Tiba di pekarangan rumah, Soomin tergesa-gesa segera masuk disusul Jaehyun di belakangnya. Tapi saat masuk mereka dibuat kebingungan dengan apa yang dilihat.
"Mah?"
Satu koper besar memikat atensi mereka, dalam pikiran bertanya-tanya mengapa ada benda tersebut di samping sang ibu yang sedang duduk bersandar pada sofa di ruang tamu.
Menutup majalah yang tadi sedang dibaca dan menaruhnya di atas meja. Wanita paruh baya itu berdiri tatkala melihat kedua anaknya pulang. Ia melangkah mendekat pada Jaehyun dan Soomin yang masih berdiri diam di dekat pintu masuk.
"Akhirnya kalian pulang juga."
Jaehyun yang sedaritadi menatap koper kini mengalihkan pandangan pada seseorang yang melahirkannya dulu. "Emang ada apa sih, Mah?"
Menghela napas sejenak, wanita itu diam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, "Mamah mau ke Bandung."
Sontak kedua kakak beradik itu membulatkan mata dan saling bertatapan heran. "Kok tiba-tiba?" ucap Soomin, ada sedikit nada ketus yang terdengar.
"Tadi waktu pulang dari bandara, tante kalian ngehubingin mamah, dia bilang ayah mertuanya yang di Aceh meninggal," jelasnya, ada raut kesedihan yang terlihat dari wanita itu. "Tante kalian tadi siang udah berangkat bareng suaminya, dan otomatis nenek sendirian dong di Bandung?"
Soomin dan Jaehyun hanya diam, tak mengeluarkan sepatah kata pun, mereka tahu apa yang selanjutnya akan sang mamah katakan namun memilih tuk tetap mendengarkan.
"Jadi sekarang mamah mau ke Bandung, mau nemenin nenek di sana. Gak apa-apa ya mamah tinggal?"
Jaehyun mendengus, berpikir jika tidak ada mamahnya lalu siapa yang akan memasak makanan di rumah? Soomin? Oh ya ampun dia saja masih perlu belajar agar nasi gorengnya tidak asin. "Kenapa gak ajak nenek tinggal disini aja sih, Mah?"
"Dia pasti bakalan nolak, sampe kapanpun dia gak bakalan mau di ajak tinggal di sini Jae, kamu tau 'kan nenek sesayang apa sama rumahnya yang di Bandung?"
Jaehyun membenarkan pernyataan mamahnya dalam hati, ia juga berpikir sedemikian karena neneknya langsung bilang sendiri padanya jika wanita tua itu ingin menghabiskan sisa umur di rumah penuh kenangan tersebut. Makanya saat itu Soomin di suruh pindah tinggal di Bandung untuk menemani neneknya yang sendirian di kota kembang.
"Mamah dulu ngerasa dosa banget, setelah kakek meninggal dan nenek tinggal sendirian di Bandung, mamah ga bisa nemenin nenek tinggal di sana karena sibuk sama restoran baru, malahan Soomin yang jadi harus pindah.
Tapi karena sekarang resto udah ada yang bisa handle, jadi mamah mau nemenin nenek ya?"
Soomin murung melengkungkan bibir ke bawah. Sedikit tak rela bila sang ibu harus jauh dari dirinya, lagi. "Terus kita berdua gimana, Mah?"
Elusan tangan halus terasa di surai panjang Soomin. "Kalian udah gede, bisa jaga diri," tutur wanita itu lalu beralih mengelus pucuk kepala Jaehyun yang lebih tinggi.
"Kalian sering-sering main ke sana tiap weekend, sama Jungkook," tuturnya lagi dan kedua anak itu hanya mengangguk lugu.
"Ya udah, Mamah berangkat ya, takutnya keburu malem, kasian nenek." Menarik koper dan berjalan keluar, diikuti Jaehyun dan Soomin di belakangnya.
"Titip salam buat nenek," kata Jaehyun.
"Soomin juga," kata si gadis.
"Iya-iya, disampein."
Melihat sang wanita yang disayangi pergi menuju mobil terparkir rapi di halaman, Jaehyun melambaikan tangan diikuti oleh adiknya. "Hati-hati, Mah," pinta Jaehyun menatap sendu ke arah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Love : LDM
Fanfiction[On Going] Ketika kamu mencintai seseorang namun nyatanya dia mencintai orang lain Cover by graphic_cii