35

30.8K 1.8K 52
                                    

Stay With Me [2]
.

.

.

Saka keluar dari kamar mandi, telah berpakaian lengkap. Melangkah ringan menuju ke ruang tengah sembari mengusap rambutnya yang setengah basah menggunakan handuk.

Langkahnya berhenti saat melihat Haidee sedang melebarkan kasur lipat.

"Aku tidur di situ?"

Haidee menoleh menatap Saka lalu  mengangguk kemudian berdiri. Menghadap ke arah Saka.

"Aku ambilin bantal dan selimut dulu." Setelahnya Haidee kembali masuk ke kamar meninggalkan Saka yang langsung menghela nafas berat.

Tidak lama kemudian, Haidee keluar membawa apa yang diambilnya di dalam kamar lalu memberinya pada Saka.

"Jangan lupa matiin lampu, kalau udah mau tidur. Saklarnya ada di situ," ujar Haidee seraya menunjuk saklar lampu ruang tengah berada di sebelah lemari yang berada di antara sekat dapur dan ruang tengah.

Saka mengangguk saja, Haidee pun masuk ke dalam kamar.

Hingga lewat tengah malam, Haidee yang sedang tertidur agak tersentak saat mendengar bunyi debuman keras yang berasal dari langit. Disertai derasnya hujan yang berlomba-lomba saling berjatuhan.

Haidee membuka matanya, menengok ke arah pintu kamarnya. Beberapa detik posisinya seperti itu, hingga ia turun dari tempat tidur berukuran single tersebut.

Membuka pintu kamarnya. Pemandangan yang langsung ia hadapi adalah sosok Saka yang masih terjaga.

Pria itu sedang melamun melihat keluar jendela yang gordennya disibak setengah.

"Kenapa belum tidur?"

Saka tersentak, ia langsung menengok ke arah Haidee yang berdiri di sebelah kasur lipat yang disediakan wanita itu.

"Kayaknya gara-gara minum kopi espresso deh. Aku gak ngerasain kantuk."

Lalu keduanya kembali terdiam. Hawa dingin menerpa mereka. Hujan di luar semakin deras disertai suara gemuruh guntur serta kilat yang sesekali menghiasi langit malam.

"Mending Mas tidur. Besok Mas kerja, kan?"

Haidee hendak berlalu, tapi suara Saka mengurungkan niatnya. "Aku boleh tidur bareng kamu?"

Pertanyaan yang aneh. Mereka suami istri. Tidak perlu meminta izin untuk tidur bersama, bukan? Namun, situasi mereka saat ini begitu canggung. Kurang lebih sebulan lamanya mereka tidak bertemu dan putus komunikasi membuat hubungan mereka terasa meregang.

Saka mendesah berat. Harus menelan pil kekecewaan saat Haidee berlalu begitu saja, masuk kembali ke kamar.

Tapi, Saka kemudian dibuat heran saat melihat Haidee keluar membawa satu bantal.

"Kasur di kamar ukuran satu orang.  Gak muat kalau tidur berdua," ujar Haidee tanpa menatap Saka, ia sedang menaruh bantal di atas kasur lipat, di sebelah bantal untuk Saka. Lalu melebarkan selimut yang masih terlipat rapi.

Merasa tidak ada pergerakan dari Saka membuat Haidee menengok ke arah Saka yang memang masih berada di tempatnya.

"Mas, gak mau tidur?"

Saka pun terbuyar, ia segera berdiri dan menyusul Haidee. Tidur di sebelah Haidee.

Tubuh keduanya berjarak sejengkal. Tidur dalam satu selimut yang sama dan objek penglihatan mereka pun sama. Yaitu, langit-langit ruangan tersebut.

LACUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang