part 19. libido on

4.7K 93 0
                                    


"Shiitt..." Kesalnya ingin meninju pintu tapi tidak jadi karena Rhicard tiba-tiba melintas.

"Bagaimana pak, sukses?" Rhicard tak sabar ingin mendengar secara langsung bagaimana Nicho menghabiskan waktu bersama wanita yang di inginkannya. Langsung saja Nicho memaksa dirinya untuk terlihat happy.

"Ya, seperti yang kamu lihat" Nicho terus menebar senyum, lagipula tidak sepenuhnya hari ini suram, masih ada secercah keindahan yang dilalui bersama Aretha. Tentunya ini bukan yang terakhir melainkan awal dari langkah untuk mendapatkan Aretha sepenuhnya.

"Wah, selamat ya pak, ternyata usaha pak Nicho membawa Aretha ke pulau ini tidak sia-sia"

"Tentu saja, terimakasih ya" Nicho menepuk pundak Rhicard sebagai ucapan terimakasih. "Ini juga berkat ide kamu, ya sudah kalau begitu saya istirahat dulu ya"

"Iya pak" Rhicard membiarkan Nicho jalan lebih dulu, namun baru juga Nicho beberapa langkah berjalan. "PAK NICHO..." Panggilnya lagi hingga Nicho pun berbalik.

"Ada apa?"

"Apa kita akan kembali ke Indonesia sekarang?"

Tampak Nicho memijat-mijat dagunya dengan jempol dan telunjuk tanda berpikir. "Oke, siapkan semuanya dari sekarang"

"Baik pak" Rhicard kemudian bergegas ke awak kapal ingin menemui semua yang ada dalam kapal kecuali Aretha, untuk memberi laporan bahwa saat ini juga mereka harus bersiap-siap akan berlayar kembali.

Sedangkan Nicho membersihkan dirinya di kamar mandi. Sambil berendam di air hangat dalam buthup ia mengingat kejadian hari ini. Sekarang baru terpikir olehnya perihal orang yang tak dikenal mengambil gambarnya. Itu pasti suruhan seseorang, tapi siapa dan untuk apa? Apa mungkin ini ada hubungannya dengan Ronald, tapi dari mana Ronald tau kalau ia mengajak Aretha ke pulau ini? Pikirannya tidak akan tenang sebelum Aretha menjadi miliknya.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Sejenak ia memejamkan mata untuk menenangkan pikiran. Setelah itu ia bangkit meraih handuk serta kimono, lalu mengeringkan tubuh dan memakai kimono tersebut. Dengan santai ia mendekati kamar yang di tempati Aretha. Namun tepat di depan pintu, langkahnya tiba-tiba berhenti. Sambil mondar-mandir tangan kanannya mengepal, memukul-mukul dahi. Ia tampak ragu tindakan apa yang akan diambil, tapi ini kesempatan bagus baginya untuk memantau Aretha siapa tau dia sudah tertidur.

Diam-diam ia mengamati keadaan di sekitarnya, namun keberuntungan ternyata ada dipihak Nicho karena pintunya tidak dikunci. Entah Aretha lupa ataukah sengaja ia juga tidak tau. Yang penting ia bisa masuk, titik. Pelan-pelan pintu kamar itu dibuka sedikit untuk mengintip apa yang sedang di lakukan Aretha.

Tampak wanita itu sudah tertidur pulas, tapi yang mengherankan bukannya tidur diatas ranjang malah diatas sofa. Itu juga masih menggunakan pakaian sebelumnya, yakni bra dan celana levis pendek. Apa dia kelelahan dan tidak sempat pindah itu sebabnya tertidur disana. Nicho jadi linglung, apa dia di pindahkan ke ranjang atau di biarkan begitu saja disana? Kalau tidak di pindahkan, nanti bagaimana kalau Aretha menyalahkan dirinya yang tercatat sebagai pria yang egois. Oh tidak, ia tidak mau itu terjadi. Dengan menarik nafas dalam-dalam yang kemudian menghembuskannya perlahan, Nicho masuk dan menutup pintunya pelan-pelan agar sang bidadari tidak terganggu.

Semakin dekat posisi Nicho, semakin terlihat jelas dada Aretha naik turun membusung keatas. Belahannya bisa di intip oleh Nicho, namun jantungnya hampir copot ketika tangan Aretha memegangi pergelangan tangannya secara spontan, padahal dia dalam keadaan lelap.

"Nicho..."

Kali ini Nicho lebih terkejut lagi mendengar Aretha menyebut namanya dengan nada suara yang serak. Apalagi suara itu berlanjut dengan kata-kata bahwa dia juga mencintainya, seketika Nicho tersenyum puas meskipun itu hanya sekedar lewat igauan belaka.

Merajut Cinta Diantara Dosa ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang