Stay With Me [1]
..
.
"Satu porsi onion ring, dua porsi crispy chiken. Cappucino dua dan air botol mineral satu?"
Haidee mengulang pesanan pada pelanggan kafe tempatnya bekerja sejak ia memilih meninggalkan Saka tanpa pamit.
Setelah mendapat anggukan dari pelanggan tersebut, ia mengangguk pelan seraya melangkah untuk memenuhi pesanan pelanggan tersebut.
Bekerja di salah satu kafe yang terdapat di resort terkenal di sekitar pantai Marina, daerah Batam.
Sangat jauh Haidee pergi menenangkan diri. Berharap ia dapat melupakan segala beban yang membuatnya terasa sesak.
Namun, tetap saja bayang-bayang Saka hampir setiap malam mendatanginya, apalagi jika ia kembali dari bekerja. Dikesunyian malam, ia sendirian di dalam tempat tinggalnya yang berada tidak jauh dari resort tersebut. Agak dekat dengan daerah pantai, jadi ia bisa sesekali ke bibir pantai untuk menikmati angin pantai di malam hari yang begitu menenangkan.
Setelah mengantar pesanan pelanggannya, Haidee duduk sejenak. Untuk bersitirahat karena sejak kafe buka hingga sore menjelang malam, ia jarang beristirahat karena banyaknya pelanggan yang datang. Maklum saja, saat ini sedang musim liburan. Banyak orang yang menikmati liburan di pantai Marina serta singgah di kafe tersebut untuk mengisi perut mereka atau sekedar menikmati kopi dengan suasana pantai.
Ponsel Haidee berdering hingga ia merogoh saku bajunya. Ponsel yang baru dibeli setelah tiba di kota ini karena memang sengaja tidak membawa apapun, kecuali dompet berisi KTP serta beberapa jumlah uang.
Layar ponsel menampilkan notifikasi pesan yang baru masuk.
Kak Marshal
Kalau capek, istirahat aja dulu. Jgn paksain diriSontak mata Haidee mengedar ke segala penjuru kafe tersebut lalu senyum tipis terbit di bibirnya saat menemukan Marshal yang melambai ke arahnya.
Haidee kembali memasukkan ponsel ke sakunya, kemudian melangkah menuju Marshal seraya membawa buku menu.
"Mau pesan apa?"
Marshal mendengus geli. Tersenyum geli melihat Haidee yang bertindak seperti pelayan profesional. Sangat berbanding terbalik dengan sikap Haidee yang begitu dingin.
"Seperti biasa." Haidee pun menuliskan pesanan Marshal. "Suruh yang lain aja. Kamu temenin aku di sini!" Marshal mencegah kepergian Haidee lalu memanggil pelayan lain.
"Kak Marshal..." Haidee hendak protes, tapi Marshal menggeleng pelan.
"Sst... mending kamu duduk di sini. Kata Carlos, kamu seharian ini gak pernah istirahat."
Akhirnya Haidee duduk di kursi kosong, di hadapan Marshal.
Memang kafe ini milik teman Marshal. Dan ia kabur ke tempat ini atas bantuan Marshal.
Haidee bersyukur jika mantan kekasih sekaligus temannya tersebut masih sedia membantunya. Walau ia telah menorehkan luka pada Marshal. Tapi, kata Marshal skor mereka telah satu sama dalam menorehkan luka. Jadi, Marshal maklum atas perlakuan Haidee padanya.
Lagian Marshal pernah berkata di pertemuan terakhir mereka. Jika mereka akan bertemu kembali. Tidak ada kata selamat tinggal. Dan Marshal akan memberi bantuan jika Haidee minta.
Marshal terdiam mengamati Haidee yang menatap ke arah pantai. "Kamu suka tinggal di sini?"
Haidee menoleh ke arah Marshal lalu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
LACUNA
ChickLit[series2] #PROJECT 3 ___________ ⚠️21+ LACUNA : "Sebuah ruang hampa, sebuah bagian yang hilang". __________ Copyright ©2021, NanasManis start [11/2/21] end [28/3/21]