part 30. free

1.5K 55 2
                                    

Sejenak kemudian, ada seorang petugas yang menyatakan kalau hari ini Nicho bebas. Semua itu pasti ada campur tangan orangtuanya. Hanya saja orangtuanya terlalu naif untuk mengakui kalau mereka begitu mencintai anak semata wayangnya itu.

"Am I really free?" Nicho sangat gembira walaupun belum percaya penuh.

"Yes you are free" Jawab si petugas sambil membuka pintu sel.

"Thanks god..." Syukur Nicho dengan meraup wajahnya sendiri.

Jangan tanyakan dari mana ia bisa menyebut kata-kata itu, karena kata-kata itulah yang selama ini membuat jiwanya terasa damai.

Perubahan sosok Nicho begitu pesat setelah mengenal Aretha. Sampai-sampai ia tak pernah ke gereja lagi ketika bersama orangtuanya. Itu karena Nicho sudah terbiasa ke gereja bersama Aretha dan ia tidak mau pergi jika bukan dengannya. Hal itu pulalah yang membuat orangtuanya marah besar dan mengasingkan Nicho, terlebih dengan Cholas sebagai Ayahnya. Mereka tidak perduli lagi apapun yang dilakukan Nicho, tapi kini mereka menyesal setelah apa yang terjadi, makanya mereka melakukan berbagai cara untuk membebaskan Nicho.

Bebas dari penjara akhirnya Nicho bisa merasakan udara segar diluar sana. Dengan berlari-lari kecil ia mengibas-ngibaskan baju kemeja yang selama ini menjadi alas tidurnya sambil bertelanjang dada memasuki pekarangan rumah. Tingkahnya persis seperti anak kecil, tapi itulah salah satu bentuk rasa syukurnya sampai ia berteriak memanggil-manggil Ibunya yang biasa disebut dengan sebutan mams. Mendengar teriakan itu Ibunya lekas keluar bersama Cholas dan Zora.

"AKU BEBAS MAMS, AKU BEBAS..." Riang Nicho sambil berputar-putar dan melemparkan bajunya ke tangan Zora. "Aku sekarang bebas mams" Sambungnya memeluk Qiana Ibunya.

"Mami sudah menduga kamu pasti bebas" Qiana, Cholas dan Zora juga tak kalah girangnya.

"Bagaimana kalau kita merayakannya?" Cholas mendapatkan ide.

"Tidak perlu dad, karena aku harus kembali ke Indonesia" Tolak Nicho dengan halus. "Aku harus menepati janjiku pada Aretha"

"Aretha?" Sontak mereka menyebut nama itu sambil melirik satu sama lain.

"Ya, Aretha adalah wanita yang selama ini mencintaiku, kami saling mencintai mams" Jawab Nicho ingin segera ke kamarnya, sedangkan mereka masih belum percaya penuh atas pengakuan Nicho, karena yang mereka tau selama ini Nicho tidak pernah serius dengan seorang wanita.

"Apa aku tidak salah dengar mam? Apa ini benar?" Cholas melirik Qiana dan memberinya isyarat agar Qiana menyusul Nicho ke kamar untuk memastikan kebenarannya.

Qiana lalu menyusul Nicho yang tengah bersiap-siap mau ke bandara. "Apa semua itu benar?"

Nicho tersenyum sambil mengangguk. "Apa mami juga tidak percaya?"

"Sebelum kamu memperkenalkan dia ke mami, maka mami belum bisa percaya penuh"

"Oke, aku janji akan membawa Aretha kemari secepatnya dan segera menikahinya" Nicho makin tidak sabar ingin bertemu dengan wanita pujaannya.

"Really?" Kali ini Cholas ikut nimbrung dan memastikannya sendiri.

"Yes of course, aku akan membuktikan ucapanku" Nicho bergegas memakai jas dan tak lupa membawa paspor.

"Ingat Nicho, jangan sampai kamu berbuat ulah untuk ke sekian kalinya" Cholas memperingatkan Nicho dengan sungguh-sungguh.

"No, itu tidak akan pernah terulang lagi" Hangat Nicho mengecup kening Qiana berikut Cholas. "Aku pergi sekarang, bye"

Untuk kali ini, Qiana sebagai Ibu memberikan kepercayaan kepada anaknya. Lagipula Nicho sudah dewasa. Sudah bisa menentukan jalan hidupnya sendiri, menentukan pilihannya sendiri. Ia tak ingin memaksa Nicho lagi untuk menikahi wanita yang sama sekali tidak dicintainya. Namun lain hal dengan Cholas, dia tidak mempercayai Nicho sehingga ia meminta salah satu orang yang menjadi kaki tangannya untuk mengikuti Nicho melalui telepon.

Merajut Cinta Diantara Dosa ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang