part 27. secarik kertas merah jambu

1.6K 56 0
                                    

Aretha kaget menemukan ada secarik kertas dibawah pintu kontrakannya. Kertas berwarna merah jambu lengkap dengan pita warna senada serta sebuah kunci apartemen. Karena penasaran surat siapakah itu, ia cepat-cepat mengunci pintu dan duduk didepan meja rias, membaca secercah tulisan demi tulisan.

"Maafkan aku Aretha, aku harus kembali ke Kanada karena Ibuku dalam keadaan sakit parah, aku berjanji pasti kembali untukmu, percayalah padaku aku akan menikahimu sayang, tapi ada satu permohonan yang harus kamu lakukan untukku selama aku masih berada di Kanada, tinggallah di apartemen dan aku titip semua boneka-boneka yang ada disana, karena itu sangat berharga bagiku, sama seperti halnya dengan kamu yang selama ini memberikanku kebahagiaan, tunggu aku honey, i love you so much"

Air mata Aretha tiba-tiba mengalir pelan membaca surat itu. Sedih rasanya ketika orang yang kita cintai pergi begitu saja tanpa pamit secara langsung. Kenapa secepat itu? Kenapa tidak pamit padanya? Kenapa harus meninggalkannya seorang diri? Padahal disini ia sudah berharap diajak ke Kanada untuk berkenalan dengan keluarga besarnya. Benak Aretha berkecamuk menjadi satu mempertanyakan kenapa.

Lama ia berpikir, tapi mau tidak mau ia harus menerimanya dengan lapang dada. Yakin suatu saat pasti Nicho akan kembali padanya. "Maminya sakit?" Batin Aretha mempertanyakannya sambil membaca surat itu kembali. "Sakit apa? Apa ini ada hubungannya dengan Ronald yang pernah menemui Nicho?"

Aretha kini duduk disisi tempat tidur, memandangi surat yang masih erat dalam genggamannya serta kunci apartemen. "Aku harus ke apartemen sekarang juga, mungkin Nicho masih ada disana" Cepat-cepat ia keluar mengunci pintu, membawa surat beserta kunci apartemen.

Beruntungnya ada seorang pria yang merupakan tetangganya sedang menerima telepon disamping motornya. Ia minta antar kepada orang tersebut dengan di iming-imingi bayaran dua kali lipat, sehingga tanpa penolakan ia langsung diantar ke apartemen sesuai dengan arahannya.

"Terimakasih" Ucap Aretha setelah turun dari motor dan memberikan helm serta beberapa lembar uang seperti yang dijanjikan. Tanpa menoleh lagi ia bergegas masuk ke apartemen.

Nafas Aretha cukup tersengal-sengal karena terburu-buru ingin cepat sampai. Tepat didepan pintu apartemen Nicho, langkahnya berhenti dan mengatur nafas sejenak kemudian membuka pintu itu dengan kunci yang diambilnya dari saku celana.

"NICHO..." Aretha memanggilnya agak kuat sambil memasuki apartemen.

Akan tetapi tidak ada sahutan dari Nicho. Suasana kamar pun senyap. Kamar itu seperti biasa tertata rapi seperti yang sering ia datangi. Tidak ada pakaian yang tergantung atau juga gelas kotor di tempat pencucian piring. Semuanya tampak bersih. Hanya aroma parfum yang tertinggal didalam ruangan, parfum yang biasa dipakai oleh Nicho yang membuatnya merasa pria itu ada di dekatnya.

"Nicho..." Aretha menghirup aroma parfum itu. "Apa ini artinya kamu sudah pergi?" Ia membatin sedih antara ingin menangis dan menahan kerinduan.

Surat singkat itu dibaca lagi oleh Aretha, yang menuntun kakinya untuk melangkah mendekati lemari yang mana disana terdapat boneka-boneka lucu nan imut. Susunan boneka itu masih sama seperti pada awal ia melihatnya. Tersusun rapi mulai dari yang paling kecil hingga yang paling besar. Melihat boneka teddy bear yang pernah dipeluk Nicho waktu tidur, ia tersenyum geli, mengingat betapa imutnya dia kala tertidur sambil memeluk boneka persis seperti anak kecil yang sangat menyayangi mainannya. Didalam surat itu tertera bahwa ia diminta untuk menjaga semua boneka itu, karena boneka itu sangat berharga sama seperti dirinya. Artinya Nicho sangat menyayangi benda imut dan lucu itu dengan sepenuh hati, tapi yang masih menjadi pertanyaannya, siapakah pemilik yang sesungguhnya? Tidak mungkin Nicho yang sudah bangkotan alias sudah ahli bercinta masih doyan main boneka. Jadi siapa pemiliknya? Semua masih dalam teka teki.

Merajut Cinta Diantara Dosa ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang