Hari ini Shiera sedang mencuci pakaiannya, kebiasaan Shiera ketika mencuci pakaian adalah merogoh saku celana karena ia sering menemukan uang disana. Ketika merogoh saku celana dia tidak menemukan uang—dia malah menemukan tiket konser yang dia beli dari gadis dua hari yang lalu. "Astaga!" seru Shiera ketika membaca tanggal acara itu—ternyata hari ini.
Shiera memasukan bajunya kedalam mesin, menambahkan sabun lalu dia pergi dan duduk di sofa ruang tengah—disana ada Etlana. "Lan," panggil Shiera.
"Apa?"
"Kata lo gue ke konser ini gak?" Shiera menyerahkan tiket tersebut pada Etlana.
Etlana mengangguk, "Haruslah! Daripada uang lo kebuang sia-sia mending lo tonton ini siapa tau seru!"
Shiera memikirkan ucapan Etlana—benar juga, pikirnya. "Yaudah deh gue dateng."
Acara konser itu jam dua siang dan sekarang masih jam setengah sepuluh pagi. "Lo kapan mulai ngampus?" tanya Etlana.
"Minggu depan," balas Shiera.
Shiera melanjutkan aktivitas mencucinya sembari mencuci dia sesekali balik ke kamarnya untuk menata buku-buku sesuai dengan genre, warna sampul atau penulis. Shiera seringkali melakukan dua hal secara bersamaan contohnya sekarang ini dia harus mencuci dan menata bukunya.
Setelah melakukan semua aktivitasnya Shiera membaca buku diruang tengah bersama Etlana yang menonton film action di ponselnya. "Katanya mau ke konser tapi lo masih asik sama buku-buku."
"Gue baru baca dua puluh menit, Lan."
"Pala lo dua puluh menit lo udah baca satu jam lebih anjir!"
Ketika melihat jam ternyata Etlana benar, Shiera sudah membaca buku lebih dari satu jam dan sekarang sudah pukul setengah satu siang. "Gue gajadi ke konser deh," ujar Shiera tiba-tiba merasa malas.
"Dih! Bangun cepet sana udah pergi ke konser lo buang-buang duit kalo sampe gak kesana!"
"Gue biasanya ke konser bareng sama Gemma—ohiya! Si Gemma belom nelpon gue." Shiera langsung bangkit dan meraih ponselnya, ternyata Gemma sudah menelponnya namun Shiera saja yang belum membuka ponsel sejak tadi pagi.
Shiera buru-buru menelpon Gemma, dia pindah ke kamarnya dan tak lama pria itu membalas telpon Shiera. "Bunda kangen sama lo," ujar Gemma di sebrang sana.
"I miss her too."
"Dia mau liat muka lo, Shi alihkan ke vidio call." Gemma mengalihkan telpon itu menjadi vidio call, terpampang seorang wanita paruh baya yang disayang Shiera—Anaya.
"Kamu kok kuliah di Jerman gak bilang-bilang sih?!" Anaya cemberut seperti anak kecil yang sedang ngambek.
Shiera terkekeh, "Maaf Tante, Papa tuh mendadak banget masa Shiera lagi duduk di cafe tiba-tiba ditelpon suruh terbang ke Jerman saat itu juga, mana Shiera belum ganti baju," adu Shiera.
"Oke nanti Tante yang marah ke Papa kamu."
"Marahin aja Tante, bikin Papa balikin Shiera ke Indonesia."
"Kamu senang disana?" tanya Anaya.
Shiera diam sebentar ragu untuk menjawabnya—Shiera tidak senang—namun dia juga tidak bisa dikatakan sedih rasanya ya biasa saja dan sebenarnya sama seperti Shiera tinggal di Indonesia bedanya, Jerman tidak punya Gemma. "Udah aku mau ngomong sama Shiera," ujar Gemma merebut ponselnya dari sang Ibu.
"Baru juga salam kangen kamu ribet, Ge." Anaya mendesis kearah Gemma.
"Emang lo nelpon gue karena mau ngomong sama gue atau cuma mau salam kangen sama Bunda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIERA & GEMMA | END
Teen FictionShiera dan Gemma, dua orang yang terjebak di zona teman. Salah seorang dari mereka memiliki perasaan lebih menjadi seorang teman, hingga akhirnya salah satu dari mereka harus meninggalkan yang lain-jarak memisahkan hubungan pertemanan itu. Dan sala...