22. Karet Rambut

42 8 4
                                    

Seharian full Shiera hanya berdiam dirumah sembari menulis cerpen di platform dan mengerjakan tugas kampusnya, ia tidak memikirkan Louis sudah cukup saja Shiera tahu sikap aslinya seperti itu sedangkan Louis mungkin sedari tadi ia menunggu Shiera diluar namun Shiera menyuruh Etlana yang membuka dan memberitahu Louis kalau Shiera sedang sibuk dengan tugasnya.

Ponsel Shierapun ia matikan karena Louis terus menelponnya—pria brengsek itu sungguh membuat Shiera kesal. "Shi," panggil Etlana.

"Ada apa, Lan?" Shiera membalas Etlana dari dalam kamarnya.

"Louis dari tadi gak pulang-pulang lo gamau nemuin dia sekali aja?"

Berpikir sejenak akhirnya Shiera keluar kamar dan pergi menemui pria itu diluar. Ketika Shiera membuka pintu Louis langsung membalikkan badannya dan meraih lengan Shiera lalu berkata, "Kamu kenapa?"

Dengan cepat Shiera menangkis tangan Louis dengan kasar. "Kan kemarin gue udah bilang stop temuin gue, lo tuli?"

"Kamu kenapa?"

Shiera menyalahkan ponsel nya dan mencari vidio yang dikirim oleh Etlana kemarin, ia menyodorkan ponsel tersebut pada wajah Louis, pria itu melihat dirinya didalam vidio. Belum sempat Louis berkata Shiera memotongnya, "Udah gaada yang perlu lo jelasin lagi."

"Tapi—"

"Lo mau jelasin apalagi, Lou? Semuanya udah jelas disitu, gue paham apa yang lo omongin sama temen-temen lo."

Louis menunduk lalu mengacak rambutnya frustasi, "Kenapa? Gagal? Lo sendiri tau siapa yang ada di hati gue, Gemma Lou bukan lo."

"Saya bodoh ya?" tanya Louis pada Shiera.

"Iya, bodoh, tolol, pokoknya level ke bodoh an lo tuh diatas rata-rata."

"Maki-maki saya aja, Shi."

"Gini ya gue lagi males bikin dosa jadi mending lo pergi dari hadapan gue dan jangan pernah kesini lagi, gaada yang perlu lo jelasin lagi ke gue dan lo juga udah tau letak kesalahan lo dimana jadi mulai detik ini gue gak kenal lagi sama lo." Setelah itu Shiera menutup pintu dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam sedangkan Louis masih mematung mencerna perkataan Shiera.

Dari dalam sepertinya Etlana menguping karena ketika masuk Etlana langsung memeluk tubuh Shiera, "You are very strong," ucap Etlana memeluk tubuh Shiera.

Shiera hanya senyum menanggapi perkataan Etlana dan ia pamit untuk ke kamar nya menyelesaikan cerpen yang ia buat, sesekali ia merutuki dirinya karena terus salah-salahan, sejujurnya ia tidak konsentrasi karena banyak yang mengganjal di kepalanya. Shiera mengacak rambutnya frustasi ia menutup wajahnya dengan kedua tangan sembari bergumam, "Kalo kayak gini seharusnya Gemma yang nenangin gue."

Didalam hati Shiera sangat merindukan Gemma, Shiera jadi berpikir kalau Gemma tahu masalah ini apa yang akan dia lakukan untuk Shiera? Namun mengingat Gemma sudah berubah mungkin pria itu hanya akan bantu doa.

Shiera melangkahkan kakinya keluar kamar ia menuju kulkas dan mengambil dua ice cream—Shiera sering sekali nyetok ice cream di kulkas karena bisa dibilang Shiera sangat menyukai ice cream. "Nih," ujar Shiera memberi satu ice creamnya pada Etlana yang masih sibuk dengan tugas-tugas nya.

"Thanks."

"Skripsi?"

"Bukan, gue skripsi nanti." Etlana membuka bungkus ice cream tersebut dan memakannya, "gue sering ngambilin ice cream lo, Shi." Etlana memberitahu Shiera, tanpa Etlana bilang sebenarnya Shiera pun sudah tahu dan tidak menghakimi teman serumahnya ini.

"Iya gue tahu, gapapa kok."

"Sumpah kayaknya lo harus belajar jahat deh," kata Etlana masih fokus dengan layar laptopnya, Shiera hanya terkekeh sembari terus menikmati ice creamnya, "sebentar lagi gue mau ke kampus lo gapapa kan gue tinggal sendiri?" Shiera mengangguk.

SHIERA & GEMMA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang