part 15. nicho bunuh diri

2.1K 81 2
                                    

Mungkin di dalam sana Aretha memaksa meminta dibukakan pintu, tapi kalau dibuka Nicho sudah pasti marah besar, tapi ia tidak tega mendengar rintihan Aretha yang tidak berhenti berteriak ingin keluar. Alhasil pintu itu dibuka juga olehnya karena takut kalau Aretha kenapa-napa.

"Kenapa saya harus dikurung disini?" Ketus Aretha.

"Maaf non, ini atas perintah pak Nicho" Setengah menunduk pelayan itu mengamati Aretha baik dari atas sampai bawah. "Sekarang non Aretha kan nggak kenapa-napa, jadi non Aretha harus masuk lagi ya" Setelah memastikan keadaannya baik-baik saja ia nyuruh Aretha kembali masuk, akan tetapi Aretha berlari dengan mengangkat gaunnya sedikit keatas untuk mempermudah langkahnya berlari. "TUNGGU NON..." Susulnya, tetapi Aretha sudah keburu ke balroom melihat situasi yang berantakan.

"Astaga...ini kenapa bisa begini? Apa yang terjadi?" Kaget Aretha celingukan kesana kemari memperhatikan keadaan itu, tampak dilihatnya Nicho menghadap kaca sembari memegangi sisi bibir, sedangkan para tamu sudah tidak ada lagi yang tersisa, sementara si pelayan tadi sudah menunjukkan kegelisahannya memandang punggung Nicho. Sedikitpun pria itu tidak menggerakkan tubuh atau memberi respon membelakangi mereka. "Nicho, ini ada apa?

Nicho tetap tak bergeming, tapi tangan kanannya belum beralih dari sisi bibir. Ia bingung harus seperti apa menjelaskannya. Apalagi langkah sepatu Aretha terdengar ditelinga semakin dekat di belakangnya. Itu artinya Aretha mendekatinya. Terpaksa Nicho menutupi sebagian wajahnya pakai sapu tangan. Menurutnya Aretha tak perlu tahu apa yang terjadi.

"Sebaiknya non kembali ke kamar" Perintah si pelayan ingin menarik lengan Aretha.

"Saya nggak mau" Aretha menepisnya dan membalikkan badan Nicho.

"MARTAA..." Bentak Nicho memanggil pelayan itu. Spontan saja Aretha terkejut seketika mendengar suara Nicho bagaikan singa yang kelaparan.

"Maafkan saya pak Nicho, ss saya..." Setengah ketakutan Marta meminta maaf, namun belum selesai ia bicara Nicho sudah memotongnya.

"SAYA NGGAK BUTUH PERMINTAAN MAAF KAMU..." Nicho menyeringai dengan mata melotot menatap Marta yang tertunduk. "Sekarang kamu pergi" Usirnya setelah beberapa saat terdiam, langsung saja Marta pergi dengan terburu-buru.

"Nicho" Lirih Aretha.

"Saya kan sudah bilang sama kamu tunggu disana jangan kemana-mana" Cerca Nicho.

"Terus kamu mengurung saya disana mau sampai kapan hah?" Balas Aretha. "Kamu pikir saya ini simpanan, iya?"

"Kamu jangan salah paham Aretha" Tanpa sadar Nicho melepaskan sapu tangan yang menutupi sebagian wajahnya, sehingga Aretha dapat melihat luka disudut bibir seksi itu.

Yang tadinya Aretha ingin marah, ingin bertanya kenapa ia harus dikurung dikamar akhirnya berubah jadi iba. Ia mengamati luka itu, tapi Nicho terus berupaya menutupi semuanya. "Kenapa bisa luka seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Saya nggak apa-apa"

"Luka begini kamu bilang nggak apa-apa" Aretha tersenyum marah dan memegang kepala Nicho agar tak bergerak.

"Tapi ini hanya luka kecil Aretha" Jelas Nicho dengan berlagak meringis, namun selang beberapa detik ringisan itu menjadi tertegun kala telapak tangan Aretha menyapu sudut bibirnya, rasanya begitu halus persis seperti kulit bayi. "Aw..." Pekiknya pelan pura-pura sakit karena tangan Aretha tak lagi ada disana.

"Ayo ikut" Aretha menarik pergelangan tangan Nicho yang cukup susah di genggam. Meski ragu tapi Nicho menurut saja kemanapun Aretha membawanya.

"Memangnya kamu mau ngajak saya kemana?"

Merajut Cinta Diantara Dosa ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang