Baikan, Lupakan Apapun Yang Memicu Pertengkaran
.
.
.
Marshal mengernyit heran menatap Haidee saat mereka masuk ke mobil. Sikap Haidee begitu dingin dan ia tak tau penyebabnya.
Apakah karena ia yang tiba-tiba datang untuk menjemput Haidee, tanpa memberitahu Haidee?
Melirik sekilas, Haidee sedang membuang pandangan keluar. Marshal memberanikan diri bertanya, "Kamu kenapa, Dee?"
Tapi, Haidee tak menoleh, melirik pun tidak.
"Dee..."
"Aku mau pulang sekarang."
Marshal pun mengangguk patuh, melajukan mobilnya.
"Maaf, kalau aku dateng tiba-tiba jemput kamu," ujar Marshal menduga jika Haidee marah karena ia datang tiba-tiba. Melirik sekilas, ia melihat Haidee kini menatapnya.
"Jangan gitu lagi! Aku gak mau orang salah paham dengan hubungan kita dan nanti suamiku juga salah paham," ujar Haidee dingin.
Marshal terdiam. Hatinya berdenyut sakit. Memilih tersenyum masam masih tak menyangka jika Haidee telah milik orang lain.
Kemudian, mereka terdiam. Hingga mereka tiba di depan gedung apartemen Haidee.
"Daripada orang salah paham dengan hubungan kita, aku gak bakal jemput kamu lagi kok dan kalau kamu mau aku gak bakal muncul lagi di kehidupan kamu."
Haidee terdiam mendengar penuturan Marshal sebelum turun dari mobil. Haidee menatap Marshal yang tersenyum tipis.
Merasa bersalah karena ia melampiaskan rasa marahnya pada Marshal yang tak tau apa-apa.
Tanpa kata, Haidee hanya diam. Lalu turun dari mobil.
Marshal menatap kepergian Haidee dengan tatapan sendu. Entah kenapa sikap Haidee tiba-tiba sedingin es. Tidak mungkin Haidee semarah itu hanya karena ia yang datang menjemput. Lagian hal yang ia lakukan bukan yang pertama kalinya.
Akhirnya Marshal pergi, berharap jika Haidee hanya sedang badmood dan nantinya hubungan mereka kembali membaik.
Sementara itu Haidee masuk ke dalam kamar. Menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Meraup wajahnya kasar lalu menghembuskan nafas berat. Haidee menatap langit-langit kamar.
Merasa hidupnya begitu berat.
Kapan Haidee merasakan kebahagiaan?
Sejak kecil ia tak pernah merasakan hal itu.
Saat usia remaja, ia merasakannya ketika menjalin hubungan dengan Marshal. Tapi, hanya sementara.
Dan sekarang....
Sedikit pun tidak.
Haidee merasakan kehampaan dalam hubungannya dengan Saka.
Sebaik mungkin Haidee memperlakukan Saka. Bahkan menjatuhkan hatinya pada pria itu. Tapi, ia merasakan jika Saka hanya menganggapnya partner di atas ranjang. Meski Saka baik, dalam artian tak pernah melakukan tindakan kasar, tak mengekangnya, namun Haidee merasa jika Saka tak menganggapnya sebagai istri.
Tak menghargai dirinya yang rela memasak. Meminta waktu berdua dengannya layaknya pasangan suami istri.
Memang Saka tak mengekangnya, tapi Haidee merasa terkekang oleh rantai tak kasat mata Saka.
KAMU SEDANG MEMBACA
LACUNA
ChickLit[series2] #PROJECT 3 ___________ ⚠️21+ LACUNA : "Sebuah ruang hampa, sebuah bagian yang hilang". __________ Copyright ©2021, NanasManis start [11/2/21] end [28/3/21]