36

32.2K 1.7K 47
                                    

Jangan Mempersulit Sesuatu Yang Mudah
.

.

.

Saat masuk ke dalam rumah, Saka kembali mempertemukan bibirnya dengan bibir Haidee yang membengkak karena ulahnya tadi saat berada di bibir pantai.

Terlarut dalam ciuman Saka, Haidee pun akhirnya membalas ciuman memabukkan pria itu. Menutup pintu belakang menggunakan kakinya.

Saka sontak menempelkan punggung Haidee di daun pintu, lanjut melumat habis bibir Haidee. Tangannya menjelajah di seluruh tubuh Haidee. Mengeluarkan ujung kemeja Haidee dari rok 7/8 yang dikenakan Haidee. Lalu memasukkan tangannya, mengusap kulit pinggang Haidee secara langsung.

Keduanya melepas ciuman, sama-sama terengah akibat ciuman menggebu-gebu tersebut. Kening mereka saling bersentuhan, mereka bisa merasakan deruh nafas mereka satu sama lain yang menerpa wajah mereka.

Setelah nafasnya kembali normal Saka kembali menyerang Haidee. Kali ini leher Haidee menjadi sasarannya membuat Haidee mendongak, memberi Saka akses.

Tangan Saka turun ke bawah, kaki kiri Haidee diangkat membelit sebelah pinggangnya lalu menaikkan rok Haidee hingga menampilkan paha Haidee. Mengusap seduktif paha Haidee, seiring dengan bibirnya yang kini menggigit ringan leher Haidee.

Sungguh, Saka mampu membuat Haidee lupa segalanya. Tentang rasa marah, kecewa dan sakit. Sekarang tergantikan dengan rasa yang mendamba. Sangat mendamba akan sentuhan Saka di setiap inci tubuhnya.

Dengan tidak sabaran Saka menarik dirinya, berhenti bermain di leher Haidee. Ia menurunkan kaki kiri Haidee dari pinggangnya lalu membuka kaitan celana yang ia kenakan sembari menatap tajam Haidee yang terengah-engah dengan tampilan yang begitu berantakan.

Tanpa melepas celana, Saka mengeluarkan pusat gairahnya, lalu kembali menaikkan kaki kiri Haidee ke pinggangnya setelah melepas celana dalam Haidee. Menyingkap rok Haidee hingga terkumpul di pinggang Haidee.

Lalu mereka pun menyatu.

Haidee melenguh pelan merasa sedikit perih karena kembali dimasuki semenjak kurang lebih sebulan tidak pernah dimasuki. Matanya terpejam erat, nafasnya terengah-engah. Berdesis beberapa kali setiap Saka menghentak di bawah sana. Kedua tangannya memegang pundak Saka begitu erat agar ia bisa berdiri.

Sementara itu Saka mulai mempercepat gerakannya. Tidak memutus tatapan tajamnya dari Haidee yang begitu menikmati hujamannya.

Saka mengerang keras saat merasakan pusat gairahnya dijepit kuat, ia melepas penyatuan mereka. Lalu membalik tubuh Haidee. Menyuruh Haidee membungkuk.

Haidee menurut. Menumpukan kedua tangannya di daun pintu. Memejamkan erat matanya, menikmati hujaman Saka dari belakang. Perih dan nikmat bercampur menjadi satu. Kedua kakinya gemetar pelan merasakan sensasi yang luar biasa ini.

Saat ia yang hampir limbung, Saka dengan cepat menaikkan kedua tangan yang tadi berada di pinggulnya ke bagian dadanya. Meremas kedua buah dadanya yang masih terbungkus rapi dibalik kemejanya. Saka menarik tubuhnya hingga ia berdiri, di bawah sana ia merasakan begitu sesak membuatnya melenguh pelan dan berdesis pelan menyuruh Saka berhenti sejenak.

Namun, Saka tidak mendengarnya. Sibuk untuk mencapai puncaknya hingga semakin bergerak cepat lalu menekan pinggulnya, merasakan terlalu masuk ke dalam. Terdiam sejenak, mereka terengah-engah. Saka menarik kepala Haidee untuk menoleh lalu kembali mempertemukan bibir mereka. Melumatnya dengan pelan. Sangat pelan. 

Setelah penyatuan mereka terlepas. Saka menarik Haidee lalu mendudukkan Haidee di atas meja makan. Melepas rok Haidee hingga bagian bawah Haidee tidak terbaluti apapun.

LACUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang