16. Pesan dari Arkan

27 8 0
                                    

Kuliah Shiera sudah dimulai sejak beberapa hari yang lalu. Semenjak kejadian beberapa minggu lalu yang Louis tiba-tiba mengatakan hal tidak jelas pada Shiera-sejak hari itu Shiera tidak pernah bertemu dengannya-lebih tepatnya Shiera menghindarinya. "Lo lagi ngapain, Shi?" tanya Gemma.

Shiera dan Gemma sedang vidio call lewat laptop, Gemma mengerjakan tugas kampusnya sedangkan Shiera sedang membuat outline naskah-ya, outline naskah. Jadi beberapa hari yang lalu Shiera mendapat hobi baru yaitu menulis di sebuah platform, hanya sebuah cerpen biasa saja namun Shiera tidak asal meng-upload tulisannya dia ingin membuat yang terbaik untuk para pembaca-walaupun Shiera tak yakin akan ada yang baca.

"Nothing."

"Belajar? Tumben banget gak kayak keliatan mikir."

"Gak lagi ngapa-ngapain."

"Shiera, lo manusia aneh ya?"

"Gemma, lo manusia bawel ya?"

Setelah itu Shiera mengangkat gelas kopinya dan meneguk kopi itu-apakah Shiera akan di omeli? Tentu, Gemma sedari tadi memarahi Shiera karena Shiera minum kopi namun Shiera tak takut, Gemma di Indonesia, jauh dari Jerman. "Dasar beban lambung," sindir Gemma.

"Bacot," desis Shiera sembari fokus pada tulisannya, "udah kerjain aja tugas lo!"

"Kok ada ya orang kayak lo, Shi?"

"Kalo gaada gue gak disini!"

"Ntar maag lo kambuh, Shiera."

"I told you, Ge, sebelumnya gue udah makan!" tekan Shiera sebal.

Gemma di sebrang sana hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya, sepertinya Gemma sudah tahu kalau Shiera sudah sebal dengan ocehannya. Tiba-tiba Shiera mendengar Gemma sedang berbicara dengan seseorang ketika Shiera menatap layar laptopnya, ternyata Gemma sedang bicara dengan Ranin. "Lo baik-baik aja, Shiera?"

"Yeah-i'm okay."

Shiera bicara pada dirinya kalau dia tidak boleh cemburu apalagi marah, toh Gemma dan dirinya tak punya hubungan yang membuat Shiera bisa melarangnya dekat dengan gadis lain. "Shi?" Seseorang berdiri dihadapan Shiera namun Shiera malah melamun tak menjawab panggilan tersebut.

"Shiera?"

"Eh-iya!" sentak Shiera.

Ternyata itu Louis. "Kenapa lo?" tanya Gemma.

"Ngga, gapapa."

"Lo baik-baik dan betah-betah aja kan disana?"

"Baik gak baik harus baik, betah gak betah harus betah."

"Mending balik ke Indonesia ntar kita minum es kelapa, ya gak Ran?" Gemma berkata kepada Ranin dan diberi anggukan oleh gadis itu.

Shiera tersenyum getir, "Gak ah enakan di Jerman."

"Beberapa bulan lagi juga lo bakal kangen Indonesia, kangen gue juga pasti."

"Liat aja siapa yang bakal kangen!" seru Shiera-padahal sudah jelas dia yang akan rindu pada Gemma. Shiera memang seperti itu, dia tidak mau terlihat lemah didepan siapapun-walaupun beberapa kali Shiera terlihat lemah didepan Gemma.

Louis yang sedari tadi ada dihadapan Shiera tiba-tiba duduk disebelah Shiera, "Eh ada Louis!" sapa Gemma yang disebelahnya masih ada Ranin.

Louis menatap Shiera seakan matanya berkata, 'Kamu gapapa?', toh meskipun Shiera tidak baik-baik saja kata yang akan keluar dari mulutnya tetap, 'Baik-baik saja' karena terlalu bingung untuk menjelaskan seperti apa rasanya. "Yaudah, Shi gue sama Ranin bakal pergi, gue matiin ya." Setelah itu panggilan vidionya selesai.

Tanpa menatap Louis Shiera malah melanjutkan aktivitas membuat outlinenya sesekali dia merevisi beberapa yang menurutnya kurang menarik. "Kamu kenapa sih?"

Shiera menoleh dan menggelengkan kepalanya, "Kamu minum kop-"

"Sstttt! Cukup Gemma yang kayak gitu."

"Kamu ngehindarin saya?"

"Liat! Gue lagi ngapain?!"

Louis meraih catatan Shiera, "Kamu mau jadi dokter?" tanya Louis ketika membaca tulisan Shiera yang hampir tidak terbaca sama sekali-sebenarnya tulisan Shiera bagus dan rapi hanya saja ini cuma outline lagipula Shiera akan merapikannya nanti.

"I want to be a writer."

"Kamu lagi buat naskah? Sejak kapan?"

"Beberapa hari yang lalu tiba-tiba gue kepikiran nulis ya cuma cerpen doang dan intinya-gue pake nama pena jadi orang gatau kalo itu gue yang nulis."

"Kamu mau jadi penulis misterius, gitu?"

Shiera menggeleng, "Bukan mau jadi misterius gue cuma mau orang gausah peduliin gue nya cukup suka sama ceritanya itu udah bermakna."

"Emang yakin bakal ada yang baca?"

"Ya enggak sih, tapi gapapa juga itu bukan tujuan awal gue."

Louis menatap Shiera sedangkan Shiera dengan cepat merampas kembali bukunya, "Kamu marah sama saya?"

"Ngapain gue marah sama lo!"

"Ya karena saya nyuruh kamu lupain Gemma."

Shiera menghela nafas berat, ia jadi berpikir mengapa disetiap langkahnya selalu ada nama Gemma dan Gemma sepertinya Shiera dihantui dengan Gemma. "Gini ya, Lou gue udah mulai kuliah dan gue harus belajar biar gue cepet lulus."

"Tap-"

"Lo disini karena disuruh bantu gue biar gak kesusahan kan? Dan gue gak kesusahan Lou, gue bukan cewek manja yang apa-apa harus di tuntun."

Louis mengangguk sepertinya tugas Louis jika bersama Shiera adalah mengalah, entah siapapun yang salah Louis yang harus mengalah.

Shiera melanjutkan outlinenya yang sebentar lagi siap dan nantinya akan ia ketik menjadi rangkaian cerpen, Shiera mendiamkan Louis yang masih setia duduk disampingnya. "Apa lagi?" tanya Shiera dengan wajah malas.

"Ya-saya minta maaf."

"Gaada yang harus gue maafin, emang lo salah apa?"

Louis mengangkat bahunya bertanda tidak tahu, "Beda banget lo sama Gemma," gumam Shiera yang mengingat bagaimana Gemma kalau salah tidak akan meminta maaf dia memilih bertindak yang membuat Shiera mengalir perlahan memaafkannya, menurut Gemma jika terlalu banyak minta maaf orang itu akan muak dengan kata maaf.

"Ya saya ini Louis, bukan Gemma."

"Lo bisa gak, menghilang aja dari hidup gue?!"

Louis diam menatap Shiera dengan raut wajah kesal dia mengangguk dan bangkit dari duduknya, meninggalkan Shiera yang tiba-tiba merasa bersalah. Louis pergi dengan hati Shiera yang hendak meminta maaf karena telah kasar dengannya.

Tidak-Shiera tidak peduli, biarlah Louis sakit hati dan menjauhi Shiera karena Shiera memang tidak ingin orang itu masuk ke dalam diri Shiera-Gemma sudah cukup-bahkan lebih dari cukup.

Shiera mengemaskan barang-barangnya hendak pulang ketika ia sudah selesai mengemas dan mengenakan ranselnya tiba-tiba ponsel Shiera bergetar-ada pesan yang masuk.

Arkanalraf
Shiera, entah lo ngerasa atau enggak tapi Gemma berubah, Shi.

Ketika membaca pesan itu Shiera terkejut, Gemma? Berubah? Shiera benar-benar terkejut, pasalnya seiring berjalannya waktu Shiera di Jerman dan Gemma di Indonesia mereka sering vidio call, Shiera tidak melihat tanda-tanda perubahan diri Gemma-ada yang berubah-yaitu terkadang ada Ranin disebelah Gemma.

"Arkan lagi nge jokes ya?" gumam Shiera bertanya pada dirinya.

Belum membalas pesan itu Shiera memilih untuk pulang dulu dan membalasnya ketika sampai di rumah.

-

Terimakasih sudah membaca. 🌻

SHIERA & GEMMA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang