20. Change

40 9 5
                                    

Semalam Shiera dan Etlana benar-benar marathon film jadi sekarang Shiera sangat mengantuk dikelas, namun dengan sekuat tenaga Shiera tahan rasa kantuk tersebut hingga akhirnya kelas tersebut selesai dan Shiera pergi ke cafe untuk meminum segelas kopi. "Okay Shiera kumpulin nyali buat ngomong sama Gemma," gumam Shiera.

Saat Jerman pukul dua siang tandanya Jakarta pukul tujuh malam. Shiera menelpon Gemma melalui laptopnya, tak lama pria itu mengangkatnya. "Ada apa?" tanya Gemma sembari memakan keripik kentang.

"Lo lagi dimana?"

"Rumah."

"Gak keluar?"

"Gak dibolehin sama Bunda."

Shiera tertawa miris, "Iyalah gak dibolehin sekali keluar pulang-pulang mabok."

Gemma menghentikan aktivitas mengunyah keripik kentang nya lalu terdiam sembari menatap Shiera dalam. "Mabok?"

"You think i'm stupid?"

"Aneh, mana ada gue mabok," balas Gemma yang terdengar seperti orang berbohong-toh memang dia berbohong.

"Cek log panggilan lo," perintah Shiera dan Gemma langsung menurutinya.

Gemma tercengang dia seperti kehabisan kata-kata. "See?"

"Gue gak nelpon lo," elak Gemma.

"Nggak ada alasan yang kuat untuk lo mengelak Gemma. Lo kira semalem lo nelpon siapa? Ranin? Yang lo telpon itu gue," ketus Shiera menahan amarahnya agar tidak melonjak.

Shiera meminum kopinya alih-alih menahan emosi namun Gemma malah berkata, "Kok lo minum kopi?" tanya Gemma yang membuat Shiera menghela nafas.

"Lo nanya kenapa gue minum kopi? Jawabannya gampang, karena gue ngantuk semalem abis marathon film bareng Etlana, jelas? Tapi kalo gue tanya, kenapa lo minum-minum, lo bisa jawab?"

"Karena gue punya banyak beban pikiran."

"Dengan mabok bebannya ilang? Enggak kan? Yang ada lo malah jadi manusia yang paling gue benci didunia."

Mata Shiera sudah berkaca-kaca dia menahan emosinya sekuat tenaga sedangkan Gemma yang ekspresi nya datar. "Apa sih Ge yang membuat lo kayak gitu? Apa?"

"I dont know."

"Lo punya beban pikiran kan? Coba kasih tau gue salah satunya." Gemma diam dia tak menjawab.

"Gue mikirin perusahaan, mikirin lo, mikirin semuanya."

"Kan ada gue lo bisa telpon gue."

"Lo sibuk, Shiera. Sekarang lo yang liat log panggilan lo pasti banyak telpon dari gue yang gak ke angkat sama lo, gue berubah tapi bukan berarti lo Shiera yang dulu, kan?"

"Setidaknya gue gapernah bilang gue Shiera yang sama seperti enam tahun yang lalu."

"Iya! Ternyata gue berubah, puas?!" bentak Gemma, air mata Shiera yang sudah lama dibendung akhirnya lolos juga dari kedua kelopak matanya, buru-buru Shiera hapus agar Gemma tidak mengetahui nya.

Shiera tersenyum semirik, "Gue kira lo emang beneran Gemma yang sama, Gemma yang gue temuin enam tahun yang lalu, ternyata enggak, lo bukan Gemma, lo orang aneh dan gue gak kenal sama lo jadi jangan pernah hubungin gue lagi. Yang boleh ngehubungin gue cuma Gemma yang dulu, bukan lo karena gue gak kenal sama lo, dasar orang aneh. I hate you!" bentak Shiera langsung mematikan panggilan telepon tersebut.

Shiera melipat kedua tangannya diatas meja dan menangis disana, tak peduli pengunjung lain melihatnya.

Tangan kekar mengusap bahu Shiera, dari aroma parfum nya Shiera tahu-ini Louis. "Kata lo semuanya akan baik-baik aja tapi ini enggak baik-baik aja, Lou." Shiera berkata dibalik wajahnya yang disembunyikan.

SHIERA & GEMMA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang