1.10 Lee Seokmin

6.2K 592 9
                                    

"Telur udah, sabun mandi udah, sayuran, buah"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Telur udah, sabun mandi udah, sayuran, buah"

Aku sibuk mengabsen belanjaanku, memastikan semuanya sudah aku beli.

"Kira - kira ada yang kurang ga sayang?"

"....."

"Dokyeom?"

Aku menoleh, dan tidak mendapati suamiku di sana. Kemana lagi dia. Saat aku belanja tadi memang Dokyeom hanya mengikuti dari belakang. Dan lihatlah sekarang dia hilang entah kemana.

Terpaksa aku harus mendorong troli yang penuh dengan belanjaan ini untuk mencari Dokyeom. Kemana sih dia, menyusahkan saja.

"Kyeom, ngapain kamu?"

"Kyeom, ngapain kamu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh, ini... kamu udah beres belanjanya?"

"Itu apa?"

"Heheheh. Cemilan, buat stok di rumah"

"Aku nyariin tau. Kalau mau kemana mana tuh bilang"

Membawa Dokyeom belanja sama hal nya dengan membawa seorang anak usia 5 tahun. Aku harus memastikan dia ada di sampingku, karena jika tidak maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan.

Seperti sekarang, dia malah sibuk memilih cemilan untuk stok nya di rumah.

"Iya maaf sayang"

"Itu taro lagi, jangan beli banyak banyak"

"Ini buat aku. Aku yang mau makan semuanya"

"Iya aku percaya kamu bisa makan semuanya. Tapi inget ya cemilan kaya gitu ga bagus buat kesehatan kamu"

Dokyeom terdiam, dia menatapku dengan ekspresi pura - pura sedihnya. Jurus andalannya.

"Yaudah terserah"

Lihatlah bagaimana dia kembali tersenyum dan langsung memasukan semua cemilan itu ke troli belanjaan.

"Makasih, baik banget deh istriku"

"Yaudah yu pulang"

"Eh bentar deh.."

"Apa lagi?"

"Satu lagi boleh ya? Ini cemilan favorit aku waktu kecil"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Satu lagi boleh ya? Ini cemilan favorit aku waktu kecil"

"Lee Dokyeom!"

"Hehehehe janji ini yang terakhir"

"Terserah terserah"

Aku langsung pergi meninggalkannya, sikap nya benar - benar melebihi anak usia 5 tahun. Kekanak - kanakan.

"Bawa trolinya!"

"Iya iya sayang"

Dokyeom hanya menurut, dia berjalan mengikutiku dari belakang.

"Ngantri kan kasirnya coba dari tadi"

Aku masih menggerutu.

"Yaudah aku yang antri, kamu tunggu disini ya"

Akhirnya aku yang sudah lelah, hanya duduk sambil menunggu Dokyeom yang mau tidak mau mengantri di kasir.

"Ganteng banget cowok itu"

"Udah punya gandengan belum ya?"

"Kayanya belum deh, liat aja dia sendiri"

Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan perempuan yang juga sedang mengantri di kasir.

Sepertinya mereka membicarakan suamiku. Beginilah resiko punya suami yang level ketampanannya di atas rata - rata.

Aku yang kesal dengan tingkah perempuan - perempuan kegatalan itu langsung menghampiri Dokyeom. Enak aja dia mau menggoda suamiku.

"Loh ko disini?"

"Aku temenin"

"Katanya cape hmm?"

"Udah ga cape"

"Ciee cemburu ya aku di godain cewek lain?"

"Apa sih"

Dokyeom hanya tertawa kecil kemudian dia merangkul bahuku. Menandakan kalau dia sudah memiliki seseorang.

"Udah jangan cemberut, malu tuh di liatin"

"Abisnya...."

Cup

"Ih malu ini kan tempat umum"

Aku langsung menutup wajahku, aku malu setengah mati karena Dokyeom mencium pipiku di tengah pusat keramaian seperti ini.

"Gapapa, istri sendiri ini"

Aku menyerah. Dokyeom dan segala tingkah manisnya.

YOUR UNIVERSE (SEVENTEEN ONESHOT STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang