Shiera duduk di kursi taman, hatinya sakit, pikirannya kacau namun ia tidak bisa mengeluarkan air mata-tidak tahu mengapa begitu. Tiba-tiba ada seorang perempuan sebaya dengannya duduk disamping kursi disebelah Shiera-matanya sembab.
Tidak perlu Shiera tanya apakah dia baik-baik saja karena walaupun dia sedang tidak baik-baik saja pertanyaan 'ada apa' itu selalu dibalas dengan 'tidak apa-apa' Shiera malah bangkit dan membeli dua ice cream cokelat dan kembali duduk di samping gadis itu. "Chocolate ice cream can make you feel better."
Dia menoleh menatap Shiera, "Do you care about me?"
"You are not alone." Dengan ragu gadis itu mengambil ice cream cokelat yang tadi Shiera tawarkan.
Gadis itu tiba-tiba membuka suaranya, menceritakan apa yang sedang dia alami sembari bergerak-gerak resah. Shiera menatapnya dan tidak melihat wujud kebohongan disana. "Right now I only have concert tickets that I bought two days ago." Jadi, gadis itu berasal dari Thailand dia kuliah di Jerman seperti Shiera-dan Ibunya sedang sakit.
Gadis itu harus kembali ke negara asalnya namun uangnya sudah habis dia hanya punya beberapa euro yang pasti tidak bisa membeli tiket pesawat namun dia tadi berkata kalau dia juga ada tiket konser. Shiera mengeluarkan uang dari dalam dompetnya dan memberikannya pada gadis itu, "This is enough for you to buy a plane ticket."
"No, I'm just telling you I won't bother you."
"Take this!" Bukan Shiera ingin menjadi pahlawan namun mengingat bagaimana Shiera sudah tidak bisa bertemu Bundanya-itu membuat Shiera takut gadis di hadapannya ini harus merasakan hal yang sama.
Dia menggeleng lemah, "You said you have concert tickets, how about if I just buy that ticket?" tanya Shiera-walau dia tidak minat dengan konser tersebut, "let's just say I bought your concert ticket."
"Yes, I agree, the ticket costs half the money you give."
Shiera tersenyum gadis itu mengeluarkan sebuah tiket dari dalam tasnya dan Shiera mengambilnya, "I have to go, oh thank you very much, what's your name?"
"Shiera, and you?"
"Phawta."
"Nice to meet you, Phawta."
"Nice to meet you to, Sheira. I have to go thanks you are very kind." Setelah itu Phawta melenggang pergi, meninggalkan Shiera dengan tiket konser ditangannya.
Shiera tersenyum getir hari ini dia harus menghadapi dua orang yang akan sama-sama menginjak bandara, yang pertama Shiera tidak ingin orang itu pergi dan yang kedua Shiera ingin orang itu cepat pergi sebelum semuanya terlambat. Shiera meminum ice creamnya sebelum mencair dengan tangan yang memegang tiket konser. "Ini band apa sih?" tanya Shiera bergumam.
"Ah bodo deh," lanjutnya.
Shiera duduk di taman lama sekali hingga kakinya terasa keram-dia tidak menangis atau melakukan apa-apa disana, dia hanya diam melihat orang terus berlalu-lalang dengan ekspresi wajah mereka yang berbeda yang Shierapun tak tahu apa yang sedang mereka rasakan. "Shiera?" Ketika mendongak ternyata dia adalah Etlana.
"Lagi ngapain?"
Shiera hanya menggeleng, "Gak ngapa-ngapain."
"Ikut gue aja yuk?"
"Kemana?"
"Ke tempat kerja gue, nanti gue gratisin deh."
Sheira berpikir sejenak lalu dia mengangguk, "Ayo tapi gue bayar aja ya."
"Udah gampang, yuk?" Shiera bangkit perlahan kaki dan bokongnya benar-benar sangat keram karena ia duduk berjam-jam disana.
Shiera dan Etlana berjalan menuju tempat kerja yang Etlana maksud, tempat itu tidak jauh dari taman, itu adalah sebuah restoran makanan halal yang entah mengapa Shiera dapat mendengar suara-suara berbahasa Indonesia. "Ini restoran Indo," ujar Etlana memberitahu, "yang punya juga orang Indo."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIERA & GEMMA | END
Teen FictionShiera dan Gemma, dua orang yang terjebak di zona teman. Salah seorang dari mereka memiliki perasaan lebih menjadi seorang teman, hingga akhirnya salah satu dari mereka harus meninggalkan yang lain-jarak memisahkan hubungan pertemanan itu. Dan sala...