"Dad" Panggil Mark sembari mengericingkan sebelah mata akibat silau oleh matahari.
"Yes boy, ada apa?" Sahut Nicho bersemangat.
"Aku ingin memetik bunga" Cepat-cepat Mark naik dari kolam, lalu pelan-pelan ia memakai pakaian yang memang sudah di persiapkan Aretha. "AYO DAD..." Langkahnya semakin cepat kearah bunga liar yang tidak jauh dari sana.
"Sepertinya Mark ingin kau yang menemaninya seharian ini" Ujar Aretha mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Ya itu hal yang wajar, karena aku jarang di rumah" Nicho mengambil handuk yang diberikan Aretha dan lekas naik dari kolam, ia buru-buru mengeringkan badan terus memakai celana pendek serta kaos tanpa lengan. Tak lupa memakai kacamata menghampiri Mark yang sejak tadi asyik sendiri. "Apa yang kau lakukan disini boy?" Setengah bercanda ia mensejajarkan dirinya dengan berjongkok sambil memungut bunga yang terjatuh dari tangan Mark.
"No" Singkat Mark dengan cuek.
"Ayo ikut daddy" Nicho mengulurkan tangan kanan mengajaknya, tetapi Mark hanya mengkerutkan dahi menatapnya. "Lihat, ini sudah siang, kau harus istirahat dulu" Ia menunjuk matahari diatas langit.
"No" Singkat Mark lagi sambil menggeleng-geleng.
"MARK..." Teriak Aretha dari kejauhan yang membuat mereka sama-sama menoleh kearahnya.
"Coba kau lihat, apa kau mau Mamimu marah besar?" Nicho menakut-nakuti Mark. "Kau tau sendiri kan bagaimana kalau Mamimu sudah marah"
Mark membuang nafas kasar melirik Nicho kemudian Aretha. "IYA MAM..." Sahutnya sebelum Aretha beranjak ingin menghampiri.
"Ternyata ada gunanya juga Aretha sering marah-marah, baru mendengar suara maminya saja Mark sudah menurut, hehehe..." Batin Nicho terkekeh melihat ekpresi Mark yang takut kena marah sama maminya.
"Ayo kau harus tidur dulu sayang" Aretha menjemput Mark, membimbing jemari kecilnya masuk ke dalam rumah diikuti oleh Nicho dari belakang.
Demi sang buah hati agar tidak cemberut dan ngedumel atas peraturan Aretha yang mengharuskannya tidur siang, Nicho menawarkan diri untuk mendongengkan sebuah kisah burung Merak yang congkak. Mark sangat gembira dan semangat, ia kemudian lekas masuk ke dalam tempat tidur yang di desain ala-ala negeri dongeng yang imut itu, namun ketika Nicho ingin memulainya, ia justru lupa akan jalan ceritanya. Untung ada sang penyelamat, yaitu Aretha. Aretha datang membawa sekumpulan buku dongeng.
"Astaga, kau memang penyelamatku sayang" Puji Nicho meraih buku tersebut.
"Tentu saja" Dengan bangga dan genitnya Aretha memajukan bibirnya secara cepat memberikan kecupan di udara yang disambut dengan senyuman nakal oleh Nicho. "Selamat tidur my boy" Ucapnya pada Mark yang mulai berbaring dan mengecup keningnya dengan sayang.
"Terimakasih mam" Sahut Mark.
Nicho mulai membacakan dongeng yang di pilih Mark seiring dengan Aretha yang keluar meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merajut Cinta Diantara Dosa ( Tamat )
Romance⚠ Warning 🔞 Anak kecil diharap minggir ya karena cerita ini mengandung banyak adegan dewasa, tapi budayakan follow dulu sebelum baca, dan dilarang plagiat oke...jangan lupa tinggalkan jejak dengan mengetik tanda ⭐ dan juga komentnya ya guys, bagi s...