part 34. aku benci dia

1.4K 51 4
                                    

Tak hanya berhenti disitu, Yoshi merangkak naik keatas sambil menelusuri pusar dengan gerakan memutar hingga kini mulutnya menggigit-gigit kecil si puting yang menegang menantangnya. Dari yang lembut hingga sedikit kasar dilakukan olehnya hingga membuat Veny menjambak rambutnya. Tetapi Yoshi tidak perduli karena itu menjadi tantangan untuk terus berpacu memberikan sentuhan-sentuhan nakal. Sedangkan desahan Veny malah tambah kencang, remasan tangannya di rambut Yoshi makin kuat. Herannya Yoshi bukannya merasa sakit tapi semakin bergairah. Lalu beralih melumat bibir ranum milik Veny yang sedari tadi rupanya sudah terbuka menunggunya.

Veny merasakan sesuatu yang keras dan besar milik Yoshi menyentuh vaginanya yang basah. Padahal Yoshi belum memasukkannya tapi rasanya sudah senikmat ini. Yoshi menyeringai saat melihat Veny tak berhenti mendesahkan namanya. Tak berapa lama kemudian, Veny kembali mencapai kenikmatan untuk ke dua kalinya bersamaan dengan gesekan milik Yoshi yang makin gencar di lakukan.

"Enak ya...?" Yoshi kembali menyeringai. Veny mengangguk seraya memeluk erat punggung Yoshi. "Ini belum seberapa sayang, nanti akan ku tunjukkan rasa nikmat yang sesungguhnya"

"Lakukanlah mas, aku sudah siap" Dengan gairah yang memuncak Veny lalu menciumi bibir Yoshi dengan liarnya. Ow, ini rupanya yang ditunggu-tunggu Yoshi, ia sangat menyukai tingkah wanita yang sangat liar.

Tangan Yoshi pun tak dibiarkan menganggur, meremas-remas payudaranya dengan lembut. Tubuh Veny mulai terasa lemas setelah mencapai orgasme pertamanya, tapi ia sangat menikmatinya. Karena tak mau berlama-lama, Yoshi mulai ambil posisi menekuk kakinya sendiri di hadapan kaki Veny yang di renggangkan. Perlahan-lahan pangkal kejantanannya di gesek-gesekkan ke bibir vagina yang masih tertutup rapat.

"Aahhh mass..." Veny kembali mengerang, setengah mengangkat tubuh ia melihat sayu kejantanan Yoshi yang gagah perkasa itu. "Aku sangat menyukai milikmu mas, aku tidak tahan ingin disentuh olehnya" Godanya membelai batangnya, lalu membungkuk dan mengamati setiap detail bentuk kepemilikan Yoshi baik dari pangkal sampai biji kembar yang menggantung disana. "Masukkan sekarang mas, aku takut kak Aretha pulang sebelum waktunya"

"Apa kau yakin tidak akan menyesal?"

"Selama mas Yoshi juga mencintaiku, aku tidak akan pernah menyesal, karena dari dulu aku sangat menyukaimu mas" Jujur Veny dengan mimik wajah tak tahan ingin sentuhan lebih dari Yoshi sehingga ia memutar-mutar klitorisnya sendiri dengan ibu jari, sedangkan Yoshi hanya menyeringai nakal memandang dan mendengarnya.

"Aku juga mencintaimu, bahkan dari pertama sejak kita bertemu" Jemarinya meraba paha dalam Veny dengan lembut, sementara ia juga merasakan betapa indahnya remasan sensual yang dilakukan Veny pada kejantanannya yang tentu saja semakin tegang bak rudal siap tempur.

Sementara itu di depan sebuah gedung, tempat dimana Yoshi ingin bertemu dengan klien yang sudah di janjikan, Aretha memelankan langkah kakinya. Ia ragu, bisakah ia menggantikan posisi Yoshi dalam menangani masalah kantor kali ini. Secara masalah yang dihadapi ini, melibatkan dana yang cukup besar untuk membeli perusahaan coffee shop milik seseorang yang belum diketahui namanya. Seandainya ia menolak, tentu Yoshi tidak akan suka, dan mungkin saja marah besar. Alhasil ia memberanikan diri masuk sembari jari kanannya mengetuk punggung tangannya sendiri untuk mengatasi keraguannya.

Pelan-pelan Aretha mendekati meja yang sudah di reservasi oleh Yoshi sebelumnya, namun ada seorang pria tegap berdiri membelakangi meja yang hanya memperlihatkan punggungnya, namun masih bisa dilihat dari sisi kanan kalau pria itu memiliki jenggot tipis di bagian rahang dan dagunya. Dia juga berkumis tipis serta bahu yang lebar menumpukan kedua tangan diatas meja.

 Dia juga berkumis tipis serta bahu yang lebar menumpukan kedua tangan diatas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Merajut Cinta Diantara Dosa ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang