Yeaa dilanjut lagi ceritanya, happy reading......
"Silahkan duduk Nona" Nicho menarik salah satu kursi mempersilahkan Aretha duduk dengan manisnya, perlakuan itu sukses membuat Aretha tersipu sekaligus menyipitkan mata, tak percaya bahwa Nicho bisa bersikap semanis itu, padahal ia yakin sekali tadi Nicho tengah dirasuki oleh amarah.
"Terimakasih" Balas Aretha menatap cara Nicho yang duduk di hadapannya. Cara itu masih sama seperti awal mula ketika mereka berada disatu ruangan yang menimbulkan rasa canggung dan segan.
Nicho menjadi salah tingkah akibat tatapan Aretha yang tak kunjung berhenti. Padahal sebelum-sebelumnya Nicho tidak pernah begini entah itu berhadapan dengan wanita seksi sekalipun. Telunjuknya ditekan-tekan ke meja untuk menghindari perasaan itu, tapi Aretha semakin lama dilihat semakin menggoda, apalagi bibirnya tampak sensual dengan sedikit terbuka plus polesan lipstik yang semakin membuatnya makin seksi dan menarik.
Entah siapa yang memulai, mereka kini beradu mata saling menatap satu sama lain. Aretha merasa pria yang ada di hadapannya ini selain tampan, dia juga tampak gagah dan melankolis dengan mata kecoklat-coklatan ditambah bulu-bulu halus yang menghiasi pipi sampai dagu dan diatas bibir. Memiliki bahu yang lebar dipadukan dengan tubuh yang tinggi, sangat sempurna untuk ukuran seorang pria. Dialah pria idamannya selama ini.
Begitu pula dengan Nicho. Nicho tak bisa berpaling dari wajah Aretha serta lekuk tubuhnya yang berhasil membangkitkan libido. Seandainya juniornya bisa bicara. Mungkin dia meronta-ronta dibalik sangkarnya ingin merasakan belaian dari seorang wanita. Maklum, sudah lama sekali ia tidak merasakan indahnya percintaan. Sebagai pria normal, agak sulit baginya untuk menghindari tatapan Aretha yang mulai merasuk ke dalam jantungnya. Dag dig dug der,,, begitulah yang dirasakan saat ini.
"Sebenarnya kak Nicho mau apa? Kenapa juga aku harus datang kesini?" Aretha membatin.
"Aku ingin kamu Aretha" Nicho pun membatin, seolah-olah tau apa yang kini ada di benaknya. Untuk mencairkan suasana yang sedikit kaku, ia menuang bir pletok khas minuman Jogja ke dalam gelas yang ada dihadapan Aretha kemudian dilanjutkan ke gelas miliknya sendiri. "Ayo minum"
Tapi Aretha ragu ingin meminumnya. Takut ada alkohol atau sejenis lainnya yang tercampur didalam minuman itu. Ia tidak mau kejadian ketika di club malam beberapa waktu yang lalu terulang lagi. Apalagi sampai melakukan hubungan badan dengan orang yang tidak di cintai. Tidak, ia tidak mau.
"Kenapa? Apa kamu takut kalau saya memasukkan alkohol atau racun di minuman itu?" Tanya Nicho mengangkat sebelah alisnya.
"Bukan, bukan begitu maksud saya" Sejujurnya Aretha masih ragu, tapi ia juga tidak ingin menyinggung perasaan pria itu.
"Hmm..." Nicho hanya tersenyum pasrah. "Apa saya ini begitu menakutkan sampai-sampai kamu nggak percaya, oke" Tanpa ragu ia meneguk minumannya sampai tak bersisa. Terasa hangat di tenggorokan karena minuman itu mengandung rempah-rempah yang terbuat dari sereh, jahe dan lain-lain.
Tanpa komentar, Aretha meneguk minuman di gelasnya sedikit demi sedikit. Perlahan-lahan suasana mulai mencair seiringnya waktu Nicho menceritakan perihal dirinya dimasa kecil. Ada hal yang membuat Aretha nyaman berada di dekatnya. Dia sangat pandai membangun suasana dengan gurauan-gurauannya. Aretha kerap kali tertawa terbahak-bahak jika dia sudah melontarkannya. Sejak itu Aretha makin respek dengan Nicho. Ia pun tak menampik tangan Nicho yang meraih dan menggenggam kedua tangannya diatas meja.
"Sepertinya makanan ini sudah dingin, lebih baik saya pesan lagi saja yang baru" Kata Nicho ingin beranjak dari kursi.
"Nggak perlu, karena itu akan membuang-buang uang saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Merajut Cinta Diantara Dosa ( Tamat )
Romance⚠ Warning 🔞 Anak kecil diharap minggir ya karena cerita ini mengandung banyak adegan dewasa, tapi budayakan follow dulu sebelum baca, dan dilarang plagiat oke...jangan lupa tinggalkan jejak dengan mengetik tanda ⭐ dan juga komentnya ya guys, bagi s...