part 46. please...

1.5K 54 2
                                    

"Aretha..." Saat menoleh barulah Nicho menyadari kalau itu adalah istrinya, ia langsung menghampiri meski Aretha sedikit berpaling antara canggung dan deg degan. "Maafkan aku sayang aku pikir itu bukan..."

"Bukan istrimu, begitu?" Aretha langsung memotong kalimat Nicho yang belum selesai dengan pertanyaan.

"Sorry pleaseee" Dengan penuh penyesalan Nicho sedikit menunduk mensejajarkan wajahnya, lalu ia mengendurkan dasi sambil menghela nafas panjang. "Aku lagi ada masalah, tolong kau mengerti"

"Masalah?" Pikir Aretha menerawang ke beberapa pertanyaan yang di lontarkan wartawan tadi padanya. "Jadi gosip yang mengatakan kau selingkuh itu benar?" Urat lehernya nyaris keluar mempertanyakan hal itu.

"APA...SELINGKUH...?" Nicho lebih terkejut lagi. "Memangnya siapa yang mengatakan kalau aku memiliki wanita lain?"

"Wartawan"

"Astaga" Nicho reflek menepuk jidatnya sendiri. "disaat aku lagi ada masalah, ada lagi masalah baru yang menyudutkan aku, terus kau percaya begitu saja?"

"Aku tidak tau" Aretha berlagak cuek.

"Yang menjadi permasalahanku saat ini honorku dalam satu bulan ini belum dibayar, dan Natalia menghilang begitu saja, apa kau tau itu" Jelas Nicho dengan menahan kesal. Nafasnya tampak tak beraturan bergerak kesana kemari sambil menarik-narik dasinya hingga terlepas, sementara itu mulut Aretha ternganga sedikit, ternyata dugaannya salah dan apa yang di gosipkan wartawan diluar sana itu tidak benar, mereka sengaja mengangkat permasalahan ke permukaan untuk sekedar mencari uang.

"Terus apa yang harus kita lakukan? Apa kau sudah laporkan Natalia ke pihak yang berwajib?" Kali ini nada bicara Aretha agak melunak, ia lalu bergerak ke bagian dapur kecil.

"Aku sedang tidak ingin membahas masalah ini, kepalaku pusing" Nicho memegangi keningnya dan sesekali memijat-mijatnya.

Lama berselang waktu sepeninggal Nicho yang memasuki ruangan, Aretha menuang air hangat ke dalam cangkir yang sudah diberi krim kopi. Ia menunduk kaku, menambah  krim kopi lalu menyesapi rasanya. Diluar cuaca semakin terang. Pantulan sinar matahari seakan menembus kaca. Belum sempat menoleh kearah suara Nicho, dia sudah menghampirinya dengan cepat. Aromanya bersih sehabis mandi, namun aromanya yang jantan juga samar-samar menggoda indera penciuman Aretha.

Lantas Aretha menjauhkan cangkir dari bibir, menoleh menatapnya. Nicho ikut duduk di samping Aretha dengan satu tangan mencengkeram sandaran kursi, sementara tangannya yang satu lagi terulur hendak menyentuh rambut sang istri. Namun sebelum itu terjadi, Aretha melakukannya lebih dulu, menyelipkan rambutnya ke balik telinga sehingga telapak tangan Nicho mencari bagian tubuhnya yang lain. Telapak tangan Nicho yang hangat meremas tulang pipi Aretha dengan cara yang membuat hati wanita itu mendesah.

"Apa kau ingin minum kopi?" Aretha mengangkat cangkirnya, lalu menggigit bibirnya sendiri dengan jail. Sentuhan tangan Nicho membuat hatinya gusar dan panas.

"Aku tidak ingin kopi sayang" Nicho menolaknya dengan deru nafas yang memburu, dan menaruh cangkir Aretha ke lantai.

"Lantas, apa yang kau inginkan?" Pancing Aretha dengan menggigit kuku jempol.

Ekpresi itu malah membuat Nicho semakin gusar mengecilkan sebelah matanya, memperhatikan belahan dada Aretha yang sedikit terlihat. "Come here" Ia menepuk paha meminta Aretha duduk diatasnya.

Tanpa diminta dua kali Aretha lekas mendekat dan naik keatas kursi itu, lalu duduk diatas paha Nicho menghadapnya. Aroma tubuh Nicho seakan magnet yang membuat nafas Aretha semakin terbakar. Tangannya menangkup leher Nicho, sementara tangan Nicho aktif meloloskan baju seksinya hingga menyisakan bra dan celana levis. Ahh, nafas Nicho terasa semakin hangat menyentuh kulit dadanya. Desahan Nicho terdengar pelan saat Aretha mengusap lehernya yang kasar. Dengan senyuman tipisnya Nicho menurunkan wajah Aretha sehingga hidung mereka saling bersentuhan dan saling menghirup nafas dari sana.

Merajut Cinta Diantara Dosa ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang