Shiera dan Gemma sedang berada diatas motor, mereka diterpa angin Jakarta. Shiera sudah membantah diajak pulang oleh Gemma namun Gemma terus memaksanya hingga Shiera mengalah-Shiera memang keras kepala namun Gemma lebih keras kepala darinya. "Ge, gue gamau balik kerumah." Shiera memberitahu Gemma.
"Mau jalan-jalan?" tanya Gemma yang langsung diangguki Shiera, "tapi lo udah gapapa kan?"
"Iya gue udah baik-baik aja kok."
Gemma melajukan motornya entah kemana, Shiera hanya diam dan memandang sekitar mereka. "Ge lo takut tersesat ga?" tanya Shiera.
"Tersesat?"
"Iya tersesat."
Gemma diam sebentar lalu menjawab, "Gue takut tersesat-tapi gapernah bener-bener takut karena gue yakin akan ada saatnya gue bener-bener kembali pulang."
Shiera tersenyum, "Makasih ya, Ge."
Setelah itu mereka diam, hanya angin yang mengisi kekosongan diantara mereka. Shiera sibuk dengan pikirannya-mengapa sih Shiera harus banyak berpikir, bisa tidak sih pikiran hanya memikirkan hal-hal yang diperlukan saja.
Akhirnya motor Gemma terparkir didepan sebuah pantai yang dulu sering mereka datangi-mungkin sekarangpun masih sering kesini namun tidak sesering dulu ketika ia dan Gemma masih SMP, Anaya dan Bunda Shiera sering berkumpul disini. "Es kelapa kaya biasa?" tanya Gemma dan Shiera mengangguk.
Dibawah pohon kelapa menghadap ombak pantai-disini tempat mereka biasa duduk bersama. Gemma datang membawa dua kelapa muda, "Ini tuan putri." Gemma menyerahkan salah satu kelapa itu pada Shiera
"Jadi kangen Bunda," gumam Shiera.
Gemma mengusap punggungnya lalu tersenyum indah-hingga Shiera takut melenyapkan senyuman itu dari bibirnya. "Apa lo berharap diluar sana ada seseorang mirip gue?" tanya Shiera.
Gemma menggeleng, "Untuk apa?"
"Untuk-ya kalo gue pergi lo bisa sama dia."
"Kenapa harus sama dia? Kalo semuanya udah ada di diri lo."
"Kan dia mirip gue."
"Mirip bukan berarti bener-bener sama kan? Lagian lo ada-ada aja," kata Gemma lalu meminum kelapa mudanya.
Shiera mengangguk, "Gue salah gak kalo berharap diluar sana ada yang kayak lo?" tanya Shiera.
Gemma menaruh telapak tangannya didahi Shiera, "Lo sakit ya? Eh tapi emang lo lagi sakit sih."
Shiera memandang ombak pantai sembari berharap bisa lepas dari dirinya, Shiera tidak ingin menjadi dirinya namun bukan berarti Shiera ingin menjadi diri oranglain-karena percuma-oranglain pun punya masalah, ada tidak ya manusia yang tidak memiliki masalah? Shiera ingin menjadi manusia itu. "Shi, gue pingin deh hidup seperti Phoenix, yang pergi tapi akan bener-bener kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIERA & GEMMA | END
Teen FictionShiera dan Gemma, dua orang yang terjebak di zona teman. Salah seorang dari mereka memiliki perasaan lebih menjadi seorang teman, hingga akhirnya salah satu dari mereka harus meninggalkan yang lain-jarak memisahkan hubungan pertemanan itu. Dan sala...