Setelah menjalani hari yang sangat campur aduk Shiera tetap disuguhkan pekerjaan yaitu memasukan baju-bajunya ke dalam lemari. "Gimana hari ini?" tanya Etlana masuk ke kamar Shiera sembari menggotong sebuah paket yang sangat besar lalu dia keluar lagi.
Shiera menoleh melihat apa aktivitas yang sedang Etlana lakukan, "Baik hari ini, lo gimana?" tanya balik Shiera ketika Etlana masuk lagi membawa paket yang besarnya sama seperti yang tadi.
"Ya gitu deh, gue kerja paruh waktu."
Shiera mengangguk dan Etlana pergi keluar lagi dan membawa paket yang sekarang ukurannya tidak sebesar tadi, "Itu apa?"
"Gatau, dari Louis katanya buat lo."
"Makasih banyak seharusnya tadi gausah di angkatin."
"Gapapa udah."
Shiera tersenyum, ia sudah memasukkan baju-bajunya kedalam lemari dan duduk di kasur disamping Etlana. "Jujur ya Shiera, muka lo emang dasarnya begitu atau lo emang punya masalah si?"
"Emang keliatan banget ya kayak muka-muka orang punya masalah?" Tak menjawab pertanyaan Shiera dengan kata-kata Etlana menopang dagu Shiera dan dia mengangguk.
"Ada apa?"
"Nothing."
"Kayaknya ada apa-apa deh, cerita aja ke gue."
Shiera menghembuskan nafas ia membenarkan posisi duduknya. "Salah gak sih kalo gue suka sama sahabat gue sendiri?" tanya Shiera dan Etlana terdiam sebentar.
"Enggak sih tapi-ribet."
Shiera mengangguk, "Dan takut karena kalo dia gak punya perasaan yang sama pertemanannya bakal rusak atau gak rusak tapi bakalan jadi akward."
"Louis?"
Shiera menggeleng, "Gemma."
"Yang tadi pergi ke Berlin bareng lo?" tanya Etlana yang diangguki Shiera, "jujur ya gue kira dia cowok lo."
"Perlakuan dia ke gue itu yang bikin diri gue merasa spesial, merasa kalo dia juga punya perasaan yang sama ke gue padahal mah ya gitu."
Etlana tersenyum seakan memberi energi untuk Shiera tetap semangat, "Gapapa kalo jodoh ada jalannya," ucap Etlana lalu dia berdiri, "sorry gue harus ngerjain tugas lagi. Ada makanan tadi gue bawa buat lo kalo laper ambil aja dan kalo butuh gue teriak aja."
"Makasih banyak ya Etlana."
Setelah Etlana keluar dari kamar Shiera, Shiera mengambil gunting dan membuka paket-paket itu namun sebelum Shiera benar-benar membukanya Shiera menelpon Louis. "Ada apa Shiera?" terdengar ditelinga Shiera suara serak Louis seperti orang bangun tidur.
"Eh lo tadi lagi tidur?" pertanyaan Shiera hanya dibalas dengan erangan Louis, "yaudah kalo gitu nanti aja."
"Ada apa?" tanya Louis lagi, "bilang sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIERA & GEMMA | END
Teen FictionShiera dan Gemma, dua orang yang terjebak di zona teman. Salah seorang dari mereka memiliki perasaan lebih menjadi seorang teman, hingga akhirnya salah satu dari mereka harus meninggalkan yang lain-jarak memisahkan hubungan pertemanan itu. Dan sala...