Pertengkaran Mereka Di Pagi Hari
..
.
Meski hari ini cukup menyenangkan karena jalan-jalan seharian dengan Marshal, tak lantas membuat sikap Haidee menjadi hangat setelah berada di apartemen, apalagi saat Saka pulang dari kantor.
Atmosfer di antara mereka begitu dingin.
Tak ada kata sambutan ataupun basa basi yang terlontar dari Haidee. Membiarkan Saka bergerak di sekitarnya, tanpa ia lirik sedikit pun.
Saka menyadari sikap dingin Haidee, lebih dingin dari biasanya. Tapi, ia tak peduli karena sudah biasa. Apalagi saat ini Haidee sedang haid. Mungkin saja mood Haidee sedang buruk, pikirnya.
Langkahnya yang hendak keluar dari kamar terhenti saat melihat dua tas kertas dari salah satu brand ternama. Lalu ia menatap Haidee.
Sejak menikah, semua kebutuhan Haidee, Saka penuhi. Tak ada yang Saka batasi jika Haidee ingin membeli apapun. Asalkan Haidee meminta izin padanya lebih dulu.
"Yang beliin kamu itu semua, siapa?" tanya Saka membuat Haidee akhirnya menatapnya lalu pandangan Haidee terarah ke dua tas kertas tersebut yang berada di dekat meja rias.
Lalu Haidee kembali menatap Saka yang menunggu jawabannya. "Kak Marshal," jawabnya dingin lalu kembali membaca novel yang baru tadi dibeli atau lebih tepatnya Marshal yang membelinya.
Tak ada lagi suara dari Saka, tak ada derap kaki melangkah serta pintu terbuka. Berarti Saka masih berdiri di tempatnya membuatnya kembali menatap Saka yang masih senantiasa menatapnya.
Mengangkat satu heran karena Saka tak beranjak, ia bertanya. "Mas Saka cemburu?"
Saka menggeleng dan langsung menjawab, "Gaklah! Malah bersyukur karena uangku gak perlu keluar beliin kamu barang-barang itu. Sampaikan terima kasihku buat mantan pacar mu itu.". Nada gurauan yang dilontarkan Saka dan diiringi tawa kecil di akhir kalimatnya. Kemudian Saka keluar dari kamar meninggalkan Haidee yang tanpa sadar meremas novel yang berada di pangkuannya.
Menyalurkan rasa kesal dan rasa dongkol.
Bukan ini yang Haidee harapkan.
Saat sebagian para wanita merasa bersyukur karena prianya tak cemburuan, beda halnya dengan Haidee yang tak senang dengan hal itu. Ia merasa tak beruntung.
Haidee ingin seperti wanita yang beruntung karena prianya cemburuan. Karena, menurut Haidee kecemburuan seorang pria menunjukkan rasa cintanya.
Apa Saka tak mencintainya, jadi Saka tak cemburu walau ia seharian ini berduaan dengan Marshal? Bahkan Marshal membelikan dirinya barang-barang branded.
Mood Haidee semakin buruk, ia menutup novel tersebut secara kasar. Lalu naik ke atas tempat tidur. Memilih memejamkan mata. Setelah mematikan lampu utama, membiarkan lampu tidur yang menyala membari sedikit penerangan di kamar tersebut agar tak gelap gulita.
Tidur Haidee terganggu karena tempat tidur berguncang pelan, ia membuka mata lalu menengok ke belakang melihat Saka yang bergerak gelisah dengan mata terpejam. Kening pria itu berkerut. Bibirnya bergetar pelan dan diguyuri keringat. Padahal pendingin ruangan menyala dengan suhu paling rendah.
Dengan pelan Haidee mengusap kening Saka, lalu lengannya. "Mas," panggil Haidee dengan suara yang begitu lirih. Mencoba membangunkan Saka dari mimpi buruk, menurutnya.
Pemandangan yang dilihatnya saat ini bukan lah yang pertama. Jika mereka tak melakukan hubungan intim hingga Saka kelelahan lalu tidur terlelap, maka Saka akan mengalami mimpi buruk. Tidur dalam keadaan gelisah.
![](https://img.wattpad.com/cover/256260203-288-k952705.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LACUNA
Chick-Lit[series2] #PROJECT 3 ___________ ⚠️21+ LACUNA : "Sebuah ruang hampa, sebuah bagian yang hilang". __________ Copyright ©2021, NanasManis start [11/2/21] end [28/3/21]