Shiera sudah pulang dari rumah sakit kemarin dan ia masih terus memikirkan perkataan Ranin saat itu, akankah benar Papa nya seperti itu atau tidak. "Lou, kita ke Indonesia yuk, tiga hari aja." Sekarang Shiera didalam rumah bersama Louis dan Etlana.
"Kenapa tiba-tiba banget, Shi?" tanya Etlana.
"Gue mau nanya ke Papa."
"Telpon aja," ujar Etlana.
Kalau Shiera menelpon Grannt pasti dia tidak akan mengaku dan malah beralasan dan pastinya telponnya akan langsung di matikan, "Kamu mau tahu satu-satunya cara biar kamu cepat kembali ke Indonesia?" tanya Louis.
"Apa?"
"Lulus."
Tanpa di beritahu Shiera juga sudah tahu, sebenarnya bisa saja Shiera pulang ke Indonesia ketika liburan namun tetap aja itu masih lama dan Shiera beberapa jam yang lalu sudah mengirim pesan kepada Gemma menanyakan apakah dia seperti itu karena Papa Shiera namun pria itu tidak membalasnya bahkan membacanya pun tidak. "Kenapa ya semuanya ribet banget," gumam Shiera.
"Karena kamu manusia," balas Louis.
"Gimana cara nya biar gak jadi manusia?"
"Kamu pernah dengar kalau kehidupan adalah hal yang paling buruk daripada kematian?" tanya Louis dan Shiera mengangguk ia memang pernah menemukan kalimat tersebut, "menurut saya mati bukan hal yang lebih baik karena ketika seseorang sudah tiada dia harus mempertanggungjawabkan hal yang sudah diperbuat selama hidup."
"Ya kecuali kamu mati sebagai orang yang sudah punya bekal banyak," kata Louis.
Apa yang di katakan Louis memang benar karena kematian bukanlah kunci untuk keluar dari suatu masalah, jadi satu-satunya cara untuk tidak jadi manusia adalah tidak pernah hidup namun Shiera sudah terlahir di dunia ini dan itu tandanya Shiera adalah orang yang di percaya Tuhan untuk menjalani hidupnya dan mencari bekal sebanyak-banyaknya. "Kamu juga tahu, Tuhan gapernah kasih cobaan diluar kemampuan hambanya," kata Louis.
"Jadi sekarang gue harus apa, Lou."
"Yang pertama sabar yang kedua terus usaha untuk lo cepet lulus, Shiera," kata Etlana yang sedari tadi hanya menguping pembicaraan Shiera dan Louis.
Louis mengangguk mengiyakan perkataan Etlana lalu ia mengulurkan tangannya pada Shiera gadis itu menyeritkan keningnya bingung, apakah Louis menyuruh Shiera menggenggam tangannya? Sepertinya iya segera saja Shiera menggenggam tangan pria itu lalu Louis berkata, "Saya temenin kamu sampe lulus, kembali ke Indonesia dan peluk Gemma."
Sejujurnya Shiera tak mengerti dengan Louis, apakah pria ini benar-benar sangat peduli kepada Shiera atau hanya karena dia memang baik ke semua orang namun sepertinya Louis memang baik ke semua rekan-rekannya. "Kenapa lo nyuruh gue kembali ke Gemma?"
"Karena saya tahu Gemma emang satu-satunya orang yang paling baik buat kamu."
"Emang diri lo gak baik?"
"Kalo di bandingin sama Gemma saya orang yang paling jahat, Shi."
"I don't understand, Lou."
Louis tersenyum, "Saya gak minta kamu ngertiin saya."
Lalu tiba-tiba suara bel berbunyi bertanda ada seseorang yang datang, tadinya Shiera ingin bangkit namun ditahan oleh Louis dan malah Etlana yang membukakan pintu dan ternyata itu adalah orang yang mengantarkan paket—dan paket tersebut untuk Shiera. "Dari siapa?" tanya Etlana ketika paket nya dia serahkan pada Shiera.
Ketika membaca pengirimnya hati Shiera langsung gembira malah sangat amat gembira karena yang mengirim paket ini adalah Gemma, "Gemma!" pekik Shiera ke girangan dan luka di lehernya sedikit nyeri karena terlalu gembira, ya luka Shiera belum sembuh total.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIERA & GEMMA | END
Teen FictionShiera dan Gemma, dua orang yang terjebak di zona teman. Salah seorang dari mereka memiliki perasaan lebih menjadi seorang teman, hingga akhirnya salah satu dari mereka harus meninggalkan yang lain-jarak memisahkan hubungan pertemanan itu. Dan sala...