja"
"Ko gitu? Kamu juga harus makan biar cepat sehat"
"Sedikit aja tapi"
"Iya yang penting makan, biar bisa minum obat"
Akhirnya aku memaksakan diri untuk makan. Walaupun sebenarnya rasanya sangat tidak enak. Bukan makanannya yang tidak enak, tapi mulutku yang tidak enak semua makanan terasa pahit.
"Wonwoo..."
"Hmm?"
"Kalau aku meninggal duluan, kamu bakalan nikah lagi ga?"
"Duh ko kamu ngomongnya gitu sih. Udah ah jangan ngomong macam - macam"
"Jawab dulu"
Bukannya menjawab pertanyaanku, Wonwoo malah menatap lekat mataku.
"Ga akan. Aku bakal nyusul kamu"
"Jangan gitu.. kamu kan harus tetep hidup"
"Udah ya, aku gamau nerusin pembicaraan kita yang ini"
"Yaudah"
"Nih minum obatnya"
"Iya"
Aku meminum obat yang di berikan Wonwoo, dan langsung merebahkan diriku.
Tidak lama aku merasakan tangan Wonwoo memelukku, dia ikut berbaring di sampingku.
"Ko kamu ga makan dulu?"
"Ga lapar"
"Marah ya?"
Dari nada bicaranya aku bisa membaca kalau Wonwoo sedang dalam mood yang jelek. Apa karena omonganku tadi?
"Bisa ga kamu jangan ngomong macem macem?"
"Iya maaf"
"Kamu sakit gini aja aku udah panik setengah mati. Ditambah kamu ngomong yang engga engga. Kamu mau aku ikutan sakit?"
"Engga Wonwoo, maaf"
Aku jadi tidak enak hati karena sudah memulai pembicaraan yang tidak seharusnya aku bicarakan.
"Kamu harus tau, aku tuh gatau harus ngomong gimana lagi. Aku.. aku sayang banget sama kamu"
"Aku juga.."
"Jadi please ya kamu janji jangan ngomong hal yang kaya gitu lagi?"
