Sampai akhirnya dimana hari Shiera Ujian Nasional dan ini adalah hari terakhir, lusa ia sudah akan berangkat menuju Jerman. "Lou, gue gamau ke Jerman," ucap Shiera ia dengan Louis sedang berjalan di dekat trotoar.
"Ya kamu harus bilang Papamu."
"Gue mau dan gak mau sebenernya."
"Kamu bersyukur, Shi. Banyak orang yang mau kuliah tapi gak cukup materi sedangkan kamu sudah disuguhkan tinggal nikmati, kalau tidak ada Gemma kamu pasti akan senang sekali bisa kuliah di Jerman."
"Kok lo jadi nyalahin Gemma sih?!" kesal Shiera karena Louis berkata seakan-akan Gemma yang membuatnya berat meninggalkan negara ini.
"Saya gak menyalahkan Gemma, tapi yang saya bilang tadi gak salah kan?"
Shiera menghembuskan nafas kasar, sebenarnya yang diucapkan Louis tadi adalah sebuah fakta yang Shiera tidak bisa menyangkal, "Di Jerman ada orang yang kayak Gemma gak ya."
"Saya tidak mau bilang tidak ada tapi masa kamu mau ngorbanin masa depanmu demi seorang laki-laki yang entah mencintaimu atau tidak." Sialan-Louis menampar Shiera-Shiera berhenti berjalan ia memikirkan kalimat Louis tadi.
"Shi? Saya gak bermaksud-"
"Tapi makasih lo jadi nyadarin gue-bisa gak sih lo pake lo-gue aja gausah pake saya-kamu jadinya seakan-akan gue kasar banget ke lo."
Louis tertawa kecil melihat Shiera sebal sendiri, "Gapapa kamu gak kasar kok, yasudah saya pergi dulu I'll see you in two days!" Setelah itu Louis pergi.
Shiera masih memakai baju seragamnya karena dia masih enggan untuk kembali ke rumah, Shiera melangkahkan kaki menuju cafe tempat Arkan bekerja. Ketika masuk dia tidak melihat Gemma. "Biasa," ucap Shiera pada Arkan yang memandang Shiera.
"Apa? Coffee latte? Gue bikinin yang lain aja Shi, lo gaboleh ngebantah si Gemma marah-marahnya ke gue." Shiera mengangguk saja malas berdebat dengan Arkan.
Shiera dibuatkan secangkir cokelat panas yang entah apakah memang ada menu tersebut. Shiera diam saja sembari menikmati minumannya sampai akhirnya ponselnya berdering-Shiera sudah dibelikan ponsel baru oleh Papanya beberapa minggu lalu. "Halo."
"Kamu dimana?"
"Di cafe shop."
"Pulang, kamu harus terbang sekarang."
Sial-Shiera benar-benar kehabisan kata-kata ia malah menelpon Gemma berkali-kali namun pria itu tidak mengangkatnya, air mata Shiera menetes begitu saja ia benar-benar tidak mengerti dan masih berharap ini hanya mimpi. "Arkan!" seru Shiera dengan panik memanggil Arkan.
"Lo kenapa deh?" tanya Arkan ikutan panik.
"Gemma dimana?"
"Coba telpon."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIERA & GEMMA | END
Teen FictionShiera dan Gemma, dua orang yang terjebak di zona teman. Salah seorang dari mereka memiliki perasaan lebih menjadi seorang teman, hingga akhirnya salah satu dari mereka harus meninggalkan yang lain-jarak memisahkan hubungan pertemanan itu. Dan sala...