7. Mirip

32 12 0
                                    

Brukk!!

Pria tersebut menoleh sedikit pada Soomin yang terjatuh akibat salahnya sendiri. "Kamu gakpapa?" tanyanya tanpa berniat membantu gadis itu berdiri.

Soomin mengangkat kepala untuk melihat pria pemilik bahu lebar yang membuatnya jadi terjatuh. Lah cowo yang tadi pagi, pikirnya. Lalu ia membersihkan lutut dan roknya yang sedikit kotor kemudian dia berdiri sendiri. "Iya gak apa-apa kak."

"Ya udah kalo gak kenapa-napa," akhir si lelaki itu kemudian pergi meninggalkan Soomin yang masih kesal padanya. Bagaimana bisa dia lelaki itu tidak membantu dirinya untuk berdiri? Tidak Soomin tidak berharap,  dia hanya heran saja.

Sanha dari arah belakang berjalan pelan agar bisa menangkap kedua tangan Soomin. "Nah ketangkep lo, mau kabur kemana lagi hah?!"

Soomin terperanjat dan langsung memberontak. "Ihh lepasin Ddana!" protes Soomin menggerakan tubuhnya liar tetapi Sanha tak ingin melepaskannya begitu saja.

Lelah untuk memberontak akhirnya Soomin menyerah. "Ya udah iya gue minta maap," ujar Soomin bersuara lemas agar dikasihani.

Sanha yang memang juga lelah akibat tadi mengejar Soomin pun melepaskan pelahan lalu duduk di lantai dingin bersandar pada dinding koridor yang sepi.

Soomin yang juga merasa cape pun ikut duduk bersandar seperti yang dilakukan sahabatnya itu.
"Ngapain lo berdua diem disitu kaya gembel?" tanya Soobin yang tiba-tiba berdiri di hadapan mereka membawa tumpukkan kertas di tanganya.

Masih dengan nafas sedikit memburu, Sanha menendang tulang kering Soobin. "Enak Aja lo ngatain kita gembel," ketus Sanha tidak terima, sementara Soobin sedikit meringis memegang kakinya yang ditendang.

"Terus ngapain duduk di lantai kaya gitu? Udahlah cepet masuk kelas, nanti gue lagi yang kena marah kalo ada guru yang liat," perintah sang ketua kelas telak.

Sanha dan Soomin kompak berdiri. "Hooh dah hooh bapak KM ku tercinta," kata Sanha lalu merangkul Soobin.

Dengan segera, Soobin menyingkirkan tangan Sanha yang berada di pundaknya "Najis," cercanya  mendelik pada Sanha.

"Bentar deh kok kaya ada yang aneh," heran Soomin yang menyadari kejanggalan ketika melihat Soobin dan Sanha berdiri berdampingan.

Kedua pria jangkung itu saling tatap. "Apaan?" tanya mereka bersama pada Soomin.

Soomin diam beberapa saat sambil memperhatikan keduanya kemudian ketika dirinya menyadari sesuatu, perempuan itu pun menutup mulutnya yang terbuka lebar. "Gue kok baru sadar kalo kalian itu mirip," ungkap si gadis bernama Cha Soomin.

Soobin dan Sanha hanya bisa mendengus dan saling melempar tatapan malas. Seolah saling memberitahu jika mereka sudah jengah akan pernyataan itu.

"Oh apa jangan-jangan kalian anak kembar yang terpisahkan lagi?" tebak Soomin mengeluarkan isi pikirannya.

"Ngaco lo, dikira sinetron SCTV," tegur Sanha menyentil pelan jidat Soomin dan sang empu meringis sebentar.

Sementara Soobin hanya memutar bola matanya malas, dan pergi melangkah duluan menuju kelas yang kemudian diikuti Soomin dan Sanha di belakangnya.

Ketika masuk, Soobin pun berdiri di depan kelas untuk menyampaikan amanah yang tadi guru kirikulum titipkan. Dia menepuk tangannya lima kali agar perhatian seluruh penghuni kelas teralihkan padanya.

"Minta perhatiannya sebentar!  gue mau ngomong cuma bentar kok, nyampein amanah doang," cetus Soobin kepada semua murid.

Ruang kelas yang tadinya ribut sekarang menjadi hening, mereka semua menghargai orang yang akan berbicara di depan.

"Sekarang agenda kita tanya jawab seputar sekolah bareng wali kelas, nah berhubung wali kelas kita bu Suzy gak bisa, jadi diganti sama guru yang lain, tapi gue juga gak tau sih siapa yang bakal gantiinnya," jelas Soobin memberitahu teman-teman sekelasnya.

Soobin melirik tanganya kirinya yang penuh dengan setumpuk kertas hvs. "Oh iya dan ini gue bawa jadwal pelajaran, besok udah mulai belajar sesuai jadwal ya jangan lupa," lanjut sang ketua murid itu dan kemudian hendak membagikan kertas tersebut.

"Sini bin gue bantu bagiin," tawar Lia menghampiri Soobin ke depan kelas.

Soobin menghela nafasnya pelan menatap tak minat wanita yang menghampiri dirinya. "Lo mau bantu gue?" tanya Soobin dan Lia mengangguk yakin.

"Ya udah nih bagiin semuanya, makasih yaa," suruh Soobin dan langsung  berjalan menuju bangkunya.

Lia menatap Soobin dengan tatapan tak percaya, namun memang niatnya dari awal adalah untuk mencari muka pada Soobin, dia pun akhirnya membagikan semua kertas itu dengan rasa tak ikhlas.


Terima kasih
*
*

@_siteuraa

Don't forget to
vote and comment

Thank you again

Journey of Love : LDMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang