Memaafkan, Bukan Berarti Melupakan
.
.
.
Haidee terdiam kaku mendengar kata demi kata yang terlontar dari mulut Saka. Merasa hatinya berdenyut sakit. Sangat sakit. Mengetahui kenyataan jika Saka mengabaikannya malam itu karena pergi menemui Aryani.
Kalau saja ia tau seperti ini, lebih baik Saka berbohong padanya. Haidee akan percaya. Karena ia begitu sakit mendengar apa yang sebenarnya terjadi. Kejujuran yang dilontarkan Saka.
Entah kenapa Saka berkata jujur. Memang mungkin ingin membuatnya semakin terluka.
Seperti biasanya. Ia tak akan menangis. Walah sesakit apapun dan sesesak apapun dadanya. Air matanya tak akan keluar sama sekali. Dan itulah yang menambah beban sakitnya.
Kalau bisa. Haidee ingin rasanya menangis. Walau beberapa detik saja. Karena menangis dapat meringankan sesak di dadanya. Walau tak sepenuhnya hilang.
"Dee... maaf. Aku bener-bener minta maaf."
Haidee terbuyar, menunduk menatap Saka yang bersimpuh di hadapannya. Mencium kedua tangannya secara bergantian.
Sejak hidup dan mengenal Saka selama tiga tahun, baru kali ini ia melihat Saka begitu rapuh. Matanya memerah. Mungkin menahan tangis. Tatapannya begitu penuh harapan. Mengharapkan penerimaan kata maafnya.
"Dee... please...," lirih Saka mendongak menatap Haidee yang sama sekali tak bergeming. Saka menggenggam erat kedua tangan Haidee.
"Aku... aku janji gak bakal ulangi kesalahanku lagi."
Haidee memejamkan matanya sejenak lalu kembali menatap Saka yang menunggu.
"Iya Mas. Aku maafin Mas..."
Saka agak sangsi mendengar Haidee memaafkannya. Tapi, ia tetap menyunggingkan senyum penuh syukur dan kembali menghujani ciuman bertubi-tubi ke kedua tangan Haidee.
"Makasih.... makasih Sayang." Saka berdiri lalu duduk di sebelah Haidee, kemudian membawa Haidee ke dalam pelukannya. Menghujani beberapa kali ciuman di kepala Haidee.
Tatapan Haidee kosong ke arah depan, sama sekali tak membalas pelukan Saka yang begitu erat. Entah kenapa ia merasa perasaan sayang dan takut kehilangan dari Saka. Namun, di saat yang bersamaan ia tak ingin percaya dan tak yakin.
"Walaupun aku memaafkan Mas, aku gak bakal pernah lupain apa yang pernah Mas lakuin waktu itu hingga aku kehilangan janin kita."
Perasaan lega yang membuncah yang dirasakan Saka seketika memudar. Pelukannya perlahan meregang dan ia berhenti mencium kepala Haidee.
Kemudian Haidee mengurai pelukan mereka. Membalas tatapan sendu Saka, ia memberi ciuman singkat di bibir Saka.
"Aku mau istirahat, Mas."
Setelahnya Haidee beranjak masuk ke kamar meninggalkan Saka yang mencerna secara perlahan apa yang dikatakan Haidee beberapa detik yang lalu.
》》《《
Seperti hari biasa. Haidee bangun pagi buta untuk menyiapkan segala keperluan untuk Saka yang hari ini akan berangkat ke kantor setelah cuti selama seminggu. Menyiapkan sarapan seadanya karena kurangnya bahan masakan dan tak lupa menyiapkan pakaian kerja Saka.
Semuanya kembali seperti semula. Seakan kejadian dan perseteruan yang terjadi di antara pasangan suami istri tersebut tak pernah terjadi.
"Morning Dee!" sapa Saka lalu mengecup sekilas pelipis kiri Haidee yang sedang menyiapkan sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LACUNA
ChickLit[series2] #PROJECT 3 ___________ ⚠️21+ LACUNA : "Sebuah ruang hampa, sebuah bagian yang hilang". __________ Copyright ©2021, NanasManis start [11/2/21] end [28/3/21]