Kehampaan Yang Begitu Terasa. Sangat Terasa
..
.
Richel telah berbincang kurang lebih hampir sejam dengan Saka. Bertindak sebagai dokter psikiater, tanpa Saka sadari. Dapat menyimpulkan jika pasangan suami istri tersebut kurang komunikasi, tidak saling terbuka dan tidak saling percaya. Sehingga timbul kesalahpahaman diantara mereka.
Dalam permasalahan ini, Saka yang paling bersalah karena tidak terbuka pada Haidee. Namun, Richel tidak menghakimi Saka. Mengerti setelah ia mendengar masa lalu yang begitu kelam dari pria tersebut. Kurang lebih sama persis yang pernah diceritakan Haidee.
Tapi, Richel langsung menangkap sesuatu saat Saka dengan ragu menceritakan masa lalunya. Pria itu terbayang-bayang sosok Arsika. Dihantui dengan perasaan bersalah sehingga terbelenggu, terjebak di masa lalu. Berusaha menutupi apa yang pernah ia alami, sehingga ia menjadi pribadi yang tertutup. Terlihat begitu bersahabat, namun ada tembok tak kasat mata yang dibangun Saka agar orang-orang tidak mengetahui apa yang sebenarnya ia alami.
Bertindak baik-baik saja. Namun, nyatanya ia sangat tidak baik-baik.
"Lain kali kalau Pak Saka mau berbincang dengan saya lagi, saya akan bersedia," ujar Richel ramah lalu pamit.
Meninggalkan Saka yang termenung dan baru tersadar jika ia telah menceritakan masa lalunya yang kelam pada orang asing. Dan sekali lagi mengumpat saat mengingat pekerjaan Richel. Tapi, ia tidak perlu khawatir karena Richel pastinya profesional. Tidak akan membeberkan apa yang ia alami.
Sadam masuk lalu duduk di sofa dalam sana, mengabaikan tatapan tajam Saka.
"Temen lo itu bisa hipnotis?" Sadam menegakkan kepala menatap bingung Saka.
"Hah?"
Saka mendengus pelan. Sepertinya ada yang sama dengan dirinya. Tubuhnya berada di ruangan ini, tapi pikirannya berkelana entah kemana.
"Yang cewek itu."
"Emang dia apain lo?"
Saka sekali lagi mendengus pelan. "Masa tadi gue cerita tentang hal yang bersifat privasi ke dia? Padahal kita baru ketemu dan belum kenal."
Sadam tertawa mendengar Saka menggerutu kesal. "Dia gak bisa hipnotis. Emang pekerjaannya dia tuh bisa ngajak orang ngobrol apa aja. Bisa langsung akrab walaupun baru ketemu atau gak kenal sama sekali. Emang orangnya ramah banget. Lemah lembut lagi. Siapapun yang ngobrol sama dia pasti langsung nyaman," jelas Sadam mendeskripsikan Richel.
Dokter psikiater yang memang terkenal mampu mengatasi pasiennya dengan cepat. Memberi konsultasi serta terapi.
Lalu hening menyelimuti mereka. Saka kembali merebahkan tubuhnya sementara Sadam masih duduk di tempatnya. Mengamati Saka yang melamun.
"Gue pernah ngobrol dengan Haidee...." Saka menoleh membalas tatapan Sadam. "Gue tanya ke dia. Kalau cewek marah ataupun ngambek, sebenarnya apa yang dia mau? Terus jawabannya dia, butuh waktu untuk tenangin diri dulu."
Saka terdiam mencerna perkataan Sadam. "Haidee gak ninggalin lo, Ka. Dia pasti cuma nenangin diri. Apapun masalah kalian, gue yakin semarah-marahnya Haidee ke elo pasti dia balik lagi."
"Kalau dia gak balik?" sahut Saka menanggapi Sadam.
"Lo jemput dia!"
Lalu Sadam terdiam. Memikirkan perkataannya lalu matanya berbinar. "Astaga! Kok gue bego sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LACUNA
ChickLit[series2] #PROJECT 3 ___________ ⚠️21+ LACUNA : "Sebuah ruang hampa, sebuah bagian yang hilang". __________ Copyright ©2021, NanasManis start [11/2/21] end [28/3/21]