36. Nangis

20 4 15
                                    

Dengan langkah tergesa-gesa, Eunwoo memasuki Rumah mewah yang terlihat sangat sepi dan sunyi.

Di dalam, ia langsung mendapat sambutan kegelapan, karena memang tidak ada lampu yang menyala untuk menerangi. Eunwoo berjalan perlahan untuk mencari saklar lampu di dinding, saat berhasil menemukan, Eunwoo menekan tombol saklar itu.

Ketika lampu menyala menerangi ruangan yang sangat luas, kedua matanya dengan bebas mengarahkan pandangan ke seluruh penjuru. Namun dia tidak menemukan adanya orang di ruagan itu.

Hanya suara detak jarum jam yang terdengar menggema di telinga Eunwoo, membuatnya semakin merasa khawatir.

Eunwoo kemudian menaiki tangga dengan langkah cepat, tujuannya sekarang adalah Kamar wanita tercinta yang berada di lantai dua.

Cklekk..

"MAMAHHH," panggil Eunwoo berteriak dengan suara berat ketika memasuki Kamar itu.

Wanita paruh baya yang hampir saja pergi ke alam mimpi itu tersentak kaget, dan langsung bangun terduduk. "Ya ampun ... Kamu ngagetin aja, mau buat Mamah mati karena jantungan?"

Tanpa menghiraukan kekesalan Mamahnya, Eunwoo jalan menghampiri lalu memeluk wanita yang tengah menggunakan piama biru dongker itu.

"Mamah gak kenapa-napa kan?" tanya Eunwoo dengan raut wajah khawatir, lalu melepaskan pelukanya dan duduk di sisi ranjang.

Wanita itu menggeleng kecil. "Gapapa," jawabnya sambil tersenyum meyakinkan. Senyuman yang sangat manis, membuat siapa pun akan tenang jika melihat.

Di usianya yang sudah menginjak kepala 4, dia memiliki wajah 10 tahun lebih muda dari umurnya. Tak heran jika banyak duda kaya mengincar dirinya.

"Terus kenapa Mamah nelpon aku?" tanya Eunwoo dengan sebal.

"Emang gak boleh? Kan Mamah kangen sama kamu." jawabnya sedikit kecewa.

"Bukannya gitu Mah, tapi aku khawatir. Aku gak jawab panggilan Mamah tadi, jadi aku pikir Mamah telpon karena ada apa-apa." jelas Eunwoo lalu kembali memeluk Mamahnya. "Aku takut Mamah kenapa-napa." ujar Eunwoo sambil menngendus-ngendus di leher sang Ibu.

Mamah Eunwoo tak menjawab, ia hanya terkekeh melihat anak laki-lakinya bertingkah seperti ini.

Siapa sangka seorang Cha Eunwoo salah satu most wanted di Sekolah yang terkenal akan sikap dinginnya pada orang-orang,  ternyata jadi sangat manja jika sedang bersama Ibunya.

Dia akan bersikap manja hanya pada Ibunya, dan juga mungkin kepada istrinya nanti.

Mamah Eunwoo mengusap-usap surai anaknya yang lembut nan wangi vanila itu. "Iya nanti lagi Mamah gak bakal buat kamu khawatir."

Eunwoo melepaskan pelukannya. "Mamah udah minum obat?" tanya dia dan Mamahnya mengangguk.

"Mah ..." lirih Eunwoo pelan.

"Hmm?"

"Sebenernya aku disuruh--Ah lebih tepatnya dipaksa kuliah di Amerika sama Papah," tuturnya sedikit mendengus sebal.

"Di Harvard?" tanya Mamahnya memastikan, dan Eunwoo mengangguk sebagai jawaban.

Mamah Eunwoo menyatukan alisnya merasa bingung. "Lho ...? Bukannya dulu juga waktu tinggal di Amerika, kamu ngomong pengen kuliah di sana?"

Eunwoo membuang nafas pelan. "Itu dulu,  sekarang udah gak tertarik. Aku males kalo harus beradaptasi lagi, belum cara daftar ke Harvard tuh ribet, mana seleksinya ketat."

Mamah Eunwoo tersenyum. "Coba aja dulu, Mamah yakin kamu bisa. Papah nyuruh kamu kuliah di sana,  karena dia ingin yang terbaik buat kamu, dia itu sayang sama kamu nak," ucap Mamah Eunwoo menepuk-nepuk pelan pundak anaknya.

Journey of Love : LDMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang