43. Lee Dongmin

7 1 0
                                    

Duk

"Aww."

Tepat di kepala Eunwoo bola basket besar itu memantul hingga menimbulkan bunyi. Eunwoo berjongkok sambil tangannya mengusap-usap kepala sendiri. Matanya terpejam merasakan sedikit pusing akibat benturan tadi.

"ADUH KAK EUNWOO MAAP..... " Seorang wanita masih berpakaian seragam sekolah berlari menghampiri Eunwoo yang tengah berjongkok di sisi lapangan basket.

Tadi ketika Soomin sedang mencoba memasukkan bola ke dalam ring, bola tersebut malah memantul ke samping lapangan tepat di mana Eunwoo sedang berdiri mengawasi gadis tersebut.

Terhitung sudah satu bulan berlalu, kini Soomin dan Eunwoo menjadi semakin dekat karena hal-hal yang mereka lalui bersama tanpa terpikirkan sebelumnya.

Contohnya seperti saat ini, Eunwoo selalu meminta Soomin untuk menemaninya bermain basket. Lelaki itu selalu menyalurkan rasa penat dengan berolahraga kesukaannya, ditambah ada Soomin yang menemani membuat rasa stres Eunwoo cepat hilang.

Soomin juga tidak keberatan jika Eunwoo memintanya untuk menemani, toh dia sendiri nyaman bersama pria itu.

"Kak Eunwoo maap," lirih Soomin merasa bersalah dengan apa yang ia perbuat walau tak sengaja. Sekarang gadis itu tengan berdiri memandang Eunwoo yang sedang meringis kesakitan.

Eunwoo mendelik sebentar sebelum akhirnya meringis lagi. "Sakit tau," ungkapnya bernada sebal.

"Lagian salah kak Eunwoo sendiri, suruh siapa maksa aku buat masukin bola ke ring, kan udah tau aku gak bisa," oceh Soomin tak kalah kesal.

"Udah gak usah ngomong lagi, mending usap-usap!" perintah Eunwoo menujuk kepalanya sendiri.

Dengan malas Soomin mengusap-usap tak beraturan rambut hitam tebal nan wangi vanila milik Eunwoo sambil masih berdiri.

"Bukan gitu Soomin!"

Soomin menghela nafas pelan mencoba untuk sabar. "Terus gimana?"

Eunwoo meraih tangan Soomin untuk menuntunnya mengusap-usap kepala pria itu dengan lembut dan perlahan. "Gini, kaya kamu lagi ngasih kasih sayang buat anak kamu," tutur Eunwoo yang dituruti saja oleh Soomin, dan sekarang gadis itu ikut berjongkok untuk mempermudah aktivitasnya.

Eunwoo terkekeh akan Soomin yang mau-mau saja diperintah. "Gak nyangka deh," celetuk Eunwoo membuat Soomin mengerutkan dahi. "Gak nyangka apa?"

"Kita ketemu lagi," lanjut Eunwoo.

Soomin masih setia mengusa-usap bahkan sesekali memainkan rambut Eunwoo. "Kak Eunwoo kalo ngomong suka ngelantur," ucap Soomin.

"Emang kamu gak inget aku?"

"Hah? Apasih gak paham."

"Waktu pertama ketemu di SMA ini emang kamu gak inget siapa aku?" tanya Eunwoo lagi membuat Soomin mendengus.

"Enggak tuh," jawabnya singkat berharap Eunwoo mengakhiri pertanyaan anehnya ini.

"Kalo sama Lee Dongmin inget gak?"

Seketika Soomin menghentikan kegiatannya mengelus rambut Eunwoo. Saat nama itu disebut, Soomin merasa tak asing namun ia juga tak ingat.

"Lee Dongmin?" tanya Soomin memastikan dirinya tak salah dengar.

Eunwoo mengangguk. "Bocah yang nangis di perosotan."


FlashBack

"Hey minggir! Aku mau main serodotan!" Seorang gadis kecil yang dikucir dua tengah berteriak dari atas perosotan pada anak laki-laki yang duduk di ujung bawah perosotan.

Journey of Love : LDMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang