10. Kain Pellan

25 11 0
                                    

Ckkitt ....

Dughh

Suara helm Soomin dan helm Jaehyun beradu kencang terdengar jelas.

"BISA BAWA MOTOR NGGA SIH LO?! NAPA NGEREM NGEDADAK?!!" pekik Soomin sambil menoyor kepala jaehyun yang memakai helm dari belakang.

Jaehyun tak menghiraukan pekikkan adiknya, dia malah diam seperti sedang mengingat sesuatu. "Min turun!" titah Jaehyun kemudian.

"Lah Itu nangung dah deket, ngapain lo nyuruh gue turun disini?" heran Soomin.

Jaehyun membuang nafas kasar lalu menatap tajam Soomin dari pantulan kaca spion motor. "Buruan turun! Gue lupa bawa laptop, harus puter balik ngambil ke rumah," jelasnya tegas.

"Oalah gitu, yodah bentar, sabar-sabar nih gue turun." Perlahan Soomin turun dari motor tinggi Jaehyun.

Melihat ke belakang, Jaehyun berdecak kesal karena Soomin turun dari motornya lama. "Ck lelet banget sihh lo," cibrinya.

Tanpa ragu gadis itu menepuk bahu Jaehyun sangat keras. "YA SEBENTAR ATUH JUNG JAEHYUN, UDAH TAU MOTOR LO TINGGI, KALO GUE JATOH GIMANA?!!" teriak Soomin dari belakang Jaehyun yang masih turun perlahan karena takut roknya tersangkut.

Setelah Soomin sudah turun dari motor, Jaehyun langsung balikin arah motor ke jalan sebrang sana.

"BAWA AJA HELMNYA," teriak Jaehyun kemudian langsung pergi membuat Soomin mengumpatinya terus-terusan.

***

Sendirian berjalan di koridor yang masih sepi nan sunyi, Soomin mengelus-ngelus tengkuknya karena merasakan hawa aneh di sekitar yang membuatnya kemudian cepat berlari menuju kelas.

Sampai di kelas, dan ternyata sama saja karena di situ juga masih sepi, hanya ada satu lelaki yang duduk di ujung bangku ruangan sebaris dengan bangkunya. Tapi tidak apa, setidaknya Soomin tak sendirian.

Jujur saja, Soomin belum mengenal dia karena dari kemarin pria itu tidak banyak bicara seperti yang lainnya sehingga agak canggung untuk mengajaknya berkenalan.

Sebelum duduk di bangkunya Soomin menatap laki-laki itu yang kebetulan dia juga balik menatap Soomin, tapi tidak berlangsung lama karena si pria memutuskan kontak mata duluan dan lanjut membaca bukunya.

Anak rajin, batin Soomin berdecak kagum dalam hati. Kemudian dia duduk di bangkunya sambil memasang earphone di telinga untuk menghilangkan rasa bosan.

"HAAAA ASTAGFIRULLAH KALIAN NGAPAIN BERDUA-DUAAN?" teriak Haechan yang baru datang berdiri di ambang pintu.

Soomin spontan melepas kedua earphone-nya dan menatap jengkel orang yang barusan berteriak.

Haechan, Jaemin, Jeno, dan Renjun yang baru masuk kelas kemudian duduk di bangkunya masing-masing. Kebetulan bangku mereka dan bangku Soomin berdekatan.

Haechan yang duduk bersama Renjun, dan bangku mereka ada tepat di belakang bangku Soomin. Sementara Jeno dan Jaemin bangku barisan sebelah tapi sejajar dengan bangku Haechan.

"Hahh? Gue?" tanya Soomin memastikan, menunjuk dirinya sendiri sambil berbalik badan untuk menatap lawan bicara yang duduk di belakangnya.

Journey of Love : LDMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang