part 41. karma

2K 67 4
                                    

"Tolong jangan halangi aku" Ketus Aretha karena Veny menghalangi jalan mereka.

"Memangnya kak Aretha mau pergi kemana? Terus siapa laki-laki ini?" Veny mengamati Nicho dari wajah sampai kaki. "Pria ini tampan sekali" Pujinya dalam hati sembari memegangi perut besarnya sendiri yang sebentar lagi akan melahirkan.

"Kamu tidak perlu tau aku mau pergi kemana dan dia siapa, lebih baik kamu urus saja diri kamu sendiri" Aretha semakin menautkan jemarinya pada jemari Nicho disaat mata Veny tak lepas dari ketampanan suaminya.

"Tapi aku harus tau kehidupan kakak seperti apa diluar sana, tinggal dengan siapa dan dimana?"

"Oia?" Aretha tersenyum sinis menanggapinya, ia tau pertanyaan itu bermaksud ingin mengorek tentang kehidupannya, tapi untuk apa juga harus dijawab karena itu tidak penting. "Untuk apa? Bukankah dulu kamu tidak pernah memperdulikan bagaimana perasaanku"

"Lebih baik kita pergi dari sini dari pada harus meladeni seorang adik yang tidak tau diri" Nicho menyindir Veny dan mengajak Aretha pergi, namun perkataan itu justru membuat Veny murka, dia tidak terima di cap sebagai adik yang tidak tau diri.

Veny memuji-muji Yoshi di depan Aretha dan Nicho untuk menutupi kelakuan bejat suaminya, tentang Yoshi yang sudah tidak mencintainya lagi alias sudah mencampakkannya. Secara terang-terangan Veny mengaku dirinya sangat bahagia setelah di nikahi Yoshi, padahal jauh di lubuk hatinya merasa tersiksa dan menyesal. Yoshi tidak seperti yang ia kira, dia hanya pria hidung belang yang terlalu pintar bersandiwara dalam memainkan wanita. Kalau boleh berkata jujur, batinnya ingin menangis, tapi tidak ada yang perlu di sesali karena semua ini atas kemauannya sendiri. Kalaupun ia berkata jujur, kemungkinan Aretha akan mentertawakannya atau mungkin mencelanya habis-habisan. Dan itu hal yang tidak di inginkan Veny. Lebih baik ia terlihat bahagia walau sebenarnya hatinya terluka dan menangis. Mungkin ini adalah karma yang harus ia rasakan.

"Bagus kalau kalian bahagia" Celetuk Nicho. "Aku dan Aretha tentu senang, jadi kamu tidak perlu mengganggu Aretha lagi karena Aretha sudah bahagia menjadi istriku" Dengan bangganya ia mengatakan status Aretha.

"Jadi kak Aretha sudah menikah lagi" Bengong Veny menutupi kesedihannya mengingat Yoshi.

"Yes, minggir" Nicho ingin menerobos jalan yang di halangi Veny, namun Veny bersikeras menghadang mereka.

"Gawat kalau kak Aretha sampai bertemu dengan mas Yoshi" Batin Veny benar-benar gelisah, apalagi Nicho memaksa dirinya untuk minggir. "Kak Aretha..." Bermaksud hati ingin mencegah, namun ternyata Yoshi tengah bergandengan tangan dengan wanita lain keluar dari salon dan tak sengaja dilihat oleh Aretha menuju kearah mereka.

"Mas Yoshi..." Aretha tak hanya kaget, tetapi juga dibikin penasaran.

"Waw, ternyata kita bertemu lagi disini" Angkuh Yoshi mencium punggung tangan selingkuhannya menatap mereka bertiga. "Oia, wajah anda tidak asing bagi saya, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Ia mencoba mengingat wajah Nicho, tapi sayang tidak ingat sama sekali meskipun rasanya pernah bertemu dimana.

"Sepertinya anda salah orang, ayo sayang" Nicho merangkul pinggang Aretha mengajaknya pergi, sedangkan Veny spontan menarik pergelangan tangan wanita selingkuhan Yoshi dengan kasar satu menit setelah Nicho dan Aretha berlalu.

"VENY LEPAS..." Dengan penuh amarah Yoshi melepaskan cengkeraman tangan Veny sehingga Aretha dan Nicho berhenti lalu membalikkan tubuh kearah mereka. "Jangan pernah kamu mencampuri urusanku, paham" Dengan ketus ia menunjuk wajah Veny.

"Jadi maksudnya kamu sudah dikhianati oleh laki-laki yang bernama Yoshi ini?" Sindir Aretha melirik Veny dan juga Yoshi. "Bukankah baru saja kamu memuji-muji dia ya? Apa semua itu cuma alasan kamu saja untuk menutupi semua kesalahannya? Benar bukan?"

Merajut Cinta Diantara Dosa ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang