Shiera duduk di ruang tengah sendirian karena Etlana bekerja paruh waktu dan akan pulang nanti siang. Pikirannya diisi oleh dua orang; Gemma dan Louis.
Arkan memberitahu Shiera kalau Gemma berubah, katanya Gemma jadi sangat berantakan dan makin sulit diatur dia juga beberapa kali terlihat oleh Arkan pergi ke bar. Tentu saja Shiera terkejut namun Shiera tidak mau menelan mentah-mentah informasi yang diberikan Arkan dia akan mencari tahu kebenarannya-perlahan.
Kalau Louis, Shiera merasa bersalah padanya. Padahal mungkin Louis berniat baik untuk menjadikan Shiera lebih mandiri dan melupakan Gemma, namun Shiera nya saja yang terlalu emosional. "Aduh gue harus apa?!!" desis Shiera sebal, dia mengacak rambutnya.
"Telpon Gemma?" tanyanya pada dirinya sendiri, "gak mungkin gue nelpon Gemma dan nanya dia ngapain ke bar-mungkin Gemma cuma diajak sama temen kuliahnya dan mungkin dia gak minum-minum cuma ikut-ikutan doang dan menghargai ajakan temen-temennya." Shiera berpikir logis pada dirinya untuk sedikit menenangkan.
Apakah Shiera tenang? Tidak, karena Gemma bukan tipe anak yang harus rela mengorbankan dirinya demi oranglain bahagia dengan kata lain tidak mungkin Gemma ikut ke bar hanya untuk menghargai ajakan orang lain-pasti orang itu di tolak mentah-mentah, karena Gemma pasti sadar ajakan itu sama sekali tidak ada untungnya.
"Ini juga si Louis ribet banget!" desisnya karena kesal dan merasa bersalah.
Tanpa berpikir panjang Shiera mengirim pesan maaf kepada Louis, satu masalah selesai. "Kalo Louis gak maafin gue? Udah yang penting minta maaf aja dulu." Setelah itu Shiera berbaring di sofa menatap langit-langit dia berpikir harus berbuat apa-seharusnya waktunya dia pakai untuk belajar-memang Gemma dan Louis sialan.
"Caramel!" seru Shiera langsung bangkit dan meraih ponselnya-Caramel, teman SMP Shiera yang sering Shiera temui di toko buku-Shiera baru ingat kalau Caramel sekampus dengan Gemma walau beda jurusan.
Tanpa berpikir panjang Shiera menelpon Caramel dan langsung terhubung dengan Caramel, "Halo Mel."
"Kenapa, Shi?"
"Lo lagi sibuk gak?"
"Enggak sih, gue baru selesai belajar, ada apa?"
"Gue boleh tanya-tanya ke lo?"
"Boleh kok, tanya apa?"
"Lo sekampus sama Gemma kan?"
"Iya sekampus." Nah, benar kan.
"Sering ketemu dia gak?"
"Gak sering sih beberapa kali doang, kenapa si, Shi?"
"Lo pernah liat dia ke bar?"
Caramel diam sebentar, Shiera menunggu jawaban Caramel sembari mengigiti kukunya. "Lo mau jawaban jujur atau enggak?"
"Iyalah, jujur. Pernah ya?"
"Iya, sering."
Deg! Sering! Tuhan, Shiera hanya berharap kali ini dia sedang mimpi. Bukan tipe Gemma banget yang seperti itu, dia bukan lagi Gemma enam tahun yang lalu. "Se-sering?" tanya Shiera, "lo tau darimana?"
"Lo kenal Gio kan?" Gio adalah kakak laki-laki Caramel.
"Iya kenal."
"Gio sering ke bar dan gue sering jemput dia karena ya you know-disitu gue selalu liat Gemma, sendirian doang."
Hati Shiera bagai ditimpa ribuan batu bara, pikirannya langsung dipenuhi dengan bagaimana keadaan Gemma-tapi apakah itu karenanya? Apakah Gemma menjadi seperti itu karena Shiera? Atau Gemma memang sudah berubah, tanpa ada yang mengubahnya. "Sendirian?" tanya Shiera.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIERA & GEMMA | END
Teen FictionShiera dan Gemma, dua orang yang terjebak di zona teman. Salah seorang dari mereka memiliki perasaan lebih menjadi seorang teman, hingga akhirnya salah satu dari mereka harus meninggalkan yang lain-jarak memisahkan hubungan pertemanan itu. Dan sala...