01

76.8K 2.5K 45
                                    

Kurangnya Waktu Kebersamaan Mereka
.

.

.

Haidee memejamkan erat matanya seraya mencengkeram ujung selimut yang berada di depan dadanya. Kepalanya semakin terdorong ke depan, terseok ke bantal. Mulutnya terbuka setengah, mengeluarkan erangan serta desisan, setiap kali hujaman keras di belakang tubuhnya semakin menekannya masuk ke dalam dan kemudian berubah bergerak semakin cepat.

Seluruh tubuhnya bergetar, ia telah mencapai kepuasannya yang membuat tubuhnya lemas.

Kalau saja pria yang membuatnya mendesis nikmat tak memegang kedua pinggunglnya agar tetap terangkat, mungkin posisinya saat ini sudah telungkup pasrah di atas ranjang yang spereinya karu-karuan.

Tiga kali hentakkan, membuatnya mengerang keras dan mencengkeram bantal yang berada di atas kepalanya.

Badannya sudah lelah, tapi ia tau jika pria tersebut belum lelah walau sudah mencapai puncak.

Badannya dibalikkan, lalu kedua kakinya dibuka lebar dan ditekuk. Sekali lagi, ia dimasuki, kini gerakannya begitu lembut, namun hanya sebentar karena beberapa detik kemudian, tubuhnya kembali terlonjak-lonjak karena hujaman keras, sehingga ia mengerang keras lagi, apalagi saat kedua buah dadanya dimainkan secara kasar.

Entah berapa lama, mereka mencapai kenikmatan, hingga membuat mereka terlelap.

Walau begadang semalaman, tapi Haidee tetap bangun pagi hari.

Matanya terasa berat untuk dibuka sempurna. Ia hanya membukanya setengah, lalu mengulurkan tangan untuk menggapai ponselnya dan kemudian mematikan alarm tersebut.

Sudah pukul tujuh, seperti biasa pada hari kerja, ia akan bangun sesuai jadwal. Bukan karena ia seorang wanita karir, tapi ia harus menyiapkan segala keperluan untuk pria yang masih tertidur pulas dengan posisi telungkup.

Ia memperbaiki posisi selimut yang tersibak di bagian kaki kanan pria itu. Lalu turun dari ranjang dengan keadaan bugil dan mengambil gaun tidur yang ia sampirkan di sofa tadi malam, tidak lupa memakai pakaian dalam dan kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajah serta merapikan rambutnya.

Keluar dari kamar dan langsung menuju ke dapur kecil yang berada di dalam unit apartemen tersebut. Membuka kulkas untuk melihat apa yang akan dimasak hari ini.

Melihat ada sosis dan telur, ia memilih membuat nasi goreng saja.

Sebelum memasak, ia menggelung rambutnya ke atas hingga memudahkannya melakukan aktivitasnya, tanpa terhalang rambut panjangnya.

Sementara itu, di dalam kamar. Saka melenguh pelan lalu membuka matanya. Ia mencari sosok Haidee yang tak berada di sebelahnya.

Dengan malas, ia bangun dan melihat jam yang bergantung di dinding kamar. Lalu mengalihkan tatapannya pada kalender duduk yang berada di nakas sebelahnya.

"Ah shit! Monster day again!" desisnya kesal lalu menyibak selimut yang menutupi tubuh telanjangnya, kemudian masuk ke kamar mandi.

Kembali ke Haidee yang telah siap dengan nasi goreng bersamaan dengan Saka yang keluar dari kamar. Pria itu mengenakan bokser serta baju tanpa lengan. Sibuk menunduk menatap layar pada genggamannya. Hingga langkahnya terhenti saat mencapai stool bar lalu duduk. Fokus matanya masih pada layar datar tersebut.

Haidee menaruh nasi goreng ke dua piring. Lalu meletakkan satu piring di hadapan Saka dan satunya lagi di hadapannya. Memberikan garpu dan sendok untuk pria itu juga. Serta segelas cangkir teh dah segelas air sudah tersedia di hadapan pria tersebut.

LACUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang