Sudah tiga minggu Shiera hidup di Jerman, dia sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan dan berbagai kebiasaan warga lokal Jerman salah satunya mengikuti gerakan recycle more yaitu memisahkan sampah dengan empat tong sampah yang berbeda.
Kalau Gemma, akhir-akhir ini Shiera jarang bertemu dengan Gemma walaupun pria itu belum pulang ke Indonesia-hingga akhirnya, "Shiera!" ketika membalikan badan, Sheira mendapati tubuh Gemma dan dirinya membawa koper.
"Where are you going?"
"I will return to Indonesia."
"Now? Why didn't you tell me?"
"Sorry, now you already know."
Shiera mematung, padahal Shiera berharap Gemma kembali ke Indonesia saat hari dimana Shiera mulai ngampus saja. "Anterin gue ke bandara, ya?"
Gemma menggenggam tangan Shiera dia menuntunnya menuju taxi dan membawa Shiera menuju bandara. Diperjalanan Shiera diam dia masih tak percaya dengan takdir yang dia dapati hari ini, "Padahal gue mau ajak lo nonton konser."
"Konser?"
"Louis yang ngasih tiketnya."
"Nonton bareng Louis aja."
"Gamau."
"Kenapa?"
"Orang niatnya nonton sama lo."
Gemma mengangguk dia malah meyumpal sebelah telinga Shiera dengan earphone miliknya dan Gemmapun memasangkan satu earphone miliknya pada telinga nya. Sembari menikmati alunan lagu dari earphone Gemma, Shiera memandang kaca saja hingga akhirnya taxi itu sampai di bandara. "Pesawat gue landing sepuluh menit lagi."
Sembari menunggu pesawat landing-sejujurnya Shiera memohon pada Tuhan agar melambati waktu-ia berharap sepuluh menit menjadi paling tidak satu hari. Mereka menunggu di salah satu tempat nongkrong di bandara. "Tadinya gue mau balik lusa."
"Kenapa tiba-tiba sekarang?"
"Gue kangen Bunda dan harus ngurus kampus, gue sekampus bareng Ranin."
Shiera hanya bisa tersenyum samar, dia mengigiti kukunya dan tangannya langsung di tepis oleh Gemma. Pria itu malah melototi Shiera dengan wajah sangar, "Apa?" tanya Shiera benar-benar tak mengerti.
"Udah gue bilang berapa kali jangan self-harm?!"
"Emang gigitin kuku self-harm?"
"Jorok dan lo gak inget kuku lo sering berdarah?" Shiera menghela nafas dan menghembuskannya pelan-kenapasih Gemma selalu mempermasalahkan hal-hal kecil yang seharusnya tidak di permasalahkan.
Shiera diam dia memandangi hal lain dan tidak memandangi Gemma. "Sorry ya," ucap Gemma.
"Untuk?"
"Gue kesini tapi beberapa hari kemarin gue gak sama lo." Benar, beberapa hari mereka tidak bertemu Shierapun tak tahu apa yang Gemma lakukan di Jerman tanpa bertemu dengannya-entahlah sahabat pria nya ini sangat sulit di tebak.
Tidak menjawab Shiera malah mengangguk dia sesekali meneguk minuman pesanan miliknya-tidak kopi-karena ada Gemma. "Pesawat gue landing," ucap Gemma dia bersiap-siap sedangkan Shiera membeku dia ingin sekali ikut Gemma ke Indonesia.
Ketika Gemma bangkit Shiera tetap diam di tempat duduknya, otaknya berkerja lambat dia masih tidak bisa merasakan apapun, yang dirasakan hanya kebingungan-walaupun ia tak tahu hal apa yang ia bingungkan. "Shi.."
"If you could be anywhere, then where would you be?"
"If i could be anywhere, i'd be there with you, girl." Entahlah Gemma menjawab itu karena memang dia akan disana bersama Shiera atau karena lagunya yang memang seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIERA & GEMMA | END
Teen FictionShiera dan Gemma, dua orang yang terjebak di zona teman. Salah seorang dari mereka memiliki perasaan lebih menjadi seorang teman, hingga akhirnya salah satu dari mereka harus meninggalkan yang lain-jarak memisahkan hubungan pertemanan itu. Dan sala...