40. Duduk Sebangku

15 1 0
                                    

Untuk kedua kalinya, diriku kehilangan seseorang.

***

"Gue baru jadian sama Lia," ungkap Soobin yang berhasil membuat Soomin terkejut dalam diam.

Tak lama,  Soomin kemudian tertawa hambar. "Lo bercanda 'kan?"

Soobin menggeleng tanpa melunturkan senyuman. "Enggak, gue serius. Gue jadian waktu malan minggu kemaren, makanya gue gak angkat telpon dari lo, sorry ya hp gue di-silent soalnya."

Oh sekarang gue jadi paham. batin Soomin yang mengerti alasan pria itu sedikit berubah.

"Tapi bukannya lo gak suka Lia? Lo juga sering bilang ke gue kalo lo risih sama Lia, terus lo--"

"Emangnya gue gak boleh coba buka hati buat Lia?" tanya Soobin memotong ucapan gadis itu dan juga sedikit meninggikan suara.

Soomin menggeleng cepat, karena bukan itu maksudnya. Dia hanya merasa heran saja mengapa bisa tiba-tiba. "Enggak, m-maksud gue bukan itu--"

"Soobin," panggil seorang wanita yang sudah berdiri di dekat Soobin.

Soobin menoleh lalu bangkit dari duduk. "Hai," sapanya tersenyum dengan kedua lesum pipi yang terlihat.

"Kamu ngapain di sini sama dia?" tanya wanita berambut panjang lurus yang tak lain adalah Lia,  kedua matanya terlihat tak suka ketika memandang keberadaan Soomin.

"Kita cuma ngobrol aja kok," jawab Soobin.

"Oh, terus dia udah tau belum tentang hubungan kita?" tanya Lia dengan tangan menunjuk Soomin yang masih terduduk nyaman di bangku taman.

Soobin mengangguk dan tersenyum. "Udah."

"Bagus deh, jadi aku gak usah cape-cape ngasih tau." Lia nampak memandang remeh Soomin, sementara yang dipandang seperti itu berusaha mati-matian agar tidak mencolok kedua bola mata Lia.

Soomin kemudian bangkit menjadi berdiri di depan pasangan sejoli itu. "Selamat ya buat kalian, gue doain moga langgeng."

"Hmm," sungut Lia hanya berdehem.

"Thanks ya," sahut Soobin dengan senyuman.

"Jagain si Soobin ya Lia," pinta Soomin pada pacar sahabatnya.

Lia berdecih. "Emangnya Soobin bocah apa."

"Yaelah gue cuma basa-basi," tutur Soomin menatap malas Lia.

Lia sedikit mendelik pada Soomin, kemuadian ia kembali menatap pacarnya dengan lembut. "Bin temenin ke kantin yu, aku belum sarapan," pinta Lia sambil bergelayut manja di lengan panjang Soobin.

"Ayo, eh tapi tunggu." Pria bermarga Choi itu sekarang beralih menatap Soomin. "Min gimana? Tadi lo mau cerita apa?"

Soomin seketika merasa kaku. "Enggak, g-gak jadi,  lagian gak penting juga hehe."

"Oh ya udah, kalo gitu gue ke kantin dulu ya," pamit Soobin dan Soomin mengangguk.

Lalu dengan cepat, Lia menggenggam tangan Soobin,  dan membawanya manjauh dari sana.

Sementara Soomin yang melihat itu hanya membuang nafas lirih, sambil menatap sendu keduanya dari belakang.

"Apa gue bakal kehilangan seseorang lagi?" gumamnya bertanya pada diri sendiri.

Tak bisa dibohongi, ada rasa tidak rela ketika tau sahabatnya sudah memiliki kekasih, terlebih itu adalah Lia, seseorang yang gadis itu kurang suka pada sifatnya.

Journey of Love : LDMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang