3.13 LEE CHAN

2.8K 316 9
                                    

"Noona, ayo kita pacaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Noona, ayo kita pacaran."

"Dino, siapa yang mengajarkan hal seperti itu kepadamu?"

"Aku lihat di televisi."

"Kau tahu apa itu arti pacaran?"

"Ya! Dino tahu! Pacaran berarti jalan - jalan bersama, makan bersama dan main bersama. Ayo Noona kita pacaran!"

Aku masih ingat, waktu itu anak laki - laki kecil bernama Dino mengajakku berpacaran padahal usianya masih 7 tahun dan aku sudah berusia 12 tahun. Dino adalah anak dari tetanggaku, dia anak tunggal dan sering bermain ke rumahku untuk sekedar bermain bersama atau nonton televisi. Itulah kenapa kami jadi dekat, tapi aku tidak menyangka dia malah mengajakku pacaran.
Waktu itu aku hanya bisa menggelengkan kepalaku dengan tingkah menggemaskan Dino. Dia lucu sekali. Aku yang juga anak tunggal sangat terhibur dengan adanya Dino dengan segala tingkah kekanakannya.

"Noona! Jadi kekasih Dino ya?"

Aku terdiam membeku ketika pria yang tengah menggendong tas ranselnya itu tiba - tiba saja datang menjemputmu di depan kantorku. Dan ajaibnya anak itu mengatakan hal yang tidak masuk akal. Dia memintaku menjadi kekasihnya? Lelucon masa lalu yang menyebalkan jika dia mengulanginya lagi sekarang.

"Jangan membuat lelucon semacam itu Dino, Noona bisa saja tersipu dan menganggap ucapanmu itu serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan membuat lelucon semacam itu Dino, Noona bisa saja tersipu dan menganggap ucapanmu itu serius."

Aku hanya tertawa kecil, kemudian masuk ke dalam mobilnya. Bertahun - tahun sudah berlalu, kini aku sudah tumbuh menjadi wanita dewasa yang mandiri. Aku bekerja sebagai jurnalis di salah satu stasiun televisi, dan Dino tumbuh menjadi laki - laki yang baru saja beranjak dewasa dan tengah menyelesaikan kuliahnya. Kami masih dekat, layaknya kakak adik, seperti sekarang sering kali Dino menjemputku sepulang kuliah.

"Noona, Dino tidak main - main."

Kali ini aku tertawa keras melihat wajah tanpa ekspresi yang Dino tunjukan. Aku benar - benar tidak menganggap serius ucapannya. Berpacaran dengan anak kecil sepertinya? Yang benar saja, seperti tidak ada laki - laki lain saja di dunia ini.

"Berhentilah bicara omong kosong. Noona turun dulu ya, terimakasih atas tumpangannya."

Aku masih menatap geli kepada Dino, aku turun dari mobilnya dengan menahan tawa sambil menepuk pelan kepalanya. Dino, Dino, kau itu sudah aku anggap sebagai adik sendiri. Pacaran? Yang benar saja.

YOUR UNIVERSE (SEVENTEEN ONESHOT STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang