28

22.4K 1.7K 48
                                    

Tentang Masa Lalu Saka
.

.

.

Saka berlari tergesa-gesa mengejar sosok yang begitu marah padanya. Pikirannya berkecamuk dan gelisah. Sungguh takut jika wanita itu meninggalkannya hanya karena kesalahpahaman.

Secepat mungkin Saka mengejarnya. Ingin menjelaskan dan meluruskan segalanya agar hubungan mereka membaik.

"Arsi!" panggil Saka bersamaan dengan tarikan tangannya ke lengan Arsika hingga membuat kekasihnya itu berhenti berlari dan tubuhnya sepenuhnya menghadap padanya.

"Please, dengerin aku dulu!" ujar Saka memelas.

"Dengerin apalagi?!" balas Arsika dengan suara gemetar menahan tangis. Menatap penuh kekecewaan Saka.

"Arsi... aku sayang sama kamu. Cinta benget sama kamu! Sedetik pun aku gak berpaling ke wanita manapun! Apalagi ke adik kamu! Aryani!" jelas Saka penuh penekanan. Penuh kelembutan. Menangkup wajah Arsika karena enggan menatapnya. "Kamu cuma salah paham, Sayang," sambungnya penuh kelembutan.

Arsika enggan menatap mata teduh dan penuh pengharapan dari Saka. Bola matanya ia gulirkan untuk menahan agar air matanya tidak tumpah.

"Terus... terus kenapa kalian pelukan?" tanya Arsika terbata-bata. Masih enggan menatap Saka. Menunjukkan jika ia masih merajuk.

Saka tersenyum kecil. Merasa Arsika telah luluh. Lalu ia menyuruh Arsika untuk membalas tatapannya. Memberi ciuman singkat lebih dulu, sebelum menjelaskan segalanya.

"Aryani adik kamu. Berarti adik aku juga. Salah kalau Abangnya peluk adiknya?" Arsika menggeleng pelan merespon perkataan Saka. "Aryani baru aja putus cinta. Dia sedih terus curhat ke aku. Katanya dia takut curhat ke kamu soalnya kamu galak. Nanti kamu cuma marah-marahin dia karena gak dengerin kamu kalau Erwin itu brengsek."

"Aku gak galak!" elak Arsika dengan nada merajuk membuat Saka tertawa geli lalu menjawil puncak hidung Arsika membuat wanita itu memekik pelan.

"Tapi Aryani suka sama kamu, Ka," lirih Arsika sembari menunduk. Mengingat jika adiknya menyukai Saka. Lalu ia menegakkan kepalanya. "Jangan bilang kamu pacarin aku soalnya pengen deket sama adik aku?!" Tuduhan Arsika membuat Saka tertawa.

"Enggaklah! Jangan ngaco kamu!"

"Tapi... tapi... kata Hamdi..." Saka mendengus pelan lalu membungkam bibir yang mengerucut sebal itu menggunakan bibirnya. Menyesapnya pelan bahkan menggigitnya.

Arsika terbuai dan mulai membalas ciuman Saka. Melupakan jika ia marah pada pria itu.

"Aku cinta banget sama kamu, Ar. Gak akan berhenti dan gak akan tergantikan," ujar Saka lirih setelah melepas tautan bibir mereka. Tanpa menjauhkan wajahnya dari wajah Arsika. Kedua kening mereka saling menempel.

"Aku juga," ujar Arsika malu-malu.

Meski hubungan mereka telah menempuh tiga tahun. Tapi, kekasihnya itu masih saja malu jika mengungkapkan perasaannya, apalagi jika mereka begitu intim.

"Kamu gak ada rasa kan sama Aryani?" Saka menggeleng tegas. Saka sangat mencintai Arsika. Bahkan ia berhenti menjadi playboy karena wanita itu. Mendapatkan Arsika bahkan membutuhkan beberapa tahun terlewati karena wanita itu sangat sulit ia dapatkan.

Tidak seperti wanita lainnya yang rela melempar diri mereka padanya. Arsika tidak.

Malah Arsika menghindar darinya karena tau kalau ia pemain wanita.

LACUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang