Dari ruangannya, Nicho memperhatikan kegelisahan Aretha yang masih berdiri membelakangi kaca. Selang waktu beberapa detik gadis itu berbalik, namun ia gugup setengah mati ketika mendapati Nicho yang tersenyum padanya. Senyuman itu sungguh senyuman syahdu yang memabukkan. Alhasil Aretha kembali berbalik disertai nafas yang terengah-engah seakan habis lari sekencang-kencangnya. Rasanya tak sanggup lama-lama menatap senyuman itu. Nanti bisa-bisa hatinya meleleh bak es batu yang terkena air panas jika terus-terusan dihadapkan dengan senyumannya. Mulutnya juga ternganga tak percaya.
Bagaimana mungkin pria yang seharusnya marah akibat kebodohannya malah senyum seperti tidak ada apa-apa. Ia jadi bertanya-tanya dalam hati, apa yang terjadi dengan Nicho? Apa kepalanya terbentur sesuatu, tapi rasanya tidak mungkin karena dia dalam keadaan baik-baik saja.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Pikir Aretha, tanpa disadari Nicho sudah ada di belakangnya.
"Kamu kenapa? Apa ada sesuatu yang mau kamu katakan?"
Badan Aretha reflek seperti orang kesetrum ketika suara itu begitu dekat. "Oh ii iya..." Gugupnya membalikkan tubuh dan sedikit menundukkan kepala saat berhadapan dengan Nicho.
"Kamu pulang jam berapa?" Tanya Nicho lagi padahal Aretha belum menjawab pertanyaannya.
"Saya sudah nggak ada jam kuliah lagi kak"
"Bisa temani saya minum kopi?"
Mendengar ajakkannya, Aretha berpikir bahwa inilah saat yang tepat untuk meminta maaf. Aretha pun menyetujui ajakan itu. Mereka jalan beriringan meninggalkan lobby dan menyeberang, lalu masuklah ke kedai kopi yang berada tepat di depan kampus. Saat tiba disana, salah satu pelayan tersenyum ramah menyapa Nicho dengan sebutan pak.
"Pak Nicho" Pikir Aretha menelisik wajah keduanya, tapi pelayan itu sudah keburu pergi, muncul-muncul dia sudah membawa nampan yang berisi cappuccino coffee, satu gelas diberikan kepada Nicho, dan satu gelas lagi diberikan kepada Aretha, setelah itu dia tersenyum kembali sembari mempersilahkan mereka minum.
"Ini salah satu usaha saya, jadi kamu nggak perlu heran dengan mereka" Tutur Nicho saat ada lagi pelayan yang menyapanya dengan hormat. Ia tahu pasti itu menjadi pertanyaan dalam benak Aretha.
"Oh iya pak" Tanpa sadar Aretha ikut memanggilnya dengan sebutan itu yang membuat Nicho tertawa, baginya itu sangat lucu karena Aretha terlihat salah tingkah.
"Kenapa kamu jadi ikut-ikutan manggil saya pak?"
"Oia, masak sih?"
Agar gadis yang ada dihadapannya ini tidak canggung, Nicho menyeruput kopinya dengan santai. Saat itu juga Aretha membuka obrolan tentang insiden salah kirim pesan itu, namun belum selesai Aretha bercerita Nicho sudah menyela pembicaraannya.
"Forget about it, saya paham mungkin kamu salah membuka instagram, benar kan?" Nicho tetap santai ketika Aretha terlihat gelisah. "Kamu nggak perlu gelisah begitu, lagipula saya nggak mempermasalahkan itu" Nicho terdiam beberapa saat, dan sekarang gantian malah ia yang gelisah, bingung seperti ingin mengutarakan sesuatu. "Oia, apa kamu sudah memiliki kekasih?"
Namun kalimat terakhir itu bersamaan dengan adanya seorang pria yang tak sengaja menyenggol siku Aretha, karena Aretha sibuk menggunakan tangannya untuk mencari-cari tisu yang memang tidak ada didalam tasnya. Alhasil kopi yang ada ditangan pria itu tumpah mengenai baju Aretha. Aretha melonjak kepanasan akibatnya.
"Im sorry..." Pria itu meminta maaf, namun alangkah terkejutnya mereka ternyata dia adalah Ronald. "Hai cantik..." Dengan genit ia menyapa sambil ingin membantu Aretha membersihkan baju tepat dibagian atas dadanya yang tersiram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merajut Cinta Diantara Dosa ( Tamat )
Romance⚠ Warning 🔞 Anak kecil diharap minggir ya karena cerita ini mengandung banyak adegan dewasa, tapi budayakan follow dulu sebelum baca, dan dilarang plagiat oke...jangan lupa tinggalkan jejak dengan mengetik tanda ⭐ dan juga komentnya ya guys, bagi s...