Melihat satu koper besar berdiri dekat pintu membuat langkah Soomin terasa berat untuk pergi ke sekolah. Dirinya ingin sekali mengantar sang papah ke bandara namun tidak diizinkan karena gadis itu harus bersekolah.
Akhirnya Soomin pun hanya dapat berpelukan bersama papahnya untuk menyiapkan kerinduan yang pasti nanti akan terjadi karena mereka akan berpisah sementara dalam kurung waktu cukup lama.
***
Tidak murung seperti saat tadi berangkat sekolah, kini wajah Soomin sudah segar untuk dilihat. Menangkup wajah di atas meja menggunakan kedua tangan, gadis itu tersenyum sendiri membayangkan bagaimana tadi ketika dirinya turun dari motor Jaehyun, tak sengaja melihat Jimin keluar dari mobil dengan begitu tampan dan gagah.
"Ngapain lo senyum-senyum sendiri kaya orang stress?"
Si ketua murid yang biasa datang ketika kelas sudah penuh itu terheran tatkala melihat sang teman sebangku tersenyum sendiri.
Soomin menyengir. "Tadi gue liat Pak Jimin di parkiran ganteng banget."
Soobin yang mendengar jawaban itu menggeleng tak habis pikir lalu menarik kursi untuk duduk di tempatnya, samping Soomin.
"Lo beneran suka sama Pak Jimin?" tanya remaja pria itu sambil melepas tas hitam selendangnya yang kemudian dia taruh di atas meja.
Tanpa ragu Soomin mengangguk mantap. "Iya."
"WOAH GILA," teriak seorang pria tak menyangka. Bukan, bukan Soobin, melainkan salah seorang teman kelas mereka yaitu Daehwi yang tak sengaja mendengar percakapan mereka.
"JADI SOOMIN SUKA SAMA PAK JIMIN?" teriaknya lagi.
Satu kelas yang mendengar itu menoleh pada mereka membuat Soobin dan Soomin yang ditatap terdiam kaku.
Brakk!!
Gebrakan meja dari tangan Soomin menggema dalam kelas yang tiba-tiba menjadi sunyi. Perempuan itu pikir dirinya tidak bisa jika hanya diam saja, dia harus memarahi oknum yang membuat semua orang tahu akan rahasianya.
"SIA DAEHWI GANDENG, HAYANG KU AING TALAPUNG?!" pekik si gadis Bandung menggunakan bahasa daerahnya.
"YEUH TALAPUNG YEUH, TEU SIEUN," jawab remaja yang berasal dari kota Tasikmalaya itu dengan wajah menantang.
Soobin yang berdiri di antara mereka merasa kesal karena diteriaki. "Udah woy berisik, telinga gue sakit!!" sentaknya sebari menutup kedua telinga.
Yang lain diam, tak mengerti apa arti dari kalimat yang mereka lontarkan teriak satu sama lain.
"AING MAUNG, NGGG NGGG...." Haechan ikut bersuara tak jelas, menyakar-nyakar pelan pundak Renjun yang disebelahnya.
Renjun menatap Haechan aneh. "Lo ngerti?"
Haechan menggeleng polos "Kagak," jawabnya membuat Renjun ingin mengumpati.
Soomin yang awalnya berdiri kini kembali duduk dengan nafas panjang keluar dari mulut. "Tau ah gue marah," ucapnya tak bercanda.
Soobin yang tadi ikut berdiri sekarang juga ikut kembali duudk seperti Soomin. "Gak sopan lo nguping omongan orang," cibirnya pada Daehwi.
Daehwi cemberut seraya mendengus, sebenarnya dia juga tak berniat untuk menguping atau berteriak. "Ya maap, gue tadi cuma lewat terus ngga sengaja denger, dan reflek gue teriak," jelasnya, merasa bersalah juga.
Soomin diam, memikirkan hal apa saja yang akan terjadi ke depannya karena sekarang sudah dipastikan semua teman satu kelas tahu akan dirinya yang menyukai guru sendiri. Apakah mereka akan memberitahu perihal ini kepada guru matematika itu?
"Ini beneran Soomin suka sama Pak Jimin?" tanya Yeonjun dan semua orang juga terlihat ingin bertanya begitu.
Soomin menatap mereka semua ragu, dan berpikir mungkin tidak apa jika dia harus berkata jujur. "I-iya " jawabnya dan nampak raut wajah beberapa orang di sana terlihat sedikit terkejut.
"Tapi gue minta tolong, jangan ada yang bilang sama siapa-siapa lagi, apalagi Pak Jiminnya," pinta Soomin kemudian, memohon dan semua orang dalam kelas pun mengangguk membuat Soomin sedikit tenang.
***
Waktu istirahat tiba namun Soomin yang biasanya paling bersemangat pergi ke kantin kini merasa tidak ada nafsu untuk makan apapun, sehingga Soomin memutuskan untuk datang ke perpustakaan, hitung -hitung ngadem ah.
Baru saja tungkainya hendak memasuki ruangan penuh buku tersebut namun, suara ponsel diiringi getaran yang ada di saku rok membuat rasa geli pada pahanya. Soomin pun mengangkat panggilan yang ternyata dari Mamahnya.
"Hallo, Mah?"
"Soomin, kamu nanti pulang sekolah langsung pulang ya ke rumah!"
Suara disebrang sana cukup terdengar lembut namun menuntut seperti tak mau dibantah, membuat Soomin heran karena biasanya wanita yang kerap ia sapa Mamah itu tak biasa begitu.
"Emang ada apa, Mah?"
"Nanti aja mamah omongin di rumah, pulangnya bareng sama Jaehyun ya, tadi mamah juga udah bilang sama kakak kamu."
Soomin diam, ada rasa mengganjal dalam batinnya. Kok perasaan gue gak enak?
"Iya nanti aku langsung pulang."
"Mamah tunggu, cepetan ya."
Sambungan panggilan berakhir yang dimatikan oleh sang ibu membuat Soomin bertanya-tanya ada apa sebenarnya?
"Mamah kenapa sih?" gumam Soomin sangat penasaran hingga tak sadar berjongkok di dekat pintu perpustakaan untuk berpikir mengapa Mamahnya menyuruh dia cepat pulang?"Ngapain jongkok disitu?" tanya seorang pria bersuara berat membuat Soomin sadar dari lamunan kemudian mendongkak. Setelah melihat wajahnya Soomin terkejut.
"Eh?"
Terima kasih
*
*@_siteuraa
Don't forget to
Vote and CommentThank you again
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Love : LDM
Fanfic[On Going] Ketika kamu mencintai seseorang namun nyatanya dia mencintai orang lain Cover by graphic_cii